Hermansyah Hermansyah
District Consultant MR SIA (supplementery immunization activities) KEMENKES-WHO

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Kesuksesan Program Vaksin Rubella Di Sekolah Menurut Perspektif Stakeholder (Studi Kasus Implementasi Program Rubella di Kabupaten Nias) _PHS4 Firman Firman; Hermansyah Hermansyah
Berita Kedokteran Masyarakat (BKM) Vol 34, No 11 (2018): Proceedings of the 4th UGM Public Health Symposium
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1210.537 KB) | DOI: 10.22146/bkm.40636

Abstract

Latar belakang: Pemerintah merilis sekitar 60 ribuan kasus pada kelompok usia dibawah 15 tahun. Sehingga, salah satu fokus sasaran pemerintah dalam pelaksanaan program introduksi vaksin rubella adalah sekolah (PAUD, TK, SD hingga SMP/sederajat). Dalam program ini, sekolah merupakan pos pelayanan imunisasi yang dilaksanakan Puskesmas. Khusus di Kabupaten Nias, program vaksin di Sekolah masih berlangsung hingga saat ini dan telah ditetapkan sebagai daerah yang melebihi target cakupan imunisasi 95%. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi faktor kesuksesan program nasional ini berdasarkan pandangan dari stakeholder atau pelaku dilapangan. Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpukan melalui wawancara mendalam kepada beberapa informan seperti petugas kesehatan puskesmas, pihak sekolah. Pada kasus ini, informan kunci adalah konsultan program yang bertuga melakukan pendampingan dan monitoring program selama 6 bulan. Analisis data menggunakan content analysis untuk mengeksplorasi pikiran dan perspektif informan terhadap  masalah. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan beberapa faktor yang memiliki peran penting terhadap keberhasilan program  imunisasi di sekolah. Faktor institusi, sekolah dan puskesmas memiliki  koordinasi yang baik selama pelaksanaan program. Sebagai contoh, pada waktu introduksi vaksin di salah satu sekolah dasar bulan agustus hanya 5 yang berhasil dari 133 siswa, kemudian setelah petugas puskesmas melakukan kunjungan ulang, diproleh 127 siswa melakukan imunisasi. Kejadian seperti ini juga ditemukan di beberapa sekolah di Kabupaten Nias. Adapun faktor  lain adalah figur seperti tenaga konsultan dan tenaga kesehatan yang memiliki wawasan/keahlian terkait program ini. Kehadiran figur sangat efektif memberikan pemahaman terhadap sekolah yang awalnya menolak melaksanakan program. Petugas puskesmas juga mengakui kehadiran konsultan saat di lapangan mendorong kepercayaan diri mereka ketika mengalami hambatan dengan pihak sekolah, karena kecenderungan sekolah dan masyarakat lebih percaya jika ada figur luar yang dilibatkan. Kesimpulan: Hal penting yang perlu diperhatikan untuk menjamin keberhasilan dan kelanjutan program imunisasi rubella adalah koordinasi antara puskesmas dan sekolah, mulai dari sosialisasi hingga pelibatan sekolah, pelatihan guru dalam program ini.