Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pembekuan Zigot untuk Menjaga Kontinuitas Produksi Bibit Kerang Mutiara di Indonesia Syachruddin AR
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 16, No 2 (2011): June 2011
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v16i2.112

Abstract

Zigot kerang mutiara terbentuk melalui fertilisasi di luar tubuh (external fertilization). Zigot yang terbentuk akan tumbuh dan berkembang menjadi larva dan spat kemudian menempel pada kolektor. Bibit tersebut dipelihara di laut, tetapi tingkat kematiannya sangat tinggi (99%) dan tingkat keberhasilannya sampai insertio sangat rendah (1,0–1,5%) sehingga produksi mutiara sulit untuk ditingkatkan. Penyimpanan zigot dalam N2-cair pada musim seasonal gamet merupakan peluang yang baik untuk mengatasi permasalahan tersebut. Permasalahannya: Apakah zigot yang disimpan dalam N2-cair dapat dijadikan sebagai stok bibit dalam budidaya kerang mutiara. Tujuan penelitian: ingin mengetahui umur zigot yang paling cocok untuk disimpan pada suhu dingin (196 o C) setelah dilindungi dengan gliserol serta pertumbuhan dan perkembangan zigot pasca penyimpanan. Hasilnya menunjukkan bahwa umur zigot antara 15’–45’ pasca fertilisasi sangat baik untuk disimpan dalam N2-cair dan dapat tumbuh atau berkembang dengan baik sampai menjadi spat. Zigot yang disimpan dalam N2-cair dapat dijadikan stok bibit dalam usaha budidaya kerang mutiara. Penelitian ini perlu disempurnakan, karena ada beberapa hal yang ditemukan, antara lain media penyimpanan zigot cukup menggunakan gliserol dan sucrosa kemudian disimpan dalam tabung N2-cair tanpa dibilas dengan MDPBS (Modified Dulbecco’s Phosphat Buffer Saline). Pengusaha budidaya kerang mutiara diharapkan dapat membuat laboratorium penyimpanan zigot untuk stok bibit guna menjaga kontinuitas produksi bibit kerang mutiara di Indonesia.
Luteinizing Hormone (LH) pada Kerang Mutiara Jenis Pinctada maxima Syachruddin AR
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.14 No. 2 Desember 2014
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (473.248 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v14i2.140

Abstract

ABSTRAKPinctada maxima merupakan jenis kerang mutiara yang dibudidayakan di NTB.Perubahan jenis kelamin atau fungsi gonadnya sangat ditentukan oleh faktor lingkungan(makanan) dan kemampuan metabolisme untuk menghasillkan energi atau protein sertahormon reproduksi (FSH atau LH) yang dihasilkan. Penelitian yang telah dilakukan padatahun 1997 terhadap kadar LH dari 10 ekor kerang mutiara saat spawning dan seminggusetelah spawning yang menggunakan spektrofluorometri (TLC) dan analisa statitikdengan uji t. Hasilnya menunjukkan bahwa kadar LH (Luteinizing Hormone) sangat tinggi(61,533 ppm/cc) pada saat spawning, dan seminggu setelah spawning menurun menjadi52,926 ppm/cc. Indikasi ini menunjukkan bahwa kadar LH pada kerang mutiara dalamwaktu 1 minggu mengalami penurunan yang sangat signifikan (8,607 ppm/cc) denganthitung= 5,10 pada taraf signifikansi 5% dan ttabel = 4,03. Penurunan ini kemungkinannyaakan mencapai titik neutral. Hal ini menunjukkan bahwa kadar LH sangat menentukanpertumbuhan dan perkembangan gonad pada kerang mutiara.Kata kunci : gonad, hormon, kadar, pemijahan.ABSTRACTPinctada maxima are oyster pearl of cultures in NTB. The sex or functional gonadchange are the very heighten food factor in environment and the metabolism ability forhormone reproduction (FSH and LH). The research is already in 1997 year, tendency forto know LH grade spawning time and after spawning a week’s to tail ten at oyster’s pearlis same. The LH grades analysis use spektrofluorometri (TLC) and statistic analysis t testuses. That mother pearl oyster’s at spawning time, LH (Luteinizing Hormone) grade thehigh production (61.533 ppm/cc) and grade happen the descending 52.926 ppm/cc afterspawning a week’s. The descend LH grade to pearl oysters is show that happen highsignification (8.607 ppm/cc whit tcalculate = 5,10 at 5% signification stage and ttable = 4,03.The descending it’s quite possible that reach neutral period. The high grading of LH a surethat indicate gonad growth of pearl oysters.Key word: gonad, hormone, grade, spawning
Pelatihan Pembuatan Preparat Kromosom Politen Drosophila Melanogaster Pada Guru-Guru Biologi Di Lombok Barat I Gde Mertha; Ahmad Raksun; Syachruddin AR; Syamsul Bahri
Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA Vol 3 No 2 (2020): .
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (667.405 KB) | DOI: 10.29303/jpmpi.v3i2.522

