Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Geokimia Batubara Untuk Beberapa Industri Dessy Lestari S; M. Amril Asy’ari; Rachmat Hidayatullah
POROS TEKNIK Vol. 8 No. 1 (2016)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/porosteknik.v8i1.381

Abstract

Dewasa ini perkembangan batubara sebagai sumber energi alternatif mampu bersaing dengan sumber daya utama yaitu minyak dan gas bumi. Banyak kerugian dan kerusakan yang terjadi akibat tidak diketahuinya karakteristik batubara. Batubara yang tidak memenuhi persyaratan dapat menghasilkan produktivitas yang rendah. Agar produktifitas industri yang memakai batubara tetap terjaga efesiensi dan efektifitasnya maka karakteristik geokimia batubara dari suatu daerah penambangan harus diketahui terlebih dahulu.Untuk mengetahui karakteristik geokimia dilakukan dengan cara analisa proksimat yaitu menentukan kandungan air, kandungan zat terbang, kandungan abu dan kandungan karbon tetap, dan analisa ultimat untuk menentukan kandungan karbon, kandungan sulfur, kandungan hidrogen dan kandungan oksigen. Selain kedua analisa tersebut juga terdapat sifat-sifat penting batubara untuk industri yaitu coal size High Heating Value (HHV), Hardgrove Grindability Index (HGI), ash funshion characteristic, nilai kalor (calorific value) serta sifat caking dan coking.Karakteristik geokimia batubara dalam bidang industri terutama Untuk PLTU diperlukan spesifikasi batubara dengan rata-rata adalah HHV 5242 kcl/kg, moisture 23 %, volatile matter 30,3 %, kandungan abu 7,8 %, kandungan sulfur 0,4 %, dan HGI-nya adalah 61,8. Indusri semen adalah nilai kalor cukup tinggi > 6000 cl/gr, volatile matter medium maksimum 36-42 %, moisture maksimum 12 %, kadar abu maksimum 6 %, kadar sulfur maksimum 0,8 %, kadar alkali dalam abu maksimum 2 % dan variasi kualitas tidak lebih dari 10 % . Untuk industri pengolahan logam, persyaratan batubaranya adalah nilai kalori tinggi > 6000 cl/gr, kandungan C dan H dominan, volatile matter harus mengandung CO / C, kandungan abu maksimal 6 %, sulfur kurang dari 0,0025 %, moisture dan fosfor rendah.
PENGARUH GROUTING TERHADAP NILAI LUGEON PADA BATUAN DASAR PONDASI BENDUNGAN TAPIN M. Amril asy'ari; Rachmat Hidayatullah; Dessy Lestari.S; Selo Bhuwono Kahar; Maharto Kristiyono
Jurnal Teknik Sipil Vol 5 No 2 (2021): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Desember 2021
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v5i2.1186

Abstract

Bendungan merupakan bangunan air yang dibangun melintang sungai untuk meninggikan elevasi muka air. Salah satu bangunan konstruksi Bendungan adalah Maindam, Fungsi dari konstruksi maindam adalah sebagai tempat penampungan air Bendungan. Oleh karena itu bendungan harus memiliki pondasi yang kedap air agar tidak terjadi rembesan atau kebocoran. Injeksi semen bertekanan (grouting) adalah proses di mana suatu cairan diinjeksikan dengan tekanan sesuai uji tekanan air ke dalam rongga, rekah dan retakan batuan/tanah, yang mana cairan tersebut dalam waktu tertentu akan menjadi padat secara fisika maupun kimiawi. Setelah dilakukan test grouting kemudian dilakukan perhitungan nilai luegon untuk mengetahui efektifitas grouting yang dinyatakan dalam %. Pekerjaan pemboran dan grouting pada area maindam Bendungan Tapin dilaksanakan dengan jumlah titik sebanyak 1350 yang dibagi kedalam 12 blok. Dari hasil pekerjaan cek hole untuk pekerjaan grouting maindam kiri untuk 6 blok memiliki angka Lugeon rerata 2.46. Pada pekerjaan grouting di maindam kanan, setelah dilakukan pekerjaan Cek Hole 6 blok didapatkan angka Lugeon rerata 1.18. Hasil perhitungan efektifitas grouting pada zona inti di area maindam didapatkan nilai efektifitas grouting yang diperoleh pada angka 74.38. Angka tersebut dimasukkan kedalam tabel pengaruh Efektifitas grouting masuk kedalam kategoti baik. Kategori tersebut telah menunjukkan bahwa grouting telah berhasil dilaksanakan
ANALISA BATUAN ANDESIT SEBAGAI PONDASI GEOLOGI BENDUNGAN TAPIN M. Amril asy'ari; Sofwan Hadi; Selo Bhuwono Kahar; Amir Rahman Radiani; Maharto Kristyiono; Rachmat Hidayatullah
Jurnal Teknik Sipil Vol 7 No 1 (2023): Jurnal Gradasi Teknik Sipil - Juni 2023
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31961/gradasi.v7i1.1757

Abstract

Kabupaten Tapin dengan ibukotanya Rantau merupakan salah satu wilayah kabupaten di Propinsi Kalimantan Selatan yang lahan pertaniannya tergolong cukup potensial. Oleh karena itu guna menjamin tersedianya air untuk berbagai keperluan tersebut, terutama dalam mengatasi masalah rawan ketersediaan air dan sebagai faktor pendukung pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Tapin, maka disusun rencana pengembangan dan pemanfaatan sungai Tapin dengan membangun Bendungan. Peranan geologi dalam pembangunan waduk/bendungan sangatlah dibutuhkan, terutama dalam membantu pembangunan fisik bangunan. Peranan geologi dijalankan dengan melakukan pemetaan batuan pada daerah – daerah bendungan. Dari hasil pemetaan, dapat diberikan saran untuk kelancaran pekerjaan bangunan bendungan. Maksud dari penyelidikan geologi adalah untuk mengetahui aspek-aspek litologi (susunan) batuan, sifat fisik dan teknis dari tanah dan batuan pondasi bendungan yang akan dipergunakan untuk perencanaan teknis bendungan. Penyelidikan geologi yang telah dilakukan dengan metode pengamatan langsung dilapangan meliputi pengamatan kondisi tanah dan batuan pada bagian permukaan dan pengamatan kondisi batuan bagian bawah permukaan dengan mengamati batuan dari hasil pemboran coring batuan, kemudian dilakukan analisa uji kuat tekan batuan. Dari hasil uji kuat tekan batuan kemudian dimasukkan kedalam parameter Rock Mass Rating dan dilanjutkan ke analisa Kelas massa batuan menurut bobot total.  Berdasarkan hasil analisa kondisi batuan pada area Bendungan Tapin masuk kategori Batu Baik.