Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Integrasi data berbasis program kesehatan di dinas kesehatan daerah istimewa yogyakarta niko tesni saputro
Jurnal Sistem Informasi Kesehatan Masyarakat Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Minat Sistem Informasi Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jisph.44495

Abstract

Latar Belakang: Disintegrasi data kesehatan masih terjadi tidak hanya di tingkat pusat, melainkan juga di tingkat provinsi hingga kabupaten/kota, termasuk di dinas kesehatan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Disintegrasi data bisa berdampak terhadap kualitas kebijakan kesehatan yang dihasilkan, maka perlu dilakukan integrasi data. WHO menyerukan penggunaan data repository untuk integrasi data. DHIS2 hadir sebagai data repository yang dapat memenuhi kebutuhan daerah dan pusat. Belum pernah dilakukan penelitian terkait integrasi data berbasis program kesehatan di dinas kesehatan di Daerah Istimewa Yogyakarta, khususnya menggunakan aplikasi DHIS2.Tujuan: Mengeksplorasi proses integrasi data berbasis program kesehatan di dinas kesehatan tingkat provinsi maupun kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta.Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian action research. Penelitian ini dilakukan di Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta, juga termasuk dinas kesehatan kabupaten/kota di Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2018 - Februari 2019.Hasil: Rangkaian kegiatan integrasi data menggunakan aplikasi DHIS2 dilaksanakan dengan melibatkan pengelola program kesehatan di masing-masing dinas kesehatan dalam tiga tahapan kegiatan, meliputi: tahapan sosialisasi, pelatihan dan analisis kebutuhan, tahapan pengembangan dan tahapan diseminasi dan evaluasi. Sumber data yang terkumpulkan pada tahapan analisis kebutuhan, sosialisasi dan pelatihan meliputi KIA, Gizi, Surveilans, SDMK, Promkes, Keswa, LB1 dan LB4, Imunisasi, Diare, ISPA dan DBD. Masih ada kendala teknis yang apabila tidak diatasi, maka akan menambah waktu yang diperlukan untuk integrasi data menggunakan aplikasi DHIS2, yakni tata desain formulir pelaporan rutin belum terstandar. Kendala non-teknis yang utama yakni terkait standarisasi dan regulasi tertulis yang mengatur tentang integrasi data.Kesimpulan: Integrasi data berbasis program kesehatan di Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta dilaksanakan melalui strategi berupa pelaksanaan pertemuanpertemuan dalam rangkaian kegiatan integrasi data menggunakan aplikasi DHIS2. Terdapat kendala-kendala pada pelaksanaan kegiatan integrasi data menggunakan aplikasi DHIS2 yang dapat dikelompokkan menjadi kendala teknis dan kendala non-teknis. Solusi untuk masing-masing kendala pada pelaksanaan kegiatan integrasi data menggunakan aplikasi DHIS2 perlu dilakukan. Diperlukan peningkatan atau perbaruan strategi integrasi data yang dapat dilakukan pada siklus selanjutnya. Kata Kunci: Integrasi, Program Kesehatan, DHIS2
Tantangan penerapan Peraturan Presiden nomor 82 tahun 2018 dalam mendukung sistem informasi surveillans di dinas kesehatan Niko Tesni Saputro; Mardiansyah Mardiansyah
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 34, No 11 (2018): Proceedings of the 4th UGM Public Health Symposium
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (906.572 KB) | DOI: 10.22146/bkm.40585

Abstract

Mengenal DHIS2: platform integrasi data Niko Tesni Saputro; Lutfan Lazuardi
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 35, No 4 (2019): Proceedings the 5th UGM Public Health Symposium
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1125.885 KB) | DOI: 10.22146/bkm.44833

