Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pengaruh Kombinasi Posisi Fiber Terhadap Kekuatan Fleksural dan Ketangguhan Retak Fiber Reinforced Composite Polyethylene Widyapramana Widyapramana; Widjijono Widjijono; S. Sunarintyas
Insisiva Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva Vol 2, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/di.v2i2.569

Abstract

Kehilangan gigi akibat karies, trauma, kondisi sistemik dan penyakit periodontal, dapat menyebabkan gangguan fungsional terutama pada saat digunakan untuk pengunyahan. Restorasi gigi tiruan cekat (GTC) secara direct yang menggunakan material komposit dengan penguatan fiber sering disebut sebagai fiber reinforced composite (FRC). UHMWPE merupakan non-impregnated polyethylene fiber yang mempunyai kekuatan fleksural lebih baik dari Pre-impregnated glass fiber. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi posisifiber terhadap kekuatan fleksural dan ketangguhan retak (fracture toughness) FRC UHMWPE. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental laboratoris. Bahan penelitian menggunakan fiber Polyethylene (Construct, Kerr, USA) lebar 2mm, resin komposit flowable (Filtek Z350 XT 3M ESPE, USA), silane (RelyX 3M ESPETMSil, Germany). Sampel dalam penelitian ini adalah batang polyethylene fiber reinforced composite (FRC) dengan ukuran 2 x 2 x 25 mm terbagi dalam 3 kelompok kombinasi posisi fiber. Kelompok pertama adalah kombinasi posisi compression – neutral, kelompok kedua posisi neutral – tension dan kelompok ketiga posisi compression – tension dengan jumlah total sampel adalah 18. Sampel FRC diuji dengan menggunakan universal testing machine untuk mengetahui kekuatan fleksural (Mpa) dan ketangguhan retak/fracture toughness (MPa-m1/2). Perbedaan pengaruh diukur menggunakan analisis data Anova 1 jalur dan LSD (p0,05). Hasil uji statistik pada sampel FRC menunjukkan terdapat pengaruh perbedaan yang bermakna pada semua sampel yangdiuji p=0,00. Sampel batang polyethylene fiber reinforced composite (FRC) dengan kombinasi posisi compression – tension memiliki kekuatan fleksural 189 MPa dan ketangguhan retak 91,08 MPa-m1/2 tertinggi dibandingkan dengan kelompok sampel yang lainnya. Terdapat pengaruh perbedaan kombinasi posisi fiber polyethylene pada sampel FRC UHMWPE terhadap kekuatan fleksural dan ketangguhan retak (fracture toughness). Berdasarkan hasil uji sampel tersebut dapat dikatakan bahwa kombinasi posisi fiber compressiontension pada aplikasi gigi tiruan cekat (GTC) dapat memberikan kekuatan fleksural 189 Mpa yang optimal dan mendekati rerata tekanan pengunyahan sebesar 193 Mpa.
Peningkatan Kompetensi Pramuka Peduli, Saka Bhakti Husada dan Dental Scouting dalam Kesiapsiagaan Erupsi Merapi 2022 Laelia Dwi Anggraini; Bakhrul Lutfianto; Widyapramana Widyapramana
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2022: 3. Kesehatan Keluarga dan Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/ppm.53.1114

Abstract

Kesehatan merupakan salah satu unsur yang berpengaruh pada perkembangan hidup manusia, untuk itu diperlakukan usaha-usaha yang dapat meningkatkan taraf kesehatan masyarakat, khususnya di Kota Yogyakarta. Persoalan yang dihadapi saat ini adalah keterbatasan dalam pelayanan kesehatan gigi dan mulut. Menurut WHO lebih dari 50 juta jam sekolah pertahun hilang sebagai akibat yang ditimbulkan oleh sakit gigi pada anak. Surkesnas melaporkan 62,4% penduduk merasa terganggu pekerjaan/sekolah karena sakit gigi (rata-rata pertahun 3,86%). Lokasi mitra adalah aktivis Pramuka Penegak dan Pandega (T/D) di lingkungan Kwarda DIY. Kwarda DIY terdiri dari 5 Kwartir Cabang (setingkat Kabupaten/Kota), ialah Sleman, Gunung kidul, Bantul, Kulon Progo dan Kota Yogyakarta. Diharapkan ada perwakilan dari mitra ini, sehingga kader bisa ditempatkan di beberapa wilayah DIY. Keunikan pengabdian masyarakat ini adalah adanya mitra sasaran, yaitu pelibatan para Penegak Pandega (peserta didik usia 16-25 tahun) yang merupakan agen perubahan. Program Studi Kedokteran Gigi dalam menjalankan visi dan misinya sesuai renstra pengabdian kepada masyarat berkomitmen membangun mindset bahwa ‘pencegahan lebih baik dari pengobatan’. Urgensi pengabdian masyarakat ini adalah memberikan pembelajaran dan deteksi dini karies pada gigi masyarakat sehingga program pencegahan dapat dilakukan. Pendayagunaan usia T/D karena dipandang sebagai usia strategis dalam pembinaan peserta didik gerakan pramuka. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah transfer perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu cepat di bidang kedokteran gigi khususnya cara pemeliharaan kesehatan gigi pada masyarakat, menambah wawasan pengetahuan dan keterampilan juga peningkatan peran serta Penegak Pandega dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Rangkaian kegiatan ini dirancang untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dapat menunjang kemampuan T/D secara profesional sesuai perannya dan peran serta dokter gigi dalam melakukan edukasi bagi masyarakat. Pengabdian ini berupa sosialisasi preventive care yang dapat dilakukan para T/D dalam deteksi dini karies (lubang gigi) dan cara pencegahannya, serta membentuk ‘Kader Gigi Sehat’ untuk T/D di wilayahnya. Targetnya adalah terbentuknya Satgas T/D Peduli Kesehatan Gigi, yang siap mendeteksi dini karies pada masyarakat. Rata-rata skor pengetahuan kader pramuka sebelum pelatihan adalah 68% dan sesudah pelatihan adalah 92%. Luaran penelitian ini adalah publikasi jurnal nasional pengabdian masyarakat terindeks sinta, publikasi pada media massa cetak dan/atau media massa TV/radio, video pelaksanaan kegiatan dan peningkatan pemberdayaan T/D berdasar kuesioner pengetahuan (sebelum dan sesudah)