Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENINGKATAN KINERJA GURU MELALUI PELATIHAN BESERTA FAKTOR PENENTUNYA Slameto Slameto
Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial Vol 27, No 2 (2017): JURNAL PENDIDIKAN ILMU SOSIAL
Publisher : Department of Accounting Education, Faculty of Teacher Training and Education Universitas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.2317/jpis.v27i2.5718

Abstract

The research aimed to evaluate the degree of teacher performance (in this case, teachers who are participating in “in-on model training” and to find the encourage factors of teachers’ (participants) performance. Two factors namely environment concern and their commitment to the school improvement were analyzed. This was a quantitative research method in which examines the causality among constructs in 30 respondents. The data were collected by using self-rating scale with 32 items grouped into four variables. Self-rating scale questionnaire was valid (0.314 – 0.506) and reliable (0.632). The study found the level of teacher performance (training participants) with its encouraging factors. Most of them had high performance, leadership, middle social environment concern, and fairly good commitment. In addition, the research revealed that commitment among teachers improve 42.20% their work environment while teacher’s leadership and social concern did not have significant influence toward teacher performance in in-on model training.
Peningkatan Hasil Belajar Pemecahan Masalah Matematika Melalui Problem Based Learning berbasis Critical Thinking Aulia Nur Fadilla; Slameto Slameto
Publikasi Pendidikan Vol 8, No 3 (2018)
Publisher : Prodi PGSD FIP UNM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (247.227 KB) | DOI: 10.26858/publikan.v8i3.6426

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar kemampuan pemecahan masalah matematika kelas III SDN Salatiga 1 melalui model Problem Based Learning berbasis Critical Thinking. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif kualitatif dengan variabel tunggal, yaitu hasil belajar kemampuan pemecahan masalah matematika kelas III. Instrumen pengumpulan data menggunakan tes, lembar aktivitas siswa, lembar observasi. Data hasil tes dan pengamatan dianalisis dengan teknik stastistik deskriptif berupa rata-rata hitung dan persentase. Berdasarkan analisis data disimpulkan bahwa tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika kelas III tergolong baik. Namun untuk mewujudkan harapan orangtua yang tertuang dalam program sekolah menjadi sekolah unggul, perlu adanya peningkatan hasil belajar. Sekolah dianggap unggul jika telah melampui standar nasional dan di atas dari yang sekolah lain. Untuk mewujudkan hal tersebut, dapat direkomendasikan kepada semua pihak dalam dunia pendidikan agar lebih berupaya dalam meningkatkan proses pembelajaran matematika di sekolah dasar melalui model pembelajaran Problem Based Learning berbasis Critical Thinking. Peningkatan penelitian ini dapat terlihat dari nilai rata-rata 83,64 dengan presentase ketuntasan 82% pada siklus I menjadi nilai rata-rata 91,07 dengan presentase ketuntasan 90% pada siklus II.  Kesimpulan penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan hasil pembelajaran matematika di sekolah dasar melalui model pembelajaran Problem Based Learning berbasis Critical Thinking pada setiap siklus.
PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS 4 SD MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING Mita Puspita; Slameto Slameto; Eunice Widyanti Setyaningtyas
Justek : Jurnal Sains dan Teknologi Vol 1, No 1 (2018): Mei
Publisher : Unversitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (752.713 KB) | DOI: 10.31764/justek.v1i1.416

Abstract

Abstrak:  Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning.  Pada kondisi awal menunjukkan nilai rata-rata secara klasikal yang diperoleh yaitu 62. Setelah diberikan tindakan dengan model pembelajaran Problem Based Learning siklus 1 menunjukkan nilai rata-rata  yang diperoleh 77,37. Pada siklus 2 rata-rata ketuntasan hasil belajar siswa meningkat 83 Hasil ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning , sehingga dapat disimpulkan bahwa  model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Abstract:  This research is classroom action research to improve the learning results of mathematics by using the model of Problem Based Learning. On initial conditions indicate the average score in classical obtained, that is 62. After the given action by the model Problem Based Learning in the cycle 1  shows average score obtained was 77,37. In cycle 2, the average of the result of student learning increased to reach 83. These results suggest that there was an increase in student learning out comes by using the model Problem Based Learning, so it can be concluded that the model of Problem Based Learning can improve the result of learning mathematics on 4 grades student.
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR TEMATIK MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBANTUAN PERMAINAN ULAR TANGGA PADA SISWA KELAS IV Dewi Sekar Langit; Slameto Slameto; Eunice Widyanti Setyaningtyas
Pendekar: Jurnal Pendidikan Berkarakter Vol 1, No 1 (2018): April : Special Issues
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/pendekar.v1i1.371

