Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK SERASAH LAMUN (SEAGRASS) TERHADAP KUAT TEKAN DAN ABSORBSI AIR ECO-BATAKO R. Bekti Kiswardianta; Farida Huriawati; Nurul Kusuma Dewi
Bioeksperimen: Jurnal Penelitian Biologi Vol 3, No 2: September 2017
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/bioeksperimen.v3i2.5183

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penambahan serbuk serasah lamun (seagrass) terhadap pasir pada nilai kuat tekan dan absorbsi air eco-batako.Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni eksperimen dengan sampel eco-batako (20 x 10 x 6) cm dalam 4 variasi penambahan serbuk serasah lamun.Variasi pertama tanpa penambahan serbuk serasah lamun (0%), kedua dengan penambahan 5%, ketiga dengan penambahan 15%, dan yang keempat dengan penambahan 25%. Pengujian kuat tekan dan absorbs air dilakukan pada eco-batako umur 28 hari dengan sepuluh kali pengulangan dan diambil nilai rata-ratanya. Hasil penelitian menunjukan nilai kuat tekan untuk setiap variasi adalah 12,102 MPa untuk yang tanpa penambahan serbuk serasah lamun (0%), 11,011 MPa untuk penambahan 5%, 7,6044MPa untuk penambahan 15%, dan 5,3872MPa untuk penambahan 25%. Untuk data pengujian absorsi air adalah 12,439% untuk yang tanpa penambahan serbuk serasah lamun (0%), 13,81% untuk penambahan 5%, 15,215% untuk penambahan 15%, dan 16,019% untuk penambahan 25%. Kesimpulan yang diperoleh adalahsemakin banyak konsentrasi penambahan serbuk serasah lamun semakin rendah nilai kuat tekan eco-batako dan sebaliknya semakin sedikit penambahan konsentrasi serbuk serasah lamun dalam eco-batako semakin rendah daya absorbsi airnya
DIVERSITAS JENIS DAN KEMELIMPAHAN AVIFAUNA DI SUB URBAN KOTA MADIUN BAGIAN BARAT Bingar Diky Linggarjati; Nurul Kusuma Dewi; Umi Nur Khasanah; Yuliana Yuliana
Florea : Jurnal Biologi dan Pembelajarannya Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : UNIVERSITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (615.21 KB) | DOI: 10.25273/florea.v1i2.379

Abstract

Sub urban of madiun region is area of the border between urban and rural development which experience a lot of road construction and the settlement. This is resulted in damage to the natural habitat of various species of birds. Damage to vegetation or habitat, caused a change in the adaptability of birds that could potentially affect the abundance of birds. The purpose of the study was to determine the type and abundance of bird in the west of sub urban Madiun. The method used is the encounter rates. Results from observational studies with a total of 75 hours indicates the total number of birds species were more abundant in the morning than the afternoon. The most abundant bird is Collocalia fuciphaga with the amounts 576 and a value of abundance 76.8, There are three species that protected by laws: Alcedo meninting, Cloris todirhamphus, and Aethopyga mystacalis. Eastern region is the highest point meeting of bird observation
Pemanfaatan Serasah Lamun (Seagrass) sebagai Bahan Baku POC (Pupuk Organik Cair) Nurul Kusuma Dewi; R Bekti Kiswardianta; Farida Huriawati
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 13, No 1 (2016): Prosiding Seminar Nasional XII Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari proses pembuatan POC (Pupuk Organik Cair) dari serasah lamun (seagrass) dan menguji kadar NPK-nya dengan variasi lama fermentasi 5, 10, 15, 20, dan 25 hari. Lamun merupakan salah satu sumberdaya pesisir Indonesia yang bernilai ekologis dan ekonomis, tetapi kurang dikenal oleh masyarakat. Indonesia memiliki kekayaan spesies yang tinggi, terdapat 13 spesies lamun yang tergolong dalam 7 genus. Serasah lamun diperoleh dari Pantai Tawang dan Pantai Pidakan Pacitan. Serasah lamun mengandung berbagai nutrisi yang berguna untuk pertumbuhan tanaman. Pupuk organik cair selain dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, juga membantu meningkatkan produksi dan kualitas tanaman, serta mengurangi penggunaan pupuk kimia. Pupuk organik cair mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, perkembangan, dan kesehatan tanaman. Unsur-unsur hara tersebut antara lain: nitrogen (N), untuk pertumbuhan tunas, batang dan daun; fosfor (P), untuk merangsang pertumbuhan akar, buah, dan biji; dan kalium (K), untuk meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit. Pupuk organik cair juga lebih cepat diserap tanaman dibandingkan dengan pupuk alam yang lain (pupuk kandang dan kompos). Pengujian N total menggunakan metode Kjeldahl, P dalam Phospat dengan Spektrofotometri UV-Vis, dan K menggunakan metode SSA-nyala. Hasil penelitian menunjukkan, lama fermentasi mempengaruhi kadar N, P, dan K yang terkandung dalam pupuk organik cair. Kadar N, P, dan K tertinggi diperoleh pada lama fermentasi 20 hari dengan kadar N total sebesar 826,32 ppm, P dalam Phospat sebesar 38,16 ppm, dan K sebesar 871,52. Serasah lamun berpotensi sebagai pupuk organik cair, tetapi dalam pemanfaatannya harus memperhatikan ketersediaan serasah lamun di alam tanpa mengganggu kelestarian ekosistem lamun.