Abstract

Genetika sesungguhnya merupakan topik sains yang sangat menarik dan penting untuk diajarkan di sekolah karena berhubungan erat dengan penurunan sifat sehingga menjadi dasar pengembangan ilmu biologi dan ilmu lain yang tekait dengan biologi. Keterbatasan keterampilan guru dalam menyiapkan materi praktikum kromosom merupakan salah satu kendala dalam pembelajaran genetika, sehingga konsep genetika yang disampaikan di kelas belum terintegrasi dengan praktikumnya. Oleh sebab itu teknik pembuatan preparat kromosom dan pengamatannya perlu dikuasai guru-guru biologi. Kegiatan pengabdian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 1 Labuapi, Kabupaten Lombok Barat. Tujuan pengabdian ini adalah memberikan pendampingan praktikum teknik isolasi kelenjar saliva Drosophila melanogaster sebagai sumber kromosom dan pendampingan praktikum preparasi kelenjar tersebut untuk pengamatan kromosom politen. Metode yang digunakan pada kegiatan pengabdian ini adalah pelatihan dan unjuk kerja dalam bentuk pendampingan praktik yang dikombinasikan dengan ceramah, diskusi dan tanya jawab. Kegiatan praktik yang telah dilakukan, yaitu (1) Teknik isolasi kelenjar saliva larva instar III D.melanogaster, (2) Teknik preparasi kelenjar saliva untuk pengamatan kromosom politen, (3) Observasi morfologi kromosom politen dibawah mikroskop, (4) Observasi struktur detail kromosom politen (band, interband, dan puff) dibawah mikroskop, dan (5) Dokumentasi morfologi dan struktur detail kromosom politen dibawah mikroskop. Hasil pelatihan  menunjukkan bahwa (1) Pengabdian pada masyarakat ini sangat bermanfaat bagi guru mitra karena dapat menambah wawasan dan keterampilan dalam pembuatan preparat kromosom politen D. melanogaster, pengamatan morfologi dan struktur detail kromosom politen, dan teknik dokumentasi kromosom dibawah mikroskop, (2) Respon yang tinggi dan ketekunan guru mitra dalam mengikuti pelatihan sangat mendukung keberhasilan praktik pembuatan prepaat squash kelenjar saliva untuk menghasilkan perangkat pembelajaran preparat kromosom politen, dan (3) Preparat kromosm politen yang dihasilakn guru mitra dalam pelatihan dapat digunakan sebagai bahan praktikum untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran genetika di sekolah
PELATIHAN TENTANG TEKNIK PENELITIAN EKOLOGI PADA SISWA DAN GURU BIOLOGI MAN 2 KOTA MATARAM NUSA TENGGARA BARAT Syachruddin AR; Imam Bachtiar; Wayan Merta; Kusmiyati Kusmiyati
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2019): Mei
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (295.951 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v2i2.1219

Abstract

Problem ekosistem semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya eksploitasi oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Penelitian tentang problem ekositem secara ilmiah perlu dilakukan dengan terencana dan sistimatis agar permasalahan yang terjadi pada ekosistem dapat diatasi. Informasi yang tepat terhadap kondisi ekosistem yang diperoleh melalui hasil penelitian yang bersifat ilmiah lebih akurat permasalahan lingkungan yang bersifat ekologis dapat diatasi secara cepat dan tepat. Tim pengabdian pada msyarakat dari Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Unram melakukan kegiatan pengabdian pada masyarakat. Kegiatan Pengabdian ditujukkan untuk siswa dan guru Biologi pada MAN 2 Mataram.  Guru dan siswa ini merupakan bagian dari generasi muda yang akan mengelola ekosistem pada masa mendatang. Oleh sebab itu, melalui kegiatan pengabdian ini akan dilakukan pelatihan tentang teknik melakukan penelitian tentang ekologi terhadap siswa dan guru biologi di MAN 2 Mataram. Pemahaman terhadap kerusakan ekosistem belum dilakukan secara optimal karena keterbatasan kemampuan yang dimiliki oleh generasi muda belum memadai dan kurangnya perhatian dari semua pihak terhadap kerusakan ekosistem. Melalui kegiatan pelatihan ini diharapkan siswa dan guru Biologi pada MAN 2 dapat merencanakan dan melakukan penelitian ekologi dengan baik. Penerapan teknik penetian ekosistem yang benar akan membantu mengungkapkan permasalah yang terjadi dalam suatu ekosistem sehingga permasalahan itu dapat ditanggulangi secara cepat dan tepat.
PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK DAN PLASTIK DI UPS (UNIT PENGOLAHAN SAMPAH) DI KELURAHAN AMPENAN SELATAN KOTA MATARAM PROVINSI NTB Syachruddin AR; Mukhlis Mukhlis; Imam Bachtiar
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2019): Mei
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.313 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v2i2.1221

