Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Pengaruh Faktor Modifikasi Respon SRPMK Struktur Gedung Beton Bertulang Pada Balok Kategori Desain Seismik D Budi Rahmad Tangahu; Kasmat Saleh Nur; Mirzan Gani
Jurnal Teknik Vol 17 No 1 (2019): Jurnal Teknik
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (952.627 KB) | DOI: 10.37031/jt.v17i1.21

Abstract

parameter kecepatan gelombang Kota Gorontalo masuk dalam kelas situs SD. Hal ini mengaruskan perencanaan bangunan bertingkat didesain sebagai Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK). Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus umumnya menggunakan faktor modifikasi respon (R) 8 (SNI 1726;2012), dimana struktur harus berperilaku daktail. Untuk struktur beton bertulang akan mengalami kesulitan dalam pendetailan tulangan. Oleh karenanya dilakukan variasi faktor modifiIkasi respon untuk mengetahui pengaruhnya terhadap simpangan struktur, kapasitas momen balok dan daktilitas balok. Struktur gedung 5 lantai dianalisis menggunakan faktor modifikasi respon 4, 5, 6, 7 dan 8. Untuk masing-masing faktor modifikasi respon diperoleh simpangan struktur, kapasitas momen dan daktilitas. Kapasitas momen dan daktilitas elemen balok dihitung berdasarkan tulangan yang diperoleh dari hasil desain. Hasil analisis diperoleh bahwa semakin kecil faktor modifikasi respon (R) akan menghasilkan simpangan struktur makin besar, kapasitas momen makin besar dan daktilitas makin kecil.
ANALISIS GAYA GESER DASAR DAN SIMPANGAN STRUKTUR GEDUNG UTAMA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO BERDASARKAN SNI Yudistira Ekatama; Kasmat Saleh Nur; Mirzan Gani
Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako Vol 9 No 1 (2023): April 2023
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/jstt.v9i1.447

Abstract

Gedung utama Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo di Kabupaten Bone Bolango dibangun pada tahun 2017 berdasarkan SNI 1726:2012. Adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pada tahun 2019 diterbitkan SNI 1726:2019 menggantikan SNI 1726:2012, maka dilakukan penelitian untuk melihat pengaruh perubahan SNI 1726:2012 menjadi SNI 1726:2019 terhadap nilai gaya geser dasar (V) dan simpangan antar lantai (Δ) gedung utama Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian ini menggunakan data yang diperoleh dari PIU IDB UNG (Project Implementation Unit Islamic Development Bank Universitas Negeri Gorontalo) berupa gambar perencanaan bangunan, data umum mutu bahan yang dipakai, dan data tanah. Prosedur analisis menggunakan bantuan program ETABS versi 17.0.1. Hasil analisis nilai gaya geser seismik statik (VStat) dan gaya geser seismik dinamik (VRS) yang terjadi mengalami penurunan, nilai gaya geser seismik statik (VStat) untuk arah X dan Y mengalami penurunan 18,8% dan untuk nilai gaya geser seismik dinamik (VRS) arah X mengalami penurunan 4,74% dan arah Y mengalami penurunan 5,35%. Adapun hasil analisis nilai simpangan antar lantai (Δ) di setiap tingkat tidak melewati batas simpangan izin yaitu 58,65 mm. Nilai rata-rata simpangan antar lantai (Δ) dari setiap tingkat untuk arah X mengalami penurunan 4,77% dan untuk arah Y mengalami penurunan 5,37%.
TINJAUAN KINERJA STRUKTUR YANG DIRANCANG BERDASARKAN SNI 1726-2002 TERHADAP SNI 1726-2012 (STUDI KASUS STRUKTUR SRPMK KDS D DI KOTA GORONTALO) Kelilaw, Muhammad Farhan Mahendra; Kadarningsih, Rahmani; Gani, Mirzan
Composite Journal Vol. 1 No. 1 (2021): Composite Journal
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (819.102 KB) | DOI: 10.37905/cj.v1i1.10

Abstract

Indonesia mempunyai pedoman dalam perencanaan bangunan gedung tahan gempa yaitu SNI- 1726-2012. Sebelum diterbitkannya SNI-1726-2012, untuk gedung tahan gempa Indonesia pernah mengacu pada SNI-1726-2002, dimana untuk perencanaan gempa dibagi menjadi 6 wilayah gempa dan mengganggap semua daerah di setiap kota memiliki respons spektra yang sama. Dengan adanya perubahan pedoman tersebut gedung yang dibangun bedasarkan SNI-1726-2002 perlu dievaluasi terhadap perubahan-perubahan ketentuan dalam SNI-1726-2012. Prosedur analisis menggunakan bantuan Program ETABS (Extended Three Dimensional Analysis of Bulilding Systems) versi 9.7 untuk gedung dengan SNI 1726 2002 dan versi 17.0.1 untuk gedung dengan SNI 1726 2012 yang meliputi analisis pembebanan hingga pemeriksaan kinerja struktur. Gaya-gaya ultimit penampang akan dikontrol berdasarkan nilai kapasitas yang diperoleh melalui tahap desain awal pada gedung semula baik untuk kapasitas momen dan geser untuk penampang balok dan kolom. Berdasarkan hasil analisis, kinerja struktur Gedung 8 lantai berdasarkan SNI 1726:2002 di Kota Gorontalo, masih memiliki simpangan antar lantai yang aman berdasarkan ketentuan SNI 1726:2002, yakni sebesar 10,006 mm lebih kecil dari yang diijinkan yaitu sebesar 12,35 mm, akan tetapi jika dievaluasi dengan SNI 1726:2012 simpangan antar lantai yang terjadi sebesar 95,31 mm lebih besar dari yang dijinkan SNI 1726:2012 yakni sebesar 70 mm dan penambahan kolom sebagai perkuatan sktruktur Gedung 8 lantai di Kota Gorontalo pada bagian eksterior gedung mampu menambah kekakuan struktur dan meredam simpangan antar lantai yang terjadi dari 95,31 mm ke 69,53 mm sehingga memenuhi simpangan ijin berdasarkan SNI 1726:2012.
Pengaruh Degradasi Kekakuan Pada Batang Diagonal Tekan Terhadap Kinerja Jembatan Rangka Baja Bentang 60 m. Ismail Patawe, Mohammad Hamdani; Nur, Kasmat Saleh; Gani, Mirzan
FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil) Vol 11 No 1 (2023): FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/fropil.v11i1.3253

Abstract

A bridge is an infrastructure built solidly and safely to serve community activities well. In the course of its development, some steel truss bridges suffer a problem which is often caused by a traffic accident, resulting in a degradation of a bridge element. The missing of member can change the structure that will lead to the instability of a bridge if the assumption of joint used is pinned. In contrast, the bridge structure will function as a frame even when an element is missing if the assumption of joint used fixed. This research aimed to find out the effect of stiffness degradation of compressive diagonal member on the performance of a steel truss bridge. To find out the effect , Class A steel truss bridge with a span of 60m constructed by PT. Wiratama GlobalIndo Jaya was selected. The bridge was designed using the SAP 2000 V.18 application with two treatments, namely the pinned the fixed joint. There were three compressive diagonal members that changed its stiffness degradation of 20%, 40%, 60%, and 80% including non-degradation as control. Findings reveal that member number 3 was the most crucial element that reached 4.307% of deflection and 8.65% of stress in the pinned joint. Furthermore, the results showed that the member obtained 4.230% of deflection and 17.87% of stress in the fixed joint. These results signified that the fixed joint provided a lower deflection than the pinned joint. Conversely, the stress on the fixed joint was greater than on the pinned joint