Abstract

Abstrak: Keterbatasan metode, media dan komunikasi guru pada pembelajaran Matematika siswa kelas IV menjadi latar belakang dilakukannya PTK ini. Keterbatasan tersebut berdampak pada motivasi belajar siswa 66,67% rendah dan hasil belajar 58,33 % belum tuntas. Jurnal ini menjawab rumusan masalah apa dan bagaimana metode Problem Based Learning berbantuan media permainan ular tangga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian ini ialah, pada kondisi awal siswa yang mempunyai motivasi belajar tinggi hanya 33%, kemudian pada siklus I meningkat menjadi 54,17% dan semakin meningkat di siklus II menjadi 83,33%. Kuncinya terletak pada belajar sambil bermain berhasil menguatkan motivasi belajar.Abstract: Limitations of methods, media and teacher communication on the learning of grade IV Mathematics students to the background of this PTK. These limitations have an impact on the motivation of learning 66.67% students low and 58.33% learning outcomes have not been completed. This journal answers the formulation of what problems and how the Problem Based Learning method-aided game of snakes ladder can improve motivation and student learning outcomes. The result of this research is, in the initial condition of students who have high learning motivation only 33%, then in the first cycle increased to 54.17% and increased in cycle II to 83.33%. The key lies in learning while playing successfully strengthens the motivation to learn.
PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR MELALUI PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS 4 SD Yulita Windarti; Slameto Slameto; Eunice Widyanti S
Pendekar: Jurnal Pendidikan Berkarakter Vol 1, No 1 (2018): April : Special Issues
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/pendekar.v1i1.353

Abstract

Abstrak: Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Tujuan  dari penelitian  ini untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik dengan menerapkan model Discovery Learning. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model Discovery Learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Presentase kemampuan berpikir kritis pada kategori sangat tinggi, tinggi dan sedang pada siklus I adalah 30%, meningkat di siklus II menjadi 82%. Ketercapaian ketuntasan hasil belajar siswa pada pra siklus adalah 38%, meningkat di siklus I menjadi 68%, kembali mengalami peningkatan di siklus II menjadi 85%. Abstract: This type of research was the classroom action research. The aims of the research were to improve the critical thinking skill and learning outcomes of the students in thematic learning by applaying Discovery Learning model. The research showed that by applying Discovery Learning Model can improve the critical thinking skill and learning outcomes of the students. Precentage of critical thinking skill in very high and moderate category, in cycle I was 30%, and increased in cycle II 82%. The achievement of students learning completeness at pre-cycle was 38%, increasing in cycle I to 68%, increasing again in cycle II to 85%.
PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HOTS Slameto Slameto
JURNAL PENDIDIKAN DASAR PERKHASA: Jurnal Penelitian Pendidikan Dasar Vol 4, No 1 (2018): Jurnal Pendidikan Dasar Perkhasa
Publisher : STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpdp.v4i1.19

Abstract

Implementasi kurikulum 2013 mensyaratkan pembelajaran saintifik yang dikembangkan dari paradigma konstruktivistik, sehingga mampu mengembangkan kemampuan berpikir aras tinggi (HOTS). Implementasi di lapangan masih saja terkendala, guru meragukan efektifitas pembelajaran saintifik berbasis konstruktif, termasuk pembelajaran kooperatif. Permasalahannya adalah 1) seberapa efektif penerapan pem­belajaran cooperative learning, 2) faktor apakah yang menjadi penentu efektivitas kooperatif learning yang dimaksud. Prediktornya adalah cooperative learning (X1) yang memberi kesempatan mahapeserta didik mencari pengetahuan sendiri (X2) dan mem­publikasi­kan hasil karya mereka (X3). Metode yang digunakan pertama adalah Research Development (RD). Untuk yang kedua, penelitian ini menjaring data dari 37 orang mahapeserta didik peserta kuliah asesment pembelajaran SD dari 2 kelas. Data dikumpulkan menngunakan skala penilaian yang terdiri dari 41 item yang sudah teruji valid dan reliabel 37 item. Pengolahan  data  berbantuan SPSS versi 20. Penelitian ini berhasil mengembangkan model Pembelajaran Kooperatif berbasis konstruktif yang terbukti efektif meningkatkan kemampuan berpikir aras tinggi (HOTS). Penelitian ini juga mendapatkan 3 model determinan HOTS atau kemampuan berpikir aras tinggi dengan sumbangan 32,50%. Seyogyanya manajemen pembelajaran dalam implementasi kurikulum 2013, terfokus pada memotivasi guru menerapkan pembelajaran kooperatif berbasis saintifik untuk penguatan HOTS.
Evaluasi Program Pelatihan In House Training (IHT) di Sekolah Dasar Swasta Aih Ervanti Ayuningtyas; Slameto Slameto; Yari Dwikurnaningsih
Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan Vol. 4 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24246/j.jk.2017.v4.i2.p171-183

Abstract

The purpose of this study is to evaluate the instructional, institutional, and behavioral dimensions of the In-House Training (IHT) program at the SD Muhammadiyah (Plus) Salatiga Academic Year 2013/2014. This is an evaluative study with Three Dimensional Cube Model. Data collection techniques used interviews, questionnaires, and document studies. Collected data then analyzed descriptively, ordinal data were analyzed using Three Box Method. Validation of data using technique and/or source triangulation. The results showed: (1) In the instructional dimension including organization, content/material, methodology, facilities, and cost included in good category, although there is little improvement in adjusting method with program objectives; (2) In the institutional dimension that includes speakers, trainees, administrator/committees, education specialists, families, and communities are included in either category, although there is still need for improvement in terms of needs analysis in terms of the needs of teachers; (3) In the behavioral dimension that is the goal of the IHT program and is divided into the cognitive, affective, and psychomotor domains almost all have been achieved well, although there is one goal in the psychomotor realm that has not been achieved well because one goal is not a priority to be achieved in time of three years. Recommendations for program sustainability, programs can be continued with improvements.