Beta Ria Erika Marita D
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

FORMULASI KRIM ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT BUAH JAMBU BIJI MERAH (Psidium guajava L.) Amalia Novitasari; Beta Ria Erika Marita D; Mitta Aninjaya
STIKES DUTAGAMA KLATEN Vol 9 No 1 (2017): JURNAL ILMU KESEHATAN STIKES DUTA GAMA KLATEN
Publisher : STIKES DUTAGAMA KLATEN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5737/v9i1.311

Abstract

Proses formulasi sediaan dapat memengaruhi aktivitas zat aktif terhadap obat dalam mencapai efek terapeutik, khususnya sediaan yang mengandung antioksidan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh emulgator terhadap aktivitas antioksidan krim antioksidan fraksi buah jambu biji merah (Psidium guajava L.). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Metode penyarian yang digunakan adalah maserasi dan remaserasi dengan pelarut metanol 80%, kemudian di fraksinasi dengan n-heksan dan etil asetat sehingga didapatkan fraksi etil asetat buah jambu biji merah. Fraksi etil asetat kemudian di buat krim dengan variasi konsenstrasi 3%, 4% dengan emulgator anionik (Trietanolamin/TEA) dan nonionik (Tween 80). Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH serta diamati stabilitas fisik sediaan yang meliputi uji organoleptis, homogenitas, daya sebar, daya lekat, dan pH. Hasil penelitian aktivitas antioksidan krim fraksi buah jambu biji merah dengan emulgator anionik (Trietanolamin/TEA) dengan IC50 sebesar 5011,022 ppm dan nonionik (Tween 80) sebesar 4636,90 ppm. Penambahan emulgator mempengaruhi aktivitas antioksidan dan sifat fisik krim pada formula sediaan krim fraksi buah jambu biji merah.
UJI AKTIVITAS SALEP MINYAK ATSIRI LENGKUAS MERAH (Alpinia purpurata K. Schum) DENGAN BASIS HIDROKARBON DAN BASIS LARUT AIR TERHADAP Staphylococcus aureus Elizabeth Kristanti Handayani; Beta Ria Erika Marita D; Mitta Aninjaya
STIKES DUTAGAMA KLATEN Vol 9 No 1 (2017): JURNAL ILMU KESEHATAN STIKES DUTA GAMA KLATEN
Publisher : STIKES DUTAGAMA KLATEN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5737/v9i1.314

Abstract

Rimpang lengkuas merah (Alpinia purpurata K.Schum) memiliki kandungan minyak atsiri yang berfungsi sebagai antibakteri. Untuk memudahkan pemakaian, maka minyak atsiri lengkuas merah diformulasikan dalam bentuk sediaan salep. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan salep minyak atsiri lengkuas merah (Alpinia purpurata K.Schum) dengan basis hidrokarbon (vaselin album) dan basis larut air (PEG 4000 dan kombinasi PEG 400 dan 4000) terhadap sifat fisik dan aktivitas antibakteri Staphylococcus aureus. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Metode penyarian yang digunakan adalah destilasi uap air selama ± 6 jam. Minyak atsiri pada konsentrasi 5%, 10%, 15%, 25%, 35% diuji aktivitas antibakteri. Kemudian minyak atsiri lengkuas merah konsentrasi 25% diformulasikan dalam sediaan salep dengan basis hidrokarbon (vaselin album) dan basis larut air (PEG 4000 dan kombinasi PEG 400 dan 4000). Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan Staphylococcus aureus dengan metode difusi agar sumuran, dilanjutkan uji sifat fisik salep meliputi uji organoleptis, homogenitas, daya proteksi, daya lekat, daya sebar dan pH. Hasil penelitian salep dengan basis hidrokarbon (vaselin album) memiliki sifat fisik salep yang lebih baik dari pada basis larut air (PEG 4000 dan Kombinasi PEG), penggunaan ketiga basis memiliki perbedaan signifikan terhadap mutu fisik salep dan efektivitas terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
ANALISIS BORAKS PADA TAHU KUNING DAN TAHU PUTIH DI PASAR DAERAH PEDAN Mey Rahma Melati; Beta Ria Erika Marita D; Waskitho .
STIKES DUTAGAMA KLATEN Vol 8 No 1 (2016): JURNAL ILMU KESEHATAN STIKES DUTA GAMA KLATEN
Publisher : STIKES DUTAGAMA KLATEN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5737/v8i1.339

