Pembangunan pada bidang konstruksi diera modern menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, diantaranya penggunaan material bahan bangunan yang memiliki efisiensi lebih baik. Pemakaian bata beton pada dinding sebagai pengganti bata merah memiliki kelemahan yaitu berat jenisnya cukup tinggi, sehingga bangunan menjadi lebih berat. Oleh karena itu inovasi teknologi beton diperlukan untuk mendapatkan material bangunan yang kuat dan ringan. Salah satu bahan alternatif yang dapat digunakan sebagai pengganti pasir dalam pembuatan bata beton adalah Styrofoam. Penggunaan Styrofoam sebagai pengganti pasir sebanyak 30%, 50%, 80%. Untuk mempercepat proses pengerasan dengan kekuatan awal dan akhir yang tinggi pada bata beton ringan digunakan zat additive Sikament sebanyak 1% dari jumlah campuran adukan. Standar kuat tekan bata beton mengacu pada kuat tekan bata merah. Pengujian bata beton ringan dilakukan berdasarkan SNI 15-2094-2000 Mutu dan Cara Ujia Bata Merah Pejal Untuk Pasangan Dinding. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak penggunaan Styrofoam maka berat bata beton semakin ringan, namun kuat tekan semakin berkurang. Kuat tekan bata beton tertinggi diperoleh pada penggunaan Styrofoam 30% sebesar 6,1 MPa, sedangkan penggunaan Styrofoam 50% sebesar 5,5 MPa, dan penggunaan Styrofoam 80% sebesar 3,8MPa. Dengan demikian penggunaan Styrofoam sampai 50% sebagai pengganti pasir masih dapat mencapai standar kuat tekan minimum bata merah pejal untuk pasangan dinding yaitu sebesar 5 MPa. Kata Kunci: bata beton ringan, kuat tekan, Styrofoam, zat additive sikament