Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Kajian Tipologi Pesisir Di Muara Sungai Pemali Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah Eko Ali Saputro; Totok Gunawan; Slamet Suprayogi
Media Komunikasi Geografi Vol. 22 No. 1 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/mkg.v22i1.32645

Abstract

Terjadinya Abrasi dan Akresi di Muara Sungai Pemali Menandakan Pesisir Kabupaten Brebes sangat dinamis, Dimana penggunaan lahan menjadi sangat kompleks terkait dengan dinamika perubahan pesisir. Aktivitas di daratan dan lautan yang berlangsung dalam jangka waktu tertentu akan membentuk jenis pesisir yang berbeda-beda tergantung pada proses genetik dan material penyusunnya. Sehingga tiap tipologi pesisir akan memberikan ciri-ciri pada bentanglahan dan berbagai macam sumberdaya yang ada di wilayah pesisir tersebut. Bentuk pengelolaan dan pemanfaatannya pun akan berbeda disesuaikan dengan bentuk tipologi wilayah kepesisiran yang berkembang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipologi wilayah pesisir, menganalisis potensi dan permasalahan hingga merumuskan alternatif pemecahan permasalahan di Muara Sungai Pemali Kabupaten Brebes. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, deskriptif-kuantitatif, deskriptif-komparatif dan metode analisis korelatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan tipologi fisik pesisir daerah penelitian merupakan area pesisir pengendapan laut dan pesisir pengendapan darat. Tipologi yang terbentuk memiliki potensi dan permasalahan sehingga dirumuskan alternatif pengelolaan berdasarkan permasalahan. Rumusan alternatif pengelolaannya antara lain melakukan rehabilitasi Mangrove, membangun struktur pelindung pantai, membuat peraturan daerah tentang sepadan pantai, melakukan inventarisasi kepemilikan lahan, penetapan kawasan lindung dan konservasi, serta melakukan pengelolaan lahan secara menyeluruh di wilayah pesisir pantai.
Multidimensional Scaling Approach to Evaluate the Level of Community Forestry Sustainability in Babak Watershed, Lombok Island, West Nusa Tenggara Ryke Nandini; Ambar Kusumandari; Totok Gunawan; Ronggo Sadono
Forum Geografi Vol 31, No 1 (2017): July 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/forgeo.v31i1.3371

Abstract

Community forestry in Babak watershed is one of the efforts to reduce critical land area. The aim of this research was to evaluate the level of community forestry sustainability in both of community forest (HKm) and private forest in Babak watershed. Multidimensional scaling (MDS) was used to analyse the level of community forest sustainability based on the five dimensions of ecology, economy, social, institutional, and technology as well as 29 attributes. Leverage analysis was used to know the sensitive attributes of sustainability, while Monte Carlo analysis and goodness of fit was used to find the accuracy of MDS analysis. The result shows that HKm was in moderate sustainability level (sustainability index 54.08%) and private forest was in less sustainability level (sustainability index 48.53%). Furthermore, the ecology and technology in HKm were classified as less sustainable, while the institution and technology in private forest were considered less sustainable. There were 11 sensitive attributes of HKm and 19 sensitive attributes of private forest. The priorities of attribute improvement in HKm include land recovering (the dimension of ecology) and cooperative development (the dimension of technology). In private forest, the priorities of attribute improvement include leadership capacity building (the institutional dimension) and also the use of silviculture intensive and soil conservation (the dimension of technology).
Modeling of Percentage of Canopy in Merawu Catchment Derived From Various Vegetation Indices of Remotely Sensed Data Bambang Sulistyo; Totok Gunawan; H Hartono; Projo Danoedoro
Forum Geografi Vol 27, No 1 (2013): July 2013
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/forgeo.v27i1.5075

Abstract

The research was aimed at studying Percentage of Canopy mapping derived from various vegetation indices of remotely-sensed data int Merawu Catchment. Methodology applied was by analyzing remote sensing data of Landsat 7 ETM+ image to obtain various vegetation indices for correlation analysis with Percentage of Canopy measured directly on the field (PTactual) at 48 locations. These research used 11 (eleven) vegetation indices of remotely-sensed data, namely ARVI, MSAVI, TVI, VIF, NDVI, TSAVI, SAVI, EVI, RVI, DVI and PVI. The analysis resulted models (PTmodel) for Percentage of Canopy mapping. The vegetation indices selected are those having high coefficient of correlation (=0.80) to PTactual. Percentage of Canopy maps were validated using 39 locations on the field to know their accuracies. Percentage of Canopy map (PTmodel) is said to be accurate when its coefficient of correlation value to PTactual is high (=0.80). The research result in Merawu Catchment showed that from 11 vegetation indices under studied, there were 6 vegetation indices resulted high accuracy of Percentage of Canopy maps (as shown in the value of coefficient of correlation as 0.80), i.e. TVI, VIF, NDVI, TSAVI, RVI dan SAVI, while the rest, namely ARVI, PVI, DVI, EVI and MSAVI, have r values of 0.80.
RANCANGAN TAPAK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PABRIK MINYAK KAYU PUTIH (Melaleuca cajuputi subsp. Cajuputi Powell) DENGAN REAKTOR HIBRID ANAEROB (Kasus Pabrik Minyak Kayu Putih Gelaran, Gunung Kidul) Melki - Pobas; Djoko Marsono; Totok Gunawan
Partner Vol 25, No 1 (2020): Edisi Juli
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35726/jp.v25i1.425

