I Gede Putu Eka Suryana
STMIK STIKOM

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Tingkat Kepadatan Penduduk terhadap Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Bali I Gede Made Yudi Antara; I Gede Putu Eka Suryana
Media Komunikasi Geografi Vol. 21 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v21i1.22958

Abstract

Penduduk dalam suatu wilayah sangat menentukan pembangunan di suatu wilayah. Sumber daya manusia yang erat kaitannya kuantitas dan kualitas penduduk harus menjadi perhatian pemerintah demi lancarnya pembangunan. Kuantitas dapat dilihat dari jumlah dan kepadatan penduduk, sedangkan kualitas penduduk suatu wilayah dapat dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang dicapai suatu wilayah. Provinsi Bali dengan kepadatan penduduk 743 jiwa/km2  memiliki IPM dengan kategori tinggi berdasarkan klasifikasi yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kuantitas penduduk yaitu kepadatan penduduk berpengaruh terhadap kualitas penduduk yang dilihat dari capaian IPM. Data sekunder yang diperoleh kemudian dianalisis secara kuantitaif dengan analisis regresi untuk mengetahui pengaruh dari kepadatan penduduk terhadap capaian IPM dan divisualisasikan dengan pemetaan digital menggunakan Arcview GIS 3.3. Hasil yang diperoleh bahwa kepadatan penduduk berpengaruh secara siginifikan terhadap capaian IPM, sehingga menunjukkan bahwa jumlah penduduk yang besar harus diiringi peningkatan kualitas sumber daya manusia. 
Potensi Batu Kapur Bukit Pecatu sebagai Instrumen Pemanen dan Penampung Air Hujan I Gede Putu Eka Suryana; Ni Wayan Eka Wijayanti
Media Komunikasi Geografi Vol. 21 No. 1 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v21i1.23089

Abstract

Bukit Pecatu memiliki karakteristik wilayah berupa bukit karst (batu gamping/kapur). Karst memiliki potensi yang sangat besar, maka dari itu batu kapur ditambang dan menimbulkan ceruk-ceruk yang dalam. Selain itu permasalahan ketersediaan air menjadi hal utama karena karakteristik batuan karst yang mudah meresap, melarutkan serta meloloskan air. Beberapa masyarakat memilih memanfaatkan air hujan dengan membangun sumur serta lapa  ngan pemanen air hujan. Kondisi adanya ceruk bekas penambangan yang dinilai tidak mengindahkan nilai konservatif serta sulitnya air merupakan dua permasalahan yang berbeda namun, disini penulis mencoba memberikan solusi dengan menggabungkan permasalahan tersebut menjadi sebuah tujuan dengan membuat eksperimen yang mampu membuat batu kapur dari Bukit Pecatu memiliki kemampuan menahan air dalam jangka waktu yang lama  dalam bentuk model miniatur. Model miniature ini untuk menguji kelolosan air yang diasumsikan genangan air hujan. Hasil dari pengujian tersebut adalah tanah liat memiliki kemampuan menahan laju penurunan penyusutan air hujan dibandingkan arang sekam dan tanpa perlakuan. Kesimpulannya pengujian kapur tanpa perlakuan tidak mampu menahan air. Tanah liat mampu menghambat laju resapan air pada batu kapur.
Relokasi Tanaman Salak Karangasem ke Daerah Yogyakarta I Gede Putu Eka Suryana; I Gede Made Yudi Antara
Media Komunikasi Geografi Vol. 21 No. 2 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v21i2.27810

Abstract

Kabupaten Karangasem terkenal sebagai daerah penghasil salak. Sejak tahun 1976 perkembangan tanaman salak di tempat ini melonjak pesat. Pada tahun 1976 di Desa  Sibetan, pusat penghasil salak di Karangasem, populasi tanaman salaknya tercatat 2.360.000 pohon. Adapun yang menjadi daerah tujuan relokasi tanaman salak yaitu Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode analisis data  menggunakan metode klimograf yaitu metode dalam bidang pertanian yang umumnya digunakan sebagai parameter jika suatu tanaman akan dikembangkan di daerah yang berbeda dengan daerah asalnya dengan melihat persamaan dan perbedaan iklimnya setelah kedua grafik tersebut ditumpangtindihkan satu sama lain. Data dikumpulkan secara sekunder yaitu data parameter iklim di Karangasem dan Yogyakarta. Tujuan dari penelitian untuk mengetahui suatu wilayah yang sebagai sentra produksi tanaman salak  di wilayah Karangasem Bali, apakah dapat diintroduksikan di wilayah Yogyakarta. Berdasarkan kombinasi parameter iklim dari wilayah asal dengan wilayah tujuan relokasi dengan menggunakan metode klimograf dapat dikatakan sesuai untuk beberapa kondisi dan dapat dilakukan relokasi.