Abstract

Latar Belakang : Tahu merupakan makanan yang sering dikonsumsi di Indonesia. Proses pembuatan tahu dilakukan dengan cara penggumpalan dengan menggunakan bahan-bahan tertentu. Permenkes no.33 tahun 2012 menyatakan bahwa salah satu BTP yang dilarang digunakan dalam makanan adalah boraks, seringnya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks akan menyebabkan gangguan hati, otak, dan ginjal. Uji kualitatif boraks dapat dilakukan menggunakan metode uji kertas tumerik dan metode uji nyala. Tujuan Penalitian : Mengetahui kandungan boraks pada tahu kuning dan tahu putih di pasar daerah Pedan. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan desain penelitian cross sectional. Sampel dalam penelitian ini yaitu 30 tahu yang diambil dari 3 pasar di daerah Pedan. Hasil Penelitian : Analisis boraks pada tahu kuning dan tahu putih di pasar daerah Pedan menggunakan metode uji kertas tumerik dan metode uji nyala menghasilkan hasil negatif atau sampel tahu tidak mengandung boraks karena pada metode uji kertas tumerik tidak dihasilkan warna merah kecoklatan dan pada metode uji nyala tidak didapatkan adanya api berwarna hijau. Kesimpulan : Dari penelitian yang telah dilakukan dan wawancara terhadap pedagang tahu dapat disimpulkan bahwa tahu yang diindentifikasi menggunakan metode uji warna kertas tumerik dan uji nyala membuktikan ke 30 tahu yang diambil dari 3 pasar di daerah pedan tidak teridentifikasi adanya boraks dan bebas dari kandungan boraks.
PENGARUH PEMBERIAN JUS DAUN JAMBU BIJI (Psidium Guajava Lin) UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI PRIMER DI DUKUH KEMBANG DESA NEPEN KECAMATAN TERAS Dwi Rahayu; R. Taufiq Nur Muftiyanto; Beta Ria Erika Marita D
STIKES DUTAGAMA KLATEN Vol 8 No 2 (2016): JURNAL ILMU KESEHATAN STIKES DUTA GAMA KLATEN
Publisher : STIKES DUTAGAMA KLATEN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5737/v8i2.399

Abstract

Latar Belakang: Hipertensi adalah tekanan darah dimana sistolik 120-139 mmHg dan tekanan diastoliknya 80-89 mmHg. Asupan dengan modifikasi bahan alam yang mengandung flavonoid menjadi salah satu komplementer dalam menurunkan tekanan darah. Jambu biji merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Tengah yang mengandung flafonoid. Tujuan: Mengetahui gambaran tekanan darah penderita hipertensi primer sebelum, selama, dan sesudah pemberian jus daun jambu biji di Dukuh Kembang, Desa Nepen, Kecamatan Teras. Metode Penelitiaan: Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan disain penelitian quasi eksperimental dan rancangan penelitian time series desigen. Sampel yang digunakan 10 responden dengan teknik sampel jenuh. Responden diberikan perlakuan dengan jus daun jambu biji sebanyak 150 mL. Pengamatan tekanan darah dilakukan sehari satu kali pada sore hari. Pengamatan sebelum perlakuan 5 hari, selama perlakuan 7 hari, dan sesudah perlakuan 5 hari. Pengolahan data menggunakan komputer dengan analisis data Anova. Hasil: Terdapat perubahan tekanan sistolik. Sebelum perlakuan rata-rata tekanan darah 184.42 mmHg. Selama perlakuan 177.14 mmHg dan sesudah perlakuan 165.28 mmHg. Kesimpulan: Ada pengaruh pemberian jus daun jambu biji untuk menurunkan tekanan darah penderita hipertensi primer di Dukuh Kembang, Desa Nepen, Kecamatan Teras.
UJI EVALUASI SALEP MINYAK ATSIRI RIMPANG LENGKUAS MERAH BASIS LEMAK DAN BASIS LARUT AIR TERHADAP AKTIVITAS Candida albicans Dyan Natalia; Mitta Aninjaya; Beta Ria Erika Marita D
STIKES DUTAGAMA KLATEN Vol 8 No 2 (2016): JURNAL ILMU KESEHATAN STIKES DUTA GAMA KLATEN
Publisher : STIKES DUTAGAMA KLATEN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.5737/v8i2.400