Abstract

ABSTRACTThis research is aimed to study the contamination level of Gelaran Cajuput Oil Plant wastewater, to obtain the design of the treatment site plan, and to recommend the determination of the site plan location. The phases covered pilot field survey to determine the location, measuring the volume and collecting the sample, analizing the process and deciding the treatment system. The results showed the contamination level parameters were acid pH, and high BOD and COD. The appropriate length, width, and depth of chamber units’ dimension and specifications of the treatment yielded were respectively as follows: a) 1.5 m, 1.0 m, and 1.0 m of equalisation; b) 1.5 m, 1.0 m, and 1.0 m of neutralization; c) 1.25 m, 1.06 m, and 1.25 m of anaerobic hybrid reactor; d) 1.5 m, 1.0 m, and 1.0 m of stabilization, and was located on downward to facilitate the effluent flowing by gravitational force merely. Key Words:  Cajuput oil, waste water treatment, site plan, anaerobic hybrid reactor
SISTEM PERTANIAN PERLADANGAN TEBAS BAKAR BERBASIS KEARIFAN LOKAL PADA WILAYAH BERCURAH HUJAN ERATIK DI TIMOR BARAT Max J. Kapa; Totok Gunawan; Su Rito Hardoyo
JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Vol 4, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.484 KB) | DOI: 10.20527/jpg.v4i2.3029

Abstract

Pembangunan pertanian yang selama ini terlalu mengedepankan aspek teknis dan kurang memberikan perhatian terhadap aspek sosial-budaya ternyata memberikan hasil yang belum sampai pada sebagaimana yang diharapkan. Perladangan tebas bakar dengan menggunakan pendekatan teknis dipandang negativf, oleh karena itu diupayakan untuk dihilangkan, ternyata masih terus dilakukan petani sampai saat ini. Menyadari hal ini maka dipandang perlu merancang model pengelolaan system pertanian yang dapat mengadopsi pengetahuan lokal yang melandasi kegiatan perladangan tebas bakar untuk meningkatkan keberterimaan aspek teknis yang diintroduksi. Hal ini antara lain dapat dilakukan melalui kegiatan identifikasi pengetahuan lokal, penentuan pengetahuan lokal sebagai komponen model, serta perancangan dan penggalangan kesepakatan pelaksanaan model. Kata Kunci: Perladangan tebas bakar, curah hujan eratik, pengetahuan lokal, Timor Barat
PERKEMBANGAN DAN PEMANFAATAN LAHAN SEDIMEN DI MUARA DAERAH ALIRAN SUNGAI PROGO HILIR YOGYAKARTA Lilik Nugrahaeni; Totok Gunawan; Suharyadi Suharyadi
Jurnal Kemaritiman: Indonesian Journal of Maritime Vol 1, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Kamous Serang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daerah Aliran Sungai (DAS) Progo merupakan salah satu DAS kritis di Indonesia. Salah satu permasalahan lingkungan yang terjadi di DAS Progo adalah sedimentasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan luasan sedimentasi di DAS Progo bagian hilir dan menganalisis bentuk pemanfaatan lahan sedimen oleh masyarakat. Wawancara, observasi lapangan, dan citra penginderaan jauh digunakan untuk mengumpulkan data. Pengambilan sampel dilakukan secara stratified sampling. Hasil dari pengambilan data kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sedimentasi pada tahun 1995 yang seluas 239 hektar ditumbuhi oleh vegetasi rendah. Tahun 2002 menunjukkan perkembangan luasan menjadi 317 hektar. Pada tahun tersebut daerah sedimen sudah dimanfaatkan masyarakat untuk kegiatan pertanian. Tahun 2015 sedimentasi di DAS Progo Hilir semakin meluas menjadi 378  hektar, sampai ada beberapa titik daerah sedimen menyatu dengan wilayah Kabupaten Kulonprogo. Luasan sedimen berdasarkan umur sedimentasi yang diperoleh dari overlay citra tahun 1995-2015 yaitu: sedimen sangat lama (terbentuk sejak 1995 dan masih ada sampai 2015) yaitu seluas 192,58 hektar, sedimen lama ( terbentuk mulai tahun 2002 dan masih ada sampai 2015) yaitu seluas 106,15 hektar dan sedimen baru yang terbentuk pada tahun 2015 adalah seluas 79,97  hektar. Bentuk pemanfaatan oleh masyarakat antara lain untuk pertanian berupa tanaman semusim seperti tanaman cabai, kacang, dan jagung. Selain itu juga terdapat pemanfaatan berupa kegiatan penambangan pasir. Kata kunci: Daerah Aliran Sungai Progo, Sedimentasi, Penginderaan Jauh