Mohamed Rehan Karim
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TANTANGAN TRANSPORTASI UMUM KHUSUSNYA MODA ANGKUTAN DARAT DI NEGARA BERKEMBANG : STUDI KASUS MALAYSIA Angelalia Roza; Andi Mulya Rusli; Mohamed Rehan Karim
JURNAL TEKNIK SIPIL ITP Vol 2, No 1 (2015): JURNAL TEKNIK SIPIL (JTS) ITP
Publisher : LP2M ITP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (387.981 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik kompetisi moda transportasi umum khususnya angkutan darat antar kota di negara berkembang seperti Malaysia, serta untuk mengetahui preferensi dan persepsi pengguna bus melalui analisis sensitivitas menggunakan skenario Stated Preference (SP), Reveal Preference (RP), model logit binomial dan regresi linier. Delapan koridor penting di Malaysia, diamati sebagai area penelitian dengan berfokus pada koridor KL-Penang. Sebanyak 12.000 set data telah dianalisis. Diperoleh bahwa selisih nilai atribut waktu perjalanan (X1), tarif (X2), frekuensi pelayanan (X3) dan waktu akses (X4) terbukti signifikan mempengaruhi utilitas dan probabilitas preferensi bus pada model akhir. Kajian ini dinilai penting, karena kebijakan pemerintah dalam mengarahkan pembangunan infrastuktur dengan anggaran besar, seperti realisasi double tracking project dan kereta api listrik ETS, cenderung menimbulkan persaingan moda terkait atribut tersebut. Mengacu pada analisis sensitivitas, terlihat adanya perbedaan persepsi pengguna bus terhadap kebijakan penyedia jasa dalam penurunan nilai utilitas moda bus terhadap kereta api. Pengguna bus terlihat kurang begitu responsif terhadap pengurangan waktu perjalanan dan pengurangan tarif kereta api. Temuan ini menarik, dimana pencapaian nilai atribut yang sama untuk kedua moda, belum tentu memberikan daya tarik moda yang sama. Pendekatan studi ini diharapkan dapat menjadi platform kebijakan industri angkutan umum darat antarkota, agar pembangunan infrastruktur lebih tepat sasaran menuju pencapaian balanced mode share. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi perhatian bagi negara berkembang lainnya, dalam rangka menghadapi persaingan angkutan umum darat antarkota di masa depan.Kata kunci: preferensi moda bus antar kota, metoda stated preference, model logit binomial, analisis sensitivitas
ANALISIS REVEAL DAN STATED PREFERENCE TERHADAP ATRIBUT ACCESS TIME DAN FREQUENCY PADA KOMPETISI MODA BUS DAN KERETA API: STUDI KASUS MALAYSIA Angelalia Roza; Andi Mulya Rusli; Mohamed Rehan Karim
JURNAL TEKNIK SIPIL ITP Vol 4, No 2 (2017): JURNAL TEKNIK SIPIL (JTS) ITP
Publisher : LP2M ITP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.589 KB)

Abstract

Kajian terkait kompetisi moda di negara berkembang masih menjadi topik menarik untuk diteliti. Malaysia sebagai salah satu negara berkembang misalnya, telah merealisasikan double tracking project ETS yang semakin mempertajam kompetisi moda angkutan darat antarkota di negara ini, khususnya moda bus ekspres dan kereta api ekspres. Tingginya persaingan moda tersebut dapat direpresentasikan melalui probabilitas dan preferensi moda. Pendekatan analisis dilakukan menggunakan reveal preference method yang dipertajam dengan stated preference method. Preferensi pengguna moda bus dideskripsikan dengan memunculkan analisis utilitas dan sensitivitas terhadap 12.000 data set. Melalui analisis sensitivitas, dapat diprediksi respon pengguna bus terkait perubahan nilai utilitas kedua moda tersebut. Temuan studi ini menjadi menarik, dimana probabilitas pemilihan bus berpotensi turun sebesar 59.1% (menjadi 18.1%) ketika moda kedua mampu melayani keberangkatan dengan intensitas frekuensi yang sama. Artinya, jika ditinjau dari atribut frequency, untuk mencapai balanced mode share, moda kereta api perlu meningkatkan frekuensi pelayananya menjadi 8 departures/day (meningkat 200% dari fekuensi pelayanan eksisting). Sedangkan bila ditinjau dari atribut access time dan shifting dari moda bus menuju moda kereta api mungkin pula terjadi apabila access time menuju terminal bus tidak dijaga baik seperti kondisi saat ini. Berdasarkan hasil sensitivitas analisis, kondisi balanced mode share antara moda bus dan kereta api dapat terjadi dengan sendirinya ketika access time menuju terminal bus menjadi lebih buruk (lebih lama 31 menit dari kondisi eksisting). Hal ini merupakan tantangan terhadap peningkatan pelayanan feeder mode transport di negara ini. Langkah pemerintah untuk mendisain transport hub dinilai tepat, guna memfasilitasi pergerakan ke arah utara, selatan dan timur Malaysia dengan pemisahan jaringan terminal bus inter-regional dan intra-regional di Kuala Lumpur. Maka temuan terkait kompetisi moda angkutan darat di Malaysia dapat menjadi catatan penting bagi pembuat kebijakan di negara berkembang seperti Indonesia, untuk menggalakkan penggunaan transportasi umum kedepannya. Kata Kunci: Metoda stated preference, Reveal preference,  Access time, Frequency, Preferensi moda bus antarkota dan kereta api