Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH NILAI SLUMP TERHADAP KUAT TEKAN Muhammad Humaidi; Muhammad Hafizh
INTEKNA informasi teknik dan niaga Vol 11 No 2 (2011)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air tidak hanya berfungsi untuk reaksi kimia semen pada beton tetapi air juga menentu-kan kemudahan pengerjaan (workability)  beton. Oleh karena itu penambahan air pada komposisi beton harus dikendalikan dan disesuaikan dengan workability yang diingin-kan.. Salah satu cara agar workability tinggi adalah dengan memakai nilai slump yang tinggi pada saat desain campuran. Nilai slump yang tinggi ternyata seringkali menim-bulkan  kekhawatiran apakah kuat tekan yang direncanakan akan tercapai.Dengan cara melakukan desain campuran untuk kuat tekan rencana 20 MPa dengan tiga variasi nilai slump yaitu slump 30, slump 60 dan slump 90. Agregat yang digunakan pada ketiga campuran berasal dari sumber yang sama dan semen yang juga sama. Maka  ingin diketahui bagaimana pengaruh variasi  nilai slump terhadap kuat tekan beton. Dapat disimpulkan walaupun terdapat perbedaan hasil uji kuat tekan tetapi variasi nilai slump tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kuat tekan beton terutama pada umur beton 28 hari dan kuat tekan rencana juga dapat tercapai.
ALTERNATIF PENGGUNAAN BATU KORAL UNTUK BETON DENGAN KUAT TEKAN fc’ 30 MPa Muhammad Humaidi; Khairil Yanuar
INTEKNA informasi teknik dan niaga Vol 14 No 1 (2014)
Publisher : P3M Politeknik Negeri Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kondisi geografi, geologi dan iklim tropis Indonesia yang sebagian besar terkena jalur pegununganberapi, pantai dan aliran sungai sangat kaya dengan jenis material batuan a-lam(Mulyono, 2003). Batu koral merupakan batuan alam yang mudah didapat terutama padadaerah yang mempunyai aliran sungai dari pegunungan. Pemanfaatan batu koral sebagaiagragat kasar pada beton mutu tinggi belum lazim dilakukan. Hal ini karena batu koralyang bentuk permukaannya halus dianggap mengurangi kekuatan beton karena le-katanantara mortar dan permukaan batu koral menjadi berkurang, padahal batu koralmempunyai harga yang relative murah karena bisa langsung digunakan tanpa perlu dipecahlebih dahulu seperti batu gunung/split. Batu pecah dijual sekitar Rp. 250.000,00 perm3 sedangkan batu koral Rp. 180.000,0 s/d 195.000,00 per m3 tergantung kondisi cuacadan jarak pengiriman.Di daerah Kalimantan Selatan ada beberapa sumber batu koral yang umum dikenal sebagaipenghasil batu koral yaitu: Desa Padang Batung, Desa Birayang, dan Desa AwangBangkal. Dengan bisa di manfaatkannya batu koral sebagai bahan material beton kuattekan fc’ 30 MPa, maka pembangunan konstruksi yang menggunakan beton fc’ 30 MPaakan lebih ekonomis. Oleh karena itu perlu dicari batu koral yang mempunyai karakte-ristikyang terbaik dan komposisi bahan pembuat beton yang tepat agar didapatkan be-tondengan kuat tekan 30 MPa.Dari ke tiga sumber tersebut perlu diteliti karakteristik batu koralnya yaitu sifat mekanis dansifat fisik. Batu koral yang mempunyai karakteristik yang baik dijadikan acuan untukperencanaan komposisi beton (Job Mix Design). Dibuatkan minimal tiga variasi kom-posisiuntuk mendapatkan beton dengan kuat tekan 30 MPa. Kemudian dibuat benda uji silinderdengan ukuran diameter 150mm dan tinggi 300 mm dengan masing-masing 30 buahbenda uji setiap komposisi. Pengujian dilakukan pada umur 7 hari, 14 hari dan 28 hari.Seluruh metode pengujian mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI).Dari hasil pengujian didapat walaupun tiap koral mempunyai kelebihan dan kelemahansendiri, namun Koral Padang Batung mempunyai keunggulan pada kekerasan/keausandan berat jenis SSD sehingga dianggap sebagai koral yang mempunyai karakterisitikterbaik diantara tiga koral yang diuji. Hasil uji tekan beton menunjukkan bahwa variasiproporsi dengan kuat tekan rencana 32 MPa memenuhi syarat untuk beton dengan kuattekan fc’ 30 MPa. Dari hasil tersebut dapat disarankan bila menngunakan Koral PadangBatung dan Pasir Barito untuk beton dengan kuat tekan fc’30 MPa agar menggunakanproporsi campuran beton dengan kuat tekan rencana fc’ 32 MPa.
Variation of Cement Types Usage for Compressive Strength of Concrete Quality F'c 35 Mpa Muhammad Humaidi; Khairil Yanuar; Aunur Rafik; Herliyani Farial Agoes; Reza Adhi Fajar; Surat
Jurnal Multidisiplin Madani Vol. 3 No. 3 (2023): March 2023
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55927/mudima.v3i3.2640

Abstract

Various research and experiments in the field of concrete are ocurred as an effort to improve the quality of concrete, material technology and implementation techniques obtained from the results of these studies and experiments are intended to answer the increasing demands on the use of concrete and overcome the obstacles that often occur in the implementation work at outdoor. One of them is to get high quality concrete. By using a variety of types of cement. The purpose of this study was to obtain a high quality f'c 35 MPa and to find out whether the cement type PPC (gresik) and the cement type PCC (tonasa and three wheels) where this type of cement has a high compressive strength achieves a quality of f'c 35 MPa. The test object used is cylindrical in shape and the planned quality is 35 MPa which will be tested at the age of 7 days, 14 days, 28 days and 56 days. This research was carried out in the BANJARMASIN STATE POLYTECHNIC laboratory. From the results of this study with the same mixture proportions, the characteristic compressive strength for the Gresik Cement Variation (PPC) = 28.665 MPa, the Cement Tonasa Variation (PCC) = 35.779 MPa, and the Characteristic Compressive Strength for Three Wheel Cement Variations (PCC) =31,961MPa. It can be concluded that the compressive strength of the concrete characteristics of the tonal cement variation is higher than that of the Gresik and Three Roda cement variations