Rumina Rumina
STAI HASANUDDIN PARE

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Korelasi Filsafat Ilmu Terhadap agama dalam Perspektif Al-Qur'an Rumina Rumina
INOVATIF: Jurnal Penelitian Pendidikan, Agama, dan Kebudayaan Vol. 3 No. 1 (2017): Februari 2017
Publisher : LPPM IAI Hasanuddin Pare-Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ilmu, filsafat dan agama mempunyai hubungan yang terkait dan reflektif dengan manusia. Dikatakan terkait karena ketiganya tidak dapat bergerak dan berkembang apabila tidak adaa alat dan tenaga utama manusia, tiga alat daan tenaga utama manusia itu adalah : akal fikir, rasa dan keyakinan, sehingga dengan ketiga hal tersebut manusia dapat mencapai kebahagiaan dirinya. Dalam kehidupan manusia ada tiga pendekatan untuk menghampiri dan menemukan kebenaran. Ketiga pendekatan itu adalah filsafat, ilmu, dan agama. Terdapat hubungan yang erat antara ketiga sumber kebenaran ini, walaupun masing-masing berbeda dalam metodologinya (nilai epistemology), hakikatnya (nilai ontology) dan manfaat serta kegunaannya (nilai aksiologi). Filsafat merupakan hasil dari pemikiran manusia yang radikal, tajam, dan menukik terhadap setiap persoalan. Dalam mencari kebenaran pun hanya menggunakan akal semata, sehingga kebenarannya merupakan kebenaran rasionalitas yang tentunya bersifat relatif atau nisbi. Ilmu merupakan hasil dari penelitian yang dibuktikan dengan kegiatan ilmiah melalui tahap pengujian, pembuktian, dan penyesuaian degan fakta yang terjadi. Kebenarannya diperoleh melalui pandangan manusia terhadap realita, sehingga kebenarannya bersifat empiris dan masih relative atau nisbi. Sedangkan agama merupakan kebenaran yang diperoleh melalui wahyu (agama samawi) yang bersifat intuisi serta rohani. Permasalahan akan muncul jika antara perkembangan filsafat, ilmu, dan agama terdapat kesenjangan dan ketimpangan dalam praktek kehidupan manusia. Di bawah ini penulis akan mencoba mengurai akibat yang akan terjadi bila antara filsafat, ilmu, dan agama tidak berjalan seirama dan seimbang: Kontradiksi dengan sebelumnya dan ini merupakan nilai ideal yang harus dimiliki oleh manusia. Jika ketiganya kuat, maka kondisi suatu bangsa akan mencapai puncak kesejahteraan. Dengan agama manusia bisa menjadi muttaqin dan berbudi pekerti luhur, dengan filsafat manusia akan selalu mencari pemecahan masalah-masalah dan menyediakan inovasi-inovasi, sedangkan dengan ilmu manusia jadi semakin mudah dalam menghadapi perkembangan zaman ini.
Building Brand Image Perguruan Tinggi: BUILDING BRAND IMAGE PERGURUAN TINGGI Rumina Rumina
INOVATIF: Jurnal Penelitian Pendidikan, Agama, dan Kebudayaan Vol. 4 No. 2 (2018): September 2018
Publisher : LPPM IAI Hasanuddin Pare-Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (65.179 KB)

Abstract

Building an image of a college requires marketing terms that have an important role for the survival of universities, because today there are no organizations, both business and non-business organizations that can be separated from marketing.Marketing begins with internal marketing, namely communicating to staff about things that happen in the institution, so that staff have the opportunity to give feedback ideas. If this internal customer is run properly, it will be able to boost the wider external marketing. Marketing conducted by universities is oriented to customer satisfaction in this case students, to attract the interest of college students need to pay attention to several categories of how prospective students see universities that will be their choice, including; (1) universities that are more pretisius (2) problems of place or location of campus (3) superior private universities in one part only (4) universities that do not discriminate student admissions in any department (5) universities are not only dominated by upper economic circles, but also by the lower middle class. (6) the dissemination of brochures, banners, throughout the university segment must be intensified.Building a positive image of higher education begins with improving conditions: (a) internal factors, namely curriculum factors, concentration of education, teaching staff, as well as graduate prospects, differentiation becomes an important element to place a product different from the others so that it becomes its own brand. (b) external factors such as the factor of regional autonomy, and the high cost of education, this factor influences the decline in the number of students. (c) As well as fostering cooperative relations between educational institutions and communities, the Board of Trustees, the Education Council, school committees, and educational foundations.
Pendidikan Islam Terhadap Anak Dalam Presfektif Al-Qur’an (Pembentukan Karakter dan Kepribadian Muslim) Rumina Rumina
INOVATIF: Jurnal Penelitian Pendidikan, Agama, dan Kebudayaan Vol. 5 No. 1 (2019): Februari 2019
Publisher : LPPM IAI Hasanuddin Pare-Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.47 KB)

Abstract

Education is one of the tools to achieve a happy life both in the world and in the hereafter and through education can also lead us to error if wrong education is provided by parents, teachers and other education actors. So that only with Islamic education humans will live in peace, peace and happiness in the afterlife. Child education should begin as early as possible with religious education taught by the Qur'anic conception in a good and right way. Education starts from the womb until they are justified so that parents are separated from their responsibilities to them. The family is the child's first environment for learning. What is seen, heard and done in his family, will imprint on the child personally until they grow up so that education in the family determines their moral development when they are in another environment. Child coaching is carried out through, for example, good examples, attitude formation and training. character and personality of a person is formed from two side factors namely biological factors and environmental factors