Lina Tarigan
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Modifikasi Kantong SOSA dalam Pemutusan Penularan TB Paru di Kota Medan Tahun 2018 Sorimuda Sarumpaet; Evawany Aritonang; Lina Tarigan
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 34, No 11 (2018): Proceedings of the 4th UGM Public Health Symposium
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.624 KB) | DOI: 10.22146/bkm.40625

Abstract

Prevales rate TB Paru di Sumatera Utara 794/100.000 penduduk dan Insidens Rate 501/100.000 penduduk dengan kematian akibat TB 41/100.000 penduduk.  Insidens rate TB  di Kota Medan diperkirakan 129 per 100.000 penduduk. Kantong SOSA (Sori Syarifah) wadah yang diisi dengan lisol 5-20 % dapat membunuh kuman TB dalam dahak, kantong ini juga disertai pesan promosi kesehatan. Kantong SOSA pernah diuji coba dalam upaya pemutusan rantai penularan TBC Paru dengan penilaian masa penularan yang masih singkat sehingga belum didapatkan hasil yang signifikan. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk memodifikasi kantong SOSA dan botol SOSA menganalisa efektivitas  kantong SOSA dan botol SOSA. Disain penelitian crossectional, variabel independen karakteristik penderita (umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan) dan variabel dependen risiko penularan TBC Paru berdasarkan peran PMO, kepatuhan minum obat, kebiasaan menggunakan masker, kebiasaan membuang dahak, perilaku mencegah penularan melalui lingkungan dan efektivitas penggunaan botol dan kantong. Populasi seluruh penderita TBC Paru BTA+ yang berobat ke Puskesmas kota Medan dari bulan Maret sampai Juli 2018 berjumlah 125 penderita dan analisa menggunakan uji Kruskal-Wallis da Mann-Whitney. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran PMO, kepatuhan minum obat, kebiasaan menggunakan masker, kebiasaan membuang dahak dan perilaku mencegah penularan melalui lingkungan ternyata penggunaan kantong dan botol SOSA lebih efektif dibandingkan dengan kelompok non intervensi (p<0,05). Demikian juga botol SOSA lebih efektif dan lebih dapat diterima oleh penderita TBC Paru dalam menurunkan risiko penularan TB Paru dibandingkan dengan kantong SOSA (p=0,039). Direkomendasikan kepada petugas TB puskesmas agar lebih memotivasi dan mengedukasi penderita TBC Paru untuk menggunakan botol SOSA sebagai wadah tempat membuang dahak, masker dan tisu habis pakai. Penderita TBC Paru dianjurkan patuh minum obat sesuai dengan anjuran petugas TB Puskesmas, selalu memakai masker ketika batuk dan membuang dahak pada botol SOSA. Penderita TBC Paru dan orang sekitarnya dianjurkan untuk selalu melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).