Lahan Karst memiliki peran yang penting bagi lingkungan sekitarnya. Aktivitas penambangan lahan karst di gunung Sadeng yang berlebihan akan merusak seluruh ekosistem lahan karst tersebut. Ini terbukti dalam kandungan C organik pada tanah yang berbeda pada tanah lereng yang dulunya ada aktivitas pertambangan maupun tidak adanya aktivitas pertambangan yang ada pada lereng tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pertambangan kapur di Gunung Sadeeng dan mengetahui potensi kerusakan lahan karst akibat aktivitas pertambangan di Gunung Sadeng. Metode yang digunakan yaitu metode survey. Data primer diperoleh dengan melakukan pengukuran kondisi ekologis dari lahan karst dengan indikator luas singkapan batuan, kerapatan tajuk, ketebalan tanah, kemiringan lereng, dan bahan organik tanah. Selain itu analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan menginterpretasikan hasil pengukuran tiap variabel. Lalu data yang diperolah dialokasikan ke dalam tingkat potensi tinggi, sedang dan rendah. Berdasarkan hasil penelitian, aktivitas pertambangan di lahan karst gunung Sadeng termasuk aktuvitas yang intensif. Luas singkapan batuan, kerapatan tajuk, ketebalan tanah, kemiringan lereng, dan bahan organik tanah dan sikap masyarakat, merupakan variabel lahan karst yang membentuk suatu ekologi, dimana memiliki suatu potensi kerusakan akibat aktivitas pertambangan yang dilakukan oleh manusia. Potensi kerusakan lahan karst di Gunung Sadeng pada lereng atas dan lereng tengah tergolong tinggi, sementara pada lereng bawah tergolong rendah. Kerapatan vegetasi memiliki arti penting dalam membedakan potensi kerusakan tinggi dengan sedang. Sebagian besear sikap masyarakat sekitar Gunung Sadeng setuju dalam menjaga ekosistem lahan karst di Gunung Sadeng.