Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Indeks Keandalan Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid Angin-Surya Menggunakan Metode EENS Ramadoni Syahputra; Fahrian Noor; Faaris Mujaahid
Semesta Teknika Vol 23, No 1 (2020): MEI 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/st.v23i1.9602

Abstract

Pengembangan sumber energi terbarukan, terutama pembangkit listrik tenaga angin dan surya sangat penting di Indonesia. Hal ini disebabkan kedua jenis pembangkit tersebut dinilai paling potensial dan realistis untuk mendukung program pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Dalam penelitian ini disajikan studi tentang indeks keandalan pembangkit listrik hibrid tenaga angin dan surya. Metode untuk menganalisis indeks keandalan adalah metode EENS (expected energy not supplied). Dalam penelitian ini dilakukan analisis lapangan pada pembangkit listrik yang telah beroperasi di Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai EENS masih belum memenuhi standar yaitu 0,002% per tahun. Studi yang dilakukan pada tahun 2019 ini menyimpulkan bahwa pembangkit listrik hibrid berbasis tenaga angin dan surya ini belum dapat diandalkan untuk mendukung ketersediaan energi listrik di wilayah Bantul.    The development of renewable energy sources, especially wind and solar power plants, is very important in Indonesia. This fact is because these two types of power plants are considered the most potential and realistic to support renewable energy development programs in Indonesia. In this research, a study on the reliability index of wind and solar-based power plants is presented. The method for analyzing the reliability index is the EENS (expected energy not supplied) method. This study conducted a field analysis on a power plant that has been operated in Bantul district, Yogyakarta Special Region province. The results of the study show that the EENS value still does not meet the standard, namely 0.002% per year. The study conducted in 2019 concluded that wind and solar-based hybrid power plants could not be relied on to support the availability of electrical energy in the Bantul area.     
A Study of Sugarcane Waste for Biomass Energy in the Supply of Electrical Energy Ramadoni Syahputra; Oki Iwan Pambudi; Faaris Mujaahid; Indah Soesanti
Journal of Electrical Technology UMY Vol 4, No 1 (2020): June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jet umy.v4i1.9746

Abstract

This paper presents a study of sugarcane waste for biomass energy in the supply of electrical energy. Biomass is a renewable energy source derived from organic matter such as wood and sugarcane waste. As much as 30 per cent of sugar cane raw material for sugar production is in the form of sugar cane waste. This sugarcane waste is very potential to be developed as a biomass energy raw material. In this study, an analysis of the potential of sugarcane waste at the Madukismo Yogyakarta sugar mill was carried out. Observations made to record how much cane waste is produced by the sugar factory every day of the year. Furthermore, these data are analyzed using Homer Energy software to obtain the potential of electrical energy produced during a year. The analysis was also carried out on the amount of electricity demand in the sugar factory. This study is done to calculate how much the contribution of electrical energy from biomass as a provider of electricity supply. The results of the analysis showed that sugarcane waste as much as 1.035 tons/day on average was able to meet all the electrical energy requirements for the operation of the Madukismo sugar factory.
Aplikasi Kompor Listrik di Industri Batik untuk Efisiensi Energi dan Lingkungan Sehat Ramadoni Syahputra; Faaris Mujaahid
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2019: 6. Penanggulangan Bencana dan Pelestarian Lingkungan Hidup
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.516 KB) | DOI: 10.18196/ppm.26.522

Abstract

Ramadoni Syahputra1 , Faaris Mujaahid2 , dan Indah Soesanti3 Batik merupakan aset nasional yang keberadaannya telah mendapat pengakuan dari badan duniaUNESCO. Salah satu pusat industri batik yang terkemuka adalah Daerah Istimewa Yogyakarta,khususnya kabupaten Bantul. Di kabupaten Bantul, terdapat satu sentra industri batik yang cukuppopuler yaitu di desa Wijirejo kecamatan Pandak. Dalam proses produksi, sentra industri ini masihmenggunakan kompor batik berbahan bakar minyak tanah untuk memanaskan lilin (malam).Penggunaan kompor minyak ini memiliki beberapa kelemahan yaitu ketersediaan minyak tanah yangtidak kontinyu, dimana sering terjadi kelangkaan minyak tanah. Selain itu harga meninyak tanah yangrelatif mahal, dan polusi udara yang dihasilkan kompor jenis ini cukup mengganggu kesehatan paraperajin batik. Oleh karena itu, sebagai akademisi maka penulis memiliki tanggungjawab moral untukmembantu mengatasi persoalan ini. Penulis melaksanakan upaya dalam bentuk pengadaan kompor batiklistrik otomatis untuk menggantikan kompor batik minyak tanah. Kompor batik listrik ini menyerap dayalistrik 125 watt pada tahap awal operasi, selanjutnya jika lilin sudah mencair dan mencapai suhu 900Cmaka kompor secara otomatis akan berada pasa posisi standby, dimana kompor tetap menyala tetapiserapan daya listrik hanya 40 watt. Daya listrik 40 watt ini cukup untuk mempertahankan lilin mencairpada suhu 900C. Aplikasi kompor ini mampu menghemat biaya produksi secara signifikan. Keuntunganlain aplikasi kompor batik listrik adalah lingkungan kerja yang lebih sehat, karena tidak ada polusi asapdari kompor ini. Dalam kegiatan pengabdian ini juga dilakukan pelatihan dan pengingkatanketerampilan SDM untuk pemeliharaan kompor listrik, sehingga menciptakan rumah produksi batikyang ramah lingkungan menuju green industry. Kegiatan ini diharapkan memberikan kontribusi dalamrangka memperkuat industri lokal berbasis warisan budaya dalam persaingan pasar nasional daninternasional.