Abstract

Latar Belakang: Disintegrasi data kesehatan terjadi tidak hanya di tingkat pusat, melainkan juga provinsi hingga kabupaten/kota. Hal tersebut bisa berdampak terhadap kualitas kebijakan kesehatan yang dihasilkan, maka perlu dilakukan integrasi data. WHO menyerukan penggunaan data repository untuk integrasi data. DHIS2 hadir sebagai platform data repository yang dapat memenuhi kebutuhan pusat dan daerah.Tujuan: Mengenal DHIS2 sebagai platform data repository untuk integrasi data.Konten: DHIS2 merupakan alat generik dengan basisdata pra-konfigurasi, model metadata terbuka dan desain antarmuka yang fleksibel, sehingga memungkinkan pengguna untuk merancang konten dari sistem informasi tertentu tanpa memerlukan pemrograman. DHIS2 sangat fleksibel sehingga orang yang melakukan kustomisasi dapat dengan mudah mengubah proses bisnis dalam sistem tersebut sesuai kebutuhan. DHIS2 mempunyai struktur what, where dan when, yang dalam aplikasi, what ditunjukkan dengan data element, where ditunjukkan dengan organisation unit dan when ditunjukkan dengan periods. DHIS2 memungkinkan pengguna untuk menentukan indikator, menggabungkan data element ke dalam formula, laporan, tabel dan grafik untuk dianalisis. DHIS2 juga dapat menghasilkan dashboard data terintegrasi sehingga membantu pembuatan kebijakan kesehatan.Hasil: DHIS2 telah diterapkan di beberapa negara, seperti Ethiopia, Uganda, Botswana, Iran, Kenya, Zanzibar, dan negara lainnya. Secara umum, DHIS2 mampu mengintegrasikan berbagai sumber data kesehatan potensial untuk berbagai program kesehatan dengan berbagai metode pencatatan dan pelaporan, baik berbasis web, Excel maupun kertas. Selain itu, data dapat diakses lebih mudah, mencakup semua kebutuhan indikator kesehatan dan dapat dipantau serta dianalisis sampai tingkat komunitas (puskesmas). Sebagai upaya mengatasi disintegrasi data kesehatan, Kementerian Kesehatan berusaha menerapkan Aplikasi Satu Data Kesehatan (ASDK), menggunakan platform DHIS2. Kementerian Kesehatan telah mengadopsi DHIS2 sejak tahun 2016. Melalui penerapan ASDK, maka seluruh kabupaten/kota di Indonesia menggunakan DHIS2. Kementerian Kesehatan melaksanakan roll-out penerapan ASDK untuk 50 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.Kesimpulan: DHIS2 merupakan platform data repository yang dapat digunakan untuk integrasi data baik di tingkat pusat maupun daerah. Keywords: DHIS2, data repository, integrasi.
Prototipe sistem informasi penilaian kinerja kegiatan di BBTKLPP Yogyakarta Mardiansyah Mardiansyah; Dhelina Auza Utami; Niko Tesni Saputro
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 35, No 4 (2019): Proceedings the 5th UGM Public Health Symposium
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1400.72 KB) | DOI: 10.22146/bkm.45036

Abstract

Latar Belakang:Dalam rangka implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di BBTKLPP Yogyakarta, dilakukan penyusunan laporan, monitoring dan evaluasi kinerja terhadap capaian rencana aksi kegiatan (RAK) dan rencana kerja anggaran (RKA). Akan tetapi penilaian kinerja yang telah dilakukan menggunakan aplikasi hanya tingkat eselon 2, sedangkan tingkat eselon 3 dan eselon 4 masih manual. Pengelola laporan kinerja dan pimpinan belum dapat monitoring dan evaluasi capaian kinerja pada tiap tingkat eselon 3 dan 4 sehingga diperlukan sistem informasi penilaian kinerja kegiatan berbasis elektronik yang terintegrasi.Tujuan:Mengembangkan sistem informasi penilaian kinerja kegiatan di BBTKLPP Yogyakarta.Konten: Aplikasi dibuat menggunakan bahasa pemrograman PHP 7.2.15, database MySQL 5.0.12, framework Laravel 5.8, web server Nginx 1.14.0, code editor Notepad ++ 7.6.6 dan web browser Chrome 73.0.36. Fitur aplikasi terdiri atas data master (data eselon, indikator kegiatan, sub indikator, sasaran, program, kegiatan, output, sub output, komponen, sub komponen, akun), data transaksi (target RAK Total, target RAK per eselon, target RKA, capaian RAK per eselon, capaian RKA) dan laporan (capaian RAK secara keseluruhan per periode (bulanan dan tahunan), laporan capaian RAK per eselon per periode,  laporan capaian RKA per periode).Hasil: Sebelum menggunakan aplikasi, penilaian kinerja masih manual dikirim setiap bulan ke Subbag Program dan Laporan sebagai pengelola laporan kinerja. Data capaian kinerja dikompilasi berjenjang dari masing-masing eselon sehingga didapatkan capaian kinerja total. Kesalahan perhitungan karena masih menggunakan manual sering terjadi dan proses verikasi data masih membutuhkan waktu relatif lama. Setelah menggunakan aplikasi, penilaian kinerja menjadi lebih cepat dan tepat, sangat membantu pengelola laporan kinerja dan pimpinan dalam monitoring dan evualasi capaian kinerja kegiatan secara berkala.Kesimpulan: Prototipe membantu penilaian kinerja kegiatan, laporan dari aplikasi dapat dijadikan dasar pertimbangan bagi pimpinan dalam menentukan arah kebijakan dan pengambilan keputusan atas hasil evaluasi capaian kinerja setiap level eselon yang berada di bawahnya.