Abstract

Pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk yang terus meningkat seiring dengan peluang usaha yang semakin ketat dan modal usaha yang sulit di dapatkan menyebabkan pertambahan konsumsi energi pada semua sektor kehidupan seperti transportasi, listrik, dan industri yang meningkat. Permasalahan tersebut secara langsung akan meningkatkan jumlah sampah di kota baik sampah organik maupun sampah anorganik yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga (domestik) maupun pasar-pasar tradisional. Di pasar ACC maupun pasar Kebun Roek Ampenan banyak kita jumpai sampah organik dan daun-daun dari sisa sayur-mayur, buah-buahan, dan plastik.Sampah-sampah semacam itu merupakan sampah organik yang dibuang dan dibiarkan begitu saja di tempat pembuangan sampah tanpa ada pemisahan sehingga dijadikan sebagai tempat sampah yang tidak terurus dan menjadi sarang dari berbagai hewan dan menimbulkan bau yang tidak sedap, tentu akan mengganggu kenyamanan hidup bagi masyarakat disekitarnya. Permasalahantersebut dapat ditanggulangi dengan program pengelolaan dan pengolahan sampah organik untuk dijadikan bahan pupuk pupuk organik yang bermanfaat untuk pupuk untuk diolah menjadi berbagai macam kebutuhan lainnya. Progam pengelolaan dan pengolahan sampah untuk dijadikan pupuk kemudian dapat jual untuk meningkatkan pendapatan tambahan dari masyarakat.
PENINGKATAN PENGETAHUAN GURU IPA SMP/MTS TENTANG BIOLOGI CACING NYALE DI KECAMATAN PUJUT KABUPATEN LOMBOK TENGAH Imam Bachtiar; Lalu Japa; Didik Santoso; Syamsul Bahri; Syachruddin AR
Jurnal Pendidikan dan Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 4 (2019): November
Publisher : FKIP Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.745 KB) | DOI: 10.29303/jppm.v2i4.1496

Abstract

Dalam tiga dasawarsa terakhir tradisi Bau Nyale telah menjadi atraksi pariwisata andalan di Kabupaten Lombok Tengah. Acara tradisional telah berkembang menjadi acara yang bertaraf nasional dan dihadiri oleh banyak wisatawan mancanegara. Pengajaran tentang cacing nyale di sekolah masih terbatas pada legenda dan budaya. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang aspek Biologi cacing nyale dikhawatirkan membawa dampak negatif terhadap kelestarian cacing nyale. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan meningkatkan pengetahuan guru IPA dan guru Biologi di SMP/MTs Kecamatan Pujut dan sekitarnya. Kegiatan pengabdiaan dihadiri oleh 20 guru dari SMP dan SMA di sekitar Kecamatan Pujut. Kegiatan pengabdian dilaksanakan dengan metode tanya-jawab, ceramah, diskusi serta demonstrasi. Kegiatan ini berlangsung selama sehari penuh. Hasil evaluasi dengan kuesioner menunjukkan bahwa  peserta menyatakan mengalami peningkatan pengetahuan sebanyak 3,5 sampai 8 skala (dari 10 skala) pada 10 topik dari Biologi cacing nyale. Sebelum kegiatan pengabdian median pengetahuan peserta hanya pada skala 2 dan 3. Setelah kegiatan pengabdian, para peserta menyatakan pengetahuannya meningkat, sehingga median pengetahuan menjadi skala 8. Hasil ini menunjukkan bahwa kegiatan pengabdian sudah berjalan dengan sangat baik dan membawa dampak yang besar pada peningkatan pengetahuan guru tentang Biologi cacing nyale.