Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

E-Referral System Modeling Using Fuzzy Multiple-Criteria Decision Making Gandung Triyono; Sri Hartati; Reza Pulungan; Lutfan Lazuardi
Indonesian Journal of Electrical Engineering and Computer Science Vol 11, No 2: August 2018
Publisher : Institute of Advanced Engineering and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/ijeecs.v11.i2.pp475-486

Abstract

Currently, the quality of health services in Indonesia is getting better. However, the referral system still has some problems. The first is the difficulty in determining the referral hospital by the condition of the patient. The second is the different parameters used to determine the referral hospitals between countries. Based on those problems, it is necessary to improve the ability of the current referral system. This study developed a reference system model for assessing the suitability of the patient's background with the referral hospital. Some of the methods used are restful on web service technologies for information exchange between primary health care doctors and referral hospitals, Fuzzy Multiple-Criteria Decision Making (FMCDM) to determine the ranking of referral hospitals that fit the patient's background. The result of this study is an intelligent system model to get the referral hospital that fit the patient's background.
Analisis Distribusi Spasial Kematian Ibu di Kabupaten Banjarnegara Tahun 2011 – 2013 Aji Setiawan; Lutfan Lazuardi; Mohammad Hakimi
Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat Vol 1, No 3 (2016)
Publisher : Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jisph.5964

Abstract

Latar Belakang: Ketersediaan fasilitas kesehatan sudah cukup merata di hampir semua wilayah Kabupaten Banjarnegara. Selain itu pencapaian target kegiatan program KIA selalu meningkat setiap tahunnya. Akan tetapi angka kematian ibu masih menjadi masalah di Kabupaten Banjarnegara.  Tujuan: Mengetahui gambaran spasial kematian ibu di Kabupaten Banjarnegara dan hubungan faktor risiko yang mempengaruhinya khususnya yang terkait dengan aksesibilitas fasilitas kesehatan. Metode: Jenis penelitian  analitik dengan menggunakan desain kasus kontrol, mempelajari distribusi kasus kematian ibu dengan menggunakan SIG. Populasi penelitian adalah seluruh kasus kematian ibu dan ibu pasca melahirkan yang tidak meninggal di Kabupaten Banjarnegara dari tahun 2011 sampai 2013. Sampel berjumlah 108 terdiri dari 54 kasus dan 54 kontrol. Analisis spasial menggunakan Average Nearrest Neighbor. Analisis data bivariat menggunakan uji Chi-Square dan analisis multivariat menggunakan uji Regresi Logistik serta besar risiko menggunakan Odds Ratio.  Hasil: Kasus kematian ibu dan fasilitas kesehatan memiliki pola menyebar. Perhitungan statistik menunjukkan bahwa pendapatan memiliki hubungan  (OR=4,59;p=0,00), domisili tidak memiliki hubungan (p=0,43) dan jarak memiliki hubungan tetapi sebagai faktor protektif (OR=0,32;p=0,01). Kesimpulan: Kasus kematian ibu dan fasilitas kesehatan menyebar rata tidak mengelompok. Tingkat ekonomi memiliki hubungan dengan kematian ibu. Domisili tidak memiliki hubungan dengan kasus kematian ibu. Jarak fasilitas kesehatan memiliki hubungan dengan kasus kematian ibu tetapi sebagai faktor protektif (pelindung). Rujukan terpusat pada rumah sakit umum daerah.
Pentingnya Renstra SI/TI sebagai Acuan Pengembangan SI/TI (Studi Kasus : Rumah Sakit Grand MEDISTRA Lubuk Pakam) Irmayani Irmayani; Eko Nugroho; Lutfan Lazuardi
Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jisph.6535

