Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERFORMANS MUTU AYAM BURAS PEDAGING HASIL PERSILANGAN AYAM PELUNG JANTAN DENGAN AYAM LOKAL BETINA Purwanti, Maya; Ace, Iis Soriah; Krisna, Rizal; Wahyuningsih, Wahyuningsih
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol 1 No 1 (2006)
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (43.851 KB) | DOI: 10.51852/jpp.v1i1.193

Abstract

Saat ini ayam buras juga telah berhasil menerobos monopoli ayam boriler di pasarswalayan. Karkasnya dikemas sama cantiknya dengan karkas broiler, bedanya karkas ayamburas nampak lebih kurus, dagingnya lebih tipis dan bobotnya kurang dari 1 kg dengan hargayang lebih mahal. Ayam buras yang digemari umumnya berumur 4 – 6 bulan dengan bobotkarkas 0,7 – 1 kg. Pada umur ini dagingnya masih lunak dan tulangnya manis. Aromanya tidakmerangsang dan rasanya sangat gurih.Pengkajian ini bertujuan untuk mengamati performans ayam hasil silangan pelung jantandengan ayam betina lokal dan nilai ekonominya pada umur 12 minggu. Penelitian dilaksanakandi STPP Bogor Jurusan Penyuluhan Peternakan selama 6 (enam) bulan.Pengamatan dan pengukuran dilakukan terhadap bobot badan ayam, pengukurankonsumsi pakan, mortalitas dan perhitungan ekonomi.Pada pengamatan sampai umur 12 minggu, pertambahan bobot badan menunjukkanpengaruh yang nyata (P>0.05), konsumsi pakan berbeda sangat nyata (P<0.01) dan konversipakan berbeda sangat nyata (P<0.01). Pada perhitungan ekonomi diperoleh keuntungan padaayam silangan pelung sebesar 23,57 persen dan untuk ayam buras sebesar 18,81 persen.
TINGKAT PEMILIKAN SAPI (SKALA USAHA) PETERNAKAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEUNTUNGAN USAHATANI TERNAK PADA KELOMPOK TANI TERNAK SAPI PERAH DI DESA TAJUR HALANG BOGOR Krisna, Rizal; Manshur, Endjang
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol 1 No 1 (2006)
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (45.915 KB) | DOI: 10.51852/jpp.v1i1.199

Abstract

Usaha sapi perah merupakan usaha peternakan rakyat yang pemiliknya berkisar antara 1–10 ekor tiap keluarga peternak. Usaha ini akan menguntungkan bila dikelola secara baik.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaan tingkat pemilikan sapiperah pada peternak agar memberi gambaran pada jumlah berapa ekor pemilikan ternak sapiperah yang dianggap menguntungkan.Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat pemilikansapi perah dengan tingkat keuntungan usaha, untuk memulai suatu usaha sapi perah jumlahternak yang dimiliki minimal 4 ekor induk sapi laktasi produktif ini terlihat dari gambaran hasilusaha bahwa pada jumlah pemilikan 4 ekor sapi perah peternak telah memperoleh keuntungan,sedangkan berdasarkan analisis statistik korelasi Spearmen Rho menggambarkan bahwa tidakterdapat korelasi yang benar-benar nyata antara tingkat pemilikan induk sapi dengankeuntungan usaha yang diperoleh peternak. Hal ini disebabkan bahwa dalam penelitian ini tidakmemperhitungkan jumlah sapi laktasi produktif akan tetapi hanya menggambarkan jumlahpemilikan sapi secara keseluruhan.
Hubungan Tingkat Kepemilikan dan Biaya Usaha dengan Pendapatan Peternak Sapi Potong di Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat (Studi Korelasi) Krisna, Rizal; Harry, .
Jurnal Aplikasi Manajemen Vol. 12 No. 2 (2014)
Publisher : Universitas Brawijaya, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/

Abstract

Tujuan Penelitian 1) Untuk mengetahui pengaruh tingkat kepemilikan ternak sapi potong terhadap pendapatan petani ternak. 2) Untuk mengetahui biaya yang diperlukan dalam pemeliharaan sapi potong, 3) Pada jumlah berapa ekor ternak sapi potong dapat memenuhi kebutuhan hidup petani ternak sesuai dengan UMR Kabupaten Sukabumi. 4) Untuk mengetahui hubungan secara menyeluruh antara tingkat kepemilikan dan biaya usaha terhadap pendapatan petani ternak sapi potong. Hasil analisa usaha tani diperoleh pendapatan petani ternak sapi potong pertahun masing-masing kelompok skala usaha yaitu untuk skala kecil sebesar Rp. 9.995.833,86 dengan jumlah ternak yang dipelihara rata-rata 3.32 ekor, untuk skala sedang sebesar Rp. 19.143.909.,10 dengan jumlah ternak yang dipelihara rata-rata 7.15 ekor dan untuk usaha skala besar Rp. 33.440.581,00 dengan jumlah ternak yang dipelihara rata-rata 12.75 ekor bila dibandingkan dengan Upah Minimum regional (UMR) kabupaten sukabumi yang sebesar Rp. 875.000,- per bulan dan Rp. 10.000.500,- per tahun maka untuk masing-masing skala usaha yang harus dipelihara atau diusahakan petani ternak sapi potong dalam setahun yaitu untuk skala kecil sebanyak 3.5 ekor ternak, untuk skala sedang sebanyak 3.9 ekor ternak dan untuk skala besar sebanyak 4 ekor ternak sapi potong. 4) Dari hasil perhitungan regresi berganda maka diperoleh persamaan regresi taksiran sebagai berikut yaitu Y = 9448386,860 + 3670785,282X1 - 0,078X Hasil ini menjelaskan bahwa variabel tingkat kepemilikan sebesar 3670785,28 berpengaruh pada pendapatan petani ternak sapi potong dan untuk variabel biaya usaha terlihat adanya hubungan linier negatif antara biaya usaha dengan pendapatan petani ternak sapi potong, dari hasil analisis diperoleh besarnya koefisien regresi sebesar-0.078 jika variabel tingkat kepemilikan tetap atau tidak berubah. Kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut: 1) Semakin besar skala usaha semakin baik kesejahteraan petani ternak atau semakin banyak jumlah ternak yang dipelihara dalam satu kali periode pemeliharaan akan semakin tinggi pendapatan yang diperoleh peternak sapi potong, 2) Dengan mengetahui serta memahami biaya usaha ternak sapi potong maka efisiensi usaha dapat dilakukan dengan baik. 3) Dengan memelihara ternak sebanyak tiga atau empat ekor setahun petani ternak dapat hidup secara layak sesuai dengan Upah Minimum Regional kabupaten Sukabumi.