Abstract

Latar Belakang :Lengkuas merah (Alpinia Purpurata K. Schum) mempunyai kandungan minyak atsiri yang terdapat pada bagian rimpang. Minyak atsiri rimpang lengkuas merah (Alpinia Purpurata K. Schum) mengandung cineole, chavicol, β – caryophyllene, α – selinene dan eugenol. Secara empiris lengkuas merah (Alpinia Purpurata K. Schum) berfungsi sebagai obat panu (jamur). Senyawa yang telah diteliti mempunyai efek antijamuradalah eugenol. Minyak atsiri mudah menguap sehingga kurang praktis, kurang stabil dan tidak dapat digunakan secara langsung. Untuk memudahkan pemakaian dan mengoptimalkan terapi pengobatan topikal maka minyak atsiri diformulasikan dalam sediaan salep. Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan salep minyak atsiri rimpang lengkuas merah (Alpinia Purpurata K. Schum) dengan basis lemak (vaselin kuning) dan basis larut air (PEG 4000) terhadap aktivitas antijamur Candida albicans dan sifat fisik salep. Metode Penelitian :Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan metode One Group Pretest Posttest. Minyak atsiri rimpang lengkuas merah (Alpinia Purpurata K. Schum) diperoleh dengan cara destilasi uap dan air selama ± 6 jam. Selanjutnya minyak atsiri pada konsentrasi 5%, 10%, 15% dan 25% diuji aktivitas antijamur Candida albicans. Minyak atsiri konsentrasi 15% diformulasikan dalam sediaan salep dengan basis lemak (vaselin kuning) dan basis larut air ( PEG 4000). Pengujian sediaan salep meliputi uji aktivitas antijamur Candida albicans dan sifat fisik salep. Pengujian aktivitas antijamur menggunakan Candida albicans dengan metode difusi agar dengan teknik sumuran, sedangkan untuk Pengujian sifat fisik salep meliputi uji homogenitas, daya sebar, daya lekat, uji pH dan uji daya proteksi. Data yang diperoleh dianalisis secara langsung dalam bentuk gambar dan tabel. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan basis lemak (vaselin kuning) memiliki daya sebar 6,3 cm, daya lekat 15 detik dan pH 4,75, sedangkan basis larut air (PEG 4000) memiliki daya sebar 5,1 cm, daya lekat 9 detik dan pH 5. Untuk uji homogenitas dan daya proteksi, kedua basis memiliki hasil yang sama. Aktivitas antijamur salep basis lemak (vaselin kuning) lebih besar dari basis larut air (PEG 4000). Hal ini dapat dilihat dari diameter zona hambat basis lemak (vaselin kuning) rata – rata 14 mm dan basis larut air (PEG 4000) rata- rata 9,3 mm. Kesimpulan : Penggunaan basis lemak (vaselin kuning)dalam pembuatan salep minyak atsiri lengkuas merah (Alpinia Purpurata K. Schum) memiliki sifat fisik yang lebih bagus dibandingkan basislarut air (PEG 4000), hal ini terlihat dari nilai daya sebar, daya lekat dan pH yang lebih baik.Selain itu basis lemak (vaselin kuning) juga memiliki daya hambat antijamur lebih besar dibandingkan basis larut air (PEG 4000), hal ini ditandai dengan nilai diameter zona hambat yang lebih besar.