Abstract

Latar belakang : Sistem informasi berkontribusi meningkatkan kualitas pelayanan pasien, efisiensi operasional, dan kepuasan pasien. Dengan SI/TI monitoring, koordinasi, dan pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan efektif. Hal tersebut bisa dicapai ketika organisasi memiliki suatu perencanaan yang jelas pada organisasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pentingnya renstra SI/TI sebagai acuan pengembangan SI/TI di RS. Grand MEDISTRA Lubuk Pakam. Metode : Penelitian dilakukan dengan metode collaborative action research. Penelitian dilakukan di RS. Grand MEDISTRA Lubuk Pakam. Penelitian melibatkan 23 orang yang terdiri dari pengguna langsung maupun pengguna tidak langsung. Pengumpulan data dilakukan dengan cara  melakukan wawancara mendalam, Focus Group Discussion (FGD), observasi dan telah dokumen. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwasannya pentingnya penyusunan renstra SI/TI yang digunakan sebagai acuan dalan pengembangan SI/TI sehingga pengembangan SI/TI memiliki arahan.Kesimpulan : Disarankan kepada RS. Grand MEDISTRA Lubuk Pakam untuk menyusun Renstra SI/TI.
Persepsi Petugas Kesehatan Terhadap Peran Rekam Medis Elektronik Sebagai Pendukung Manajemen Pelayanan Pasien Di Rumah Sakit Panti Rapih Amrina Rosyada; Lutfan Lazuardi; Kusrini Kusrini
Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jisph.6659

Abstract

Latar Belakang:. Institute of Medicine merekomendasikan rekam medis elektronik (RME) sebagai pendukung manajemen pelayanan kesehatan pasien. Namun adopsi rekam medis elektronik saat ini hanya mencapai rata-rata pada 50% yang artinya rekam medis elektronik tidak dimanfaatkan secara maksimal fungsi dan fiturnya hanya untuk kebutuhan administrasi dan finansial rumah sakit. Memahami pandangan petugas kesehatan mengenai RME berpengaruh penting pada kesuksesan implementasi.Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi kasus deskriptif dengan lokasi rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta. Penelitian dilakukan dengan metode wawancara mendalam, observasi serta penyebaran kuesioner. Hasil: Masih terdapat masalah pada tingkat input dan proses dimana input data rekam medis yang lengkap masih sulit dan pada proses masih terdapat error yang mengganggu pelayanan. Berdasarkan kerangka UTAUT, masalah ini termasuk kategori kondisi fasilitas. Aspek ini memiliki korelasi yang kuat terhadap persepsi penggunaan (r= 0.78; p-value= 0.001). Persepsi penggunaan ini memiliki korelasi dengan persepsi kebermanfaatan (r=0.459 ;p-value= 0.047). Setelah itu, persepsi kebermanfaatan yang mempengaruhi perilaku penggunaan atau penerimaan (r= 0.569; p-value= 0.000) sehingga hubungan ini membentuk suatu alur.Kesimpulan: Untuk meningkatkan adopsi RME secara penuh aspek perilaku penggunaan atau penerimaan harus ditingkatkan. Aspek ini ditingkatkan dengan memperbaiki alur faktor yang mempengaruhinya 
Social Media User X's Sentiment Towards Omnibus Health Law in Indonesia Muhammad Yogie Prastowo; Lutfan Lazuardi; Susi Ari Kristina
Indonesian Journal of Global Health Research Vol 6 No 5 (2024): Indonesian Journal of Global Health Research
Publisher : GLOBAL HEALTH SCIENCE GROUP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/ijghr.v6i5.3605

Abstract

The Health Omnibus Law aims to reform the health sector. Prior to its enactment, public responses emerged in various forms, one of which was by expressing opinions on X social media. Objective: This study aims to determine public sentiment towards the Omnibus Health Law and its behaviour based on speech act theory. Method: Qualitative data was obtained retrospectively by means of text mining or extracting tweets using the hashtags #UUKesehatanOmnibuslaw and #UUKesehatan. From a total of 1,960 sent from 11 July to 31 August 2023, descriptive research was carried out with a qualitative approach on these tweets. Then classify sentiment using the Naïve Bayes algorithm and classify using speech act theory analysis. Results: 1,960 tweets were found that met the criteria. The results showed that neutral sentiment (94.13%) dominated the tweets compared to negative sentiment (3.16%) and positive sentiment (2.70%). There were 9 themes found in the tweets, with the dominant theme being ‘laws and government’. Conclusions: The results showed that the majority of tweet users were assertive and gave 'statements’ in response to the omnibus health law
Implementasi Kebijakan Subsidi Pelayanan Kesehatan Dasar Terhadap Kualitas Pelayanan Puskesmas di Kota Singkawang R. Hendri Apriyanto; Tjahjono Kuntjoro; Lutfan Lazuardi
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 2, No 4 (2013): December
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.09 KB) | DOI: 10.22146/jkki.v2i4.3202

