Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan Antara Tingkat Kepatuhan Minum Obat Antiplatelet Aspirin Dengan Kejadian Stroke Iskemik Berulang Di RS Bethesda Yogyakarta I Dewa Gde Rainey Chrisananta Putra; Rizaldy Taslim Pinzon; Esdras Ardi Pramudita
Media Farmasi: Jurnal Ilmu Farmasi Vol 13, No 1: Maret 2016
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (279.9 KB) | DOI: 10.12928/mf.v13i1.5742

Abstract

Stroke menduduki urutan ketiga terbesar penyebab kematian setelah penyakit jantung dan kanker, dengan laju mortalitas 18 % sampai 37 % untuk stroke pertama dan 62 % untuk stroke berulang. Diperkirakan 25 % orang yang sembuh dari stroke yang pertama akan mendapatkan stroke berulang dalam kurun waktu 5 tahun. Stroke berulang merupakan stroke yang terjadi lebih dari satu kali. Ketidakpatuhan minum obat memberikan peluang untuk terjadinya stroke berulang 4,39 kali dibandingkan dengan penderita stroke yang teratur berobat. Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan antara tingkat kepatuhan minum obat anti-platelet aspirin dengan kejadian stroke iskemik berulang digunakan  penelitian analitik dengan metode kasus kontrol. Penelitian menggunakan sampel sebanyak 112 data yang diambil dari data primer pasien. Kelompok kasus sebanyak 56 pasien stroke berulang dan kelompok kontrol sebanyak 56 pasien stroke tidak berulang dengan menanyakan riwayat stroke dan kepatuhan minum obat aspirin tahun 2016 kebelakang. Analisis terhadap 112 subyek yang memenuhi kriteria penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat kepatuhan sedang dan rendah minum obat anti-platelet Aspirin dengan kejadian stroke iskemik berulang dengan p >0,05 (OR : 28,52, 95%CI: 12,657-88,762, p: < 0,001) Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat kepatuhan minum obat anti-platelet aspirin dengan kejadian stroke iskemik berulang di Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Kata kunci : Stroke, kepatuhan minum obat antiplatelet aspirin
PENERAPAN SURGICAL SAFETY CHECKLIST WHO DI RSUD JARAGA SASAMEH KABUPATEN BARITO SELATAN Suryanti Klase; Rizaldy Taslim Pinzon; Andreasta Meliala
Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana Vol 1, No 3 (2016): BERKALA ILMIAH KEDOKTERAN DUTA WACANA
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Kristen Duta Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.797 KB) | DOI: 10.21460/bikdw.v1i3.25

Abstract

Latar Belakang: Penerapan pemakaian Surgical Safety Checklist (SSC) dari World Health Organization (WHO) adalah untuk meningkatkan keselamatan pasien dalam proses pembedahan dikamar operasi dan mengurangi terjadinya kesalahan dalam prosedur pembedahan. Tingginya angka komplikasi dan kematian akibat pembedahan menyebabkan tindakan pembedahan seharusnya menjadi perhatian kesehatan global. Penggunaan checklist terstruktur dalam proses pembedahan akan sangat efektif karena standarisasi kinerja manusia dalam memastikan prosedur telah diikuti. Untuk itu diperlukan juga proses penerapan Surgical Safety Checklist WHO di RSUD Jaraga Sasameh Kabupaten Barito Selatan. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian kualitatif, studi kasus. Subyek penelitian ini adalah semua personel kamar bedah RSUD Jaraga Sasameh Kabupaten Barito Selatan, Propinsi Kalimantan Tengah selama bulan Maret - Mei 2015. Kuesioner menjelaskan tentang karakteristik umum dari sampel (umur, jenis kelamin, pekerjaan, lama kerja di rumah sakit), pengetahuan tentang Surgical Safety Checklist WHO, penerimaan checklist dan penerapannya, dan kerja sama team kamar bedah. Hasil: Dari 21 personel kamar bedah yang menjawab kuesioner, 100% menyadari keberadaan Surgical Safety Checklist WHO dan mengetahui tujuannya. Kebanyakan personel berpikir bahwa menggunakan checklist keselamatan Bedah WHO bermanfaat dan pelaksanaannya di kamar bedah merupakan keputusan yang tepat. Ada 90,5% personel yang menyatakan bahwa penggunaan Surgical Safety Checklist WHO cukup mudah untuk dilaksanakan. Kesimpulan: Meskipun terdapat penerimaan yang besar terhadap pelaksanaan penerapan checklist ini diantara personel kamar bedah, tetapi terdapat sedikit perbedaan dalam pengetahuan tentang tata cara pengisian ataupun penggunaan checklist.
Baseline Stroke Severity as a Predictor of 30-Day Post-Ischemic Stroke Disability Outcome Diana Teresa; Rizaldy Taslim Pinzon; Sugianto Adisaputro
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol. 32 No. 1 (2022)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jkb.2022.032.01.6

Abstract

More than 50% of patients who survived stroke have a chronic disability. The National Institute of Health Stroke Scale (NIHSS) is a scoring system to determine the neurologic deficit of a stroke patient. This study analyzed stroke severity based on baseline NIHSS score as a determinant for 30-day post-ischemic stroke disability. This study method uses a retrospective cohort design based on medical records and stroke registry of ischemic stroke patients in Bethesda Hospital Yogyakarta. During admission, the predictive factors for the disability of the study subjects were evaluated. The baseline NIHSS assessment score was measured at 1x24 hours after admission. Disability was measured using a simplified modified Rankin Scale questionnaire (smRSq) Indonesian version at 30-day post-ischemic stroke. Statistical analysis includes univariate, bivariate, and logistic regression multivariate data analysis. The subjects were 84 patients with ischemic stroke. Disability at 30-day post-ischemic stroke occurred in 22 patients (26.2%). Logistic regression multivariate analysis show that Neutrophil to Lymphocyte Ratio (NLR) (RR: 4.488, CI: 1.873–10.756, p: 0.001) and baseline NIHSS score (RR: 28.563, CI: 2.891–282.181, p: 0.004) together significantly affect the mRS of 30-day post-ischemic stroke. Patients admitted with a higher baseline NIHSS score have a 28.5 fold risk for a worse functional outcome than those with lower baseline NIHSS scores. Stroke severity based on baseline NIHSS score is a determinant factor for disability in patients at 30-day post-ischemic stroke.