Albert Husein Wawo
Bidang Botani, Pusat Penelitian Biologi - LIPI

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Respons Pertumbuhan dan Produksi Empat Kultivar Ubi Jalar (Ipomea batatas (L) Poir) Dataran Tinggi Papua Terhadap Pemangkasan Pucuk Albert Husein Wawo; Peni Lestari; Ninik Setyowati
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 4, No 3 (2019): October 2019
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v4i3.2519

Abstract

Bagi Suku Dani, yang mendiami Lembah Balim, Pegunungan Tengah Papua; ubi jalar adalah komoditas pokok dan zero waste. Bagian pucuk tanaman ini digunakan sebagai sayur, batang dan daun tua sebagai pakan, sedangkan umbi ubi jalar sebagai pangan utama. Sistem budidaya yang dilakukan wanita Suku Dani, yakni memangkas tajuk ubi jalar sebagai sumber pangan dan pakan menjadi latar belakang penelitian dengan tujuan mempelajari pengaruh pemangkasan tajuk terhadap produksi umbi ubi jalar. Data hasil penelitian ini dapat diaplikasikan untuk menentukan waktu pemangkasan pucuk yang tepat agar kebutuhan daun muda, batang dan daun tua, serta umbi ubi jalar dapat dipenuhi secara optimal. Penelitian dilakukan di Kebun Raya Biologi Wamena pada bulan Juni-Desember 2017. Plot percobaan disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok. Perlakuan terdiri dari 2 faktor yaitu kultivar (Helaleke (H), Musan (M), Wenabuge (W) dan Tabugole (T)) dan pemangkasan (tanpa pangkas, 2 bulan, dan 4 bulan). Hasilnya menunjukkan untuk budidaya ubi jalar dataran tinggi, pemangkasan pucuk batang di umur 2 bulan mengurangi ukuran tajuk tanaman, tetapi tidak mempengaruhi pertumbuhan dan produksi umbi tanaman ubi jalar. Pemangkasan pucuk batang pada umur 4 bulan tidak direkomendasikan. Produksi berat umbi lebih dipengaruhi oleh varietas daripada perlakukan pemangkasan. Kultivar Musan direkomendasikan untuk dibudidayakan dengan tujuan dipanen pucuk dan umbinya. Kultivar Tabugole masih dapat dibudidaya untuk produksi pucuk dan umbi apabila panen pucuk dilakukan paling lambat umur 2 bulan, sedangkan Kultivar Helaleke dan Wenabuge sebaiknya tidak dipangkas.
STUDI PERBANYAKAN VEGETATIF TANAMAN TAKA (Tacca leontopetaloides (L.) Kuntze) DAN POLA PERTUMBUHANNYA Albert Husein Wawo; Peni Lestari
BERITA BIOLOGI Vol 14, No 1 (2015)
Publisher : Research Center for Biology-Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/beritabiologi.v14i1.1857

Abstract

Polynesian arrowroot (Tacca leontopetaloides), taka, is one of the tuberous plants that distributed near the sea shore to 220 m above sea level. Taka produces two kind of tubers, parent tuber and peripheral tuber. Local people in several locations used taka for forages, cakes, cosmetics and woven. This plant is a minor crop comodity in Indonesia, so it is not widely cultivated yet, and no informations about taka propagation method and its cultivation. Taka produces both tuber and seed for regeneration propose. Aim of this study was to investigate vegetative propagation of taka and its growth pattern. Results showed that propagation by parent tuber required 24 weeks after sowing to produce new peripheral tuber. Material propagation from new peripheral tuber will become new plant. This new plant will produce next generation tuber in 5 months later. Propagation by peripheral tuber (from field exploration) required 24 -28 weeks after sowing to produce next generation plant with leaves and flower stalk directly. Stolon and the next generation tuber were also produced. Taka tuber can be harvested when its leaf turned yellowish.