Abstract

Background: Health sector is inseparable from thedecentralized system of local autonomy. Health sector is aresponsibility of the local government, even though it isfrequently included in the political policies of a leader. Thedirection of healthcare service development, particularly atthe level of Health Center, has been maintained in the Mayor'sDecree of Singkawang No. 82/2009 on the subsidiary ofhealthcare in Kota Singkawang.Objective: To find out the quality of healthcare at the HealthCenters in relation to the primary healthcare subsidy based onthe perception of society, control/supervision of Local HealthOffice, management, service time, service capacity/type, andattitude of the health center staffs.Method: A descriptive research with case study design wasconducted in three Health Centers: Singkawang Tengah, SingkawangTimur, and Singkawang Utara Health Centers. Subjectsof the research were 15 health staffs and 111 patients.The data were collected using questionnaire, observation, andinterviews.Results: The research found a score of 3.3 for the healthcarein Singkawang Tengah, Singkawang Timur, and SingkawangUtara Health Centers. It means that the Health Center providedrelatively high quality healthcare. From the Reliability dimension,a score of 2.92 was found for Point 2 quick examinationservice with reference to the standard procedure and a scoreof 2.97 for Point 5, the timeliness of healthcare. From the Responsivenessdimension, a score of 2.77 was found for Point 3– the patients did not wait long to get the healthcare service –and a score of 2.94 for Point 4 – the working hour of the HealthCenter. Qualitative analysis showed that the Local Health Officecontrolled/supervised the Health Centers by means of utilization/visit reports and management. It was found that servicetime was frequently ignored and that service type/capacity atthe Health Centers was constrained by the availability of reagentsand medication. The health staffs tended to ignore servicequality and time and there was an indication of deviation inthe utilization/visit reports sent by the Health Centers.Conclusion: The Local Health Office did not have adequatetools to control/supervise the Health Centers, as evident fromthe aspect of management, service time, service type/capacity,and health staff attitude. Procurement of healthcare supplieswas hampered by bidding process and the health staffs needcontinuous training and development.Keywords: Health Office, Health Centers, Public Perception,and Healthcare quality
Kepuasan Terhadap Layanan Aplikasi PACS Online di RS National Hospital Surabaya Yohanes Yohanes; Lutfan Lazuardi
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 11, No 1 (2022): March
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkki.69737

Abstract

Latar belakang: Aplikasi PACS online merupakan aplikasi yang digunakan oleh RS. National Hospital Surabaya untuk menyimpan data gambar digital Radiologi yang dapat diakses oleh internal rumah sakit dan pasien. Penerapan aplikasi PACS online di RS. National Hospital Surabaya belum maksimal dikarenakan penggunaan pasien masih 50-60%, maka dari itu perlu dilakukan penelitian tentang kepuasan layanan aplikasi PACS online di RS. National Hospital Surabaya.Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengambarkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan terhadap layanan aplikasi PACS online di RS. National Hospital Surabaya.Metode: Metode untuk penelitian ini menggunakan teori HOT-Fits dan merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan Mixed Method Research (KUANTITATIF dan kualitatif).Hasil: Populasi penelitian ini adalah pengguna aplikasi PACS online di RS. National Hospital, dengan jumlah sampel 133 responden yang mengisi kuesioner dan 10 responden yang diwawancarai. Hasil penelitian dengan korelasi menunjukkan ada hubungan antara kualitas sistem dengan kepuasan pengguna, kualitas informasi dengan kepuasan pengguna, kualitas layanan dengan kepuasan pengguna dan ada hubungan secara simultan kualitas layanan, kualitas informasi, dan kualitas layanan dengan kepuasan pengguna aplikasi PACS online di RS. National Hospital Surabaya.Kesimpulan: Hasil penelitian dengan analisis regresi linier berganda menunjukkan ada pengaruh secara simultan kualitas sistem, kualitas informasi, dan kualitas layanan dengan kepuasan pengguna aplikasi PACS online di RS. National Hospital dengan nilai sebesar 84,3%. Sedangkan sisanya (100% - 84,3% = 15,7%) dipengaruhi oleh variabel lain di luar persamaan regresi ini atau variabel yang tidak diteliti. Saran yang diberikan yaitu memonitoring dan mengevaluasi kepuasan pengguna aplikasi PACS online, mengevaluasi dan menerapkan masukkan dari pengguna aplikasi PACS online, dan pengoptimalan dukungan manajemen puncak dalam evaluasi penerapan aplikasi PACS online.
Analisis Program Telekolekting di BPJS Kesehatan KC Muara Bungo Tahun 2022 Permata Sari; Lutfan Lazuardi
Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia Vol 11, No 3 (2022): September
Publisher : Center for Health Policy and Management

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jkki.76225

Abstract

Latar Belakang: Kolektibilitas iuran peserta segmen PBPU dan BP di BPJS Kesehatan KC Muara Bungo adalah 67,44% yang merupakan kolektibilitas terendah dibanding segmen lain. Telekolekting merupakan salah satu program yang bertujuan untuk memberikan informasi tagihan iuran kepada peserta PBPU menunggak via telepon. Dengan telekolekting diharapkan peningkatan kolektibilitas iuran peserta PBPU. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pelaksanaan program telekolekting sebagai upaya peningkatan kolektibilitas iuran peserta PBPU di BPJS Kesehatan KC Muara Bungo. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Peneliti menggunakan purposive sampling dengan subjek penelitian berjumlah 12 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan telaah dokumen. Hasil: Prosedur telekolekting dimulai dari tahap persiapan, aktivitas telekolekting, monitoring dan evaluasi. Monitoring masih belum optimal dilaksanakan. Kendala pelaksanaan telekolekting terdiri dari kendala SDM, kendala sarana prasarana, kendala aplikasi, kendala data dan kendala peserta. Beberapa PTT telekolekting belum mendapatkan pelatihan dasar telekolekting, penempatan ruangan yang masih belum sesuai memerlukan perhatian dari KC Muara Bungo. Kolektibilitas Iuran KC Muara Bungo mengalami peningkatan setelah dilaksanakan telekolekting oleh PTT telekolekting. Kesimpulan: Terdapat peningkatan kolektibilitas iuran sejak dilakukan telekolekting oleh PTT telekolekting  BPJS Kesehatan KC Muara Bungo namun perlu dilakukan monitoring secara konsisten dan peningkatan kompetensi PTT telekolekting agar program telekolekting lebih optimal. ABSTRACT Background: The collectibility of contributions for PBPU and BP segment participants in BPJS Kesehatan KC Muara Bungo is 67.44%, which is the lowest collectibility compared to other segments. Telecollective is one of the programs that aims to provide information on contribution bills to PBPU participants in arrears via telephone.  With telecollective, it is expected to increase the collectibility of pbpu participants' dues.  Objective: This study aims to explore the implementation of the telecollecting program as an effort to increase the collectibility of PBPU participants' contributions at BPJS Kesehatan KC Muara Bungo.  Methods: This study is a qualitative descriptive study. Researchers used purposive sampling with 12 study subjects. Data collection was carried out by in-depth interviews and document reviews.  Results: Prosedur telecollecting starts from the preparation stage, telecollecting activities, monitoring and evaluation. Monitoring is still not optimally implemented. The obstacles to the implementation of telecollecting consist of HR constraints, infrastructure constraints, application constraints, data constraints and participant constraints. Some telecollecing PTTs have not received basic telecollecting training, the placement of rooms that are still not suitable requires attention from KC Muara Bungo. The collectibility of Muara Bungo KC dues has increased after being carried out telecollecting by PTT telecollecting. Conclusion: There has been an increase in the collectibility of contributions since telecollecting was carried out by PTT telecollecting BPJS Kesehatan KC Muara Bungo but it is necessary to monitor consistently and improve the competence of telecollecting PTT so that the telecollectic program is more optimal.