Tumpal - Simarmata
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Oukup sebagai Pengobatan Tradisional Studi Antropologi Kesehatan pada Masyarakat Karo Tumpal - Simarmata
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 1, No 1 (2015): ANTROPOS
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/antro.v1i1.5072

Abstract

Asal-mula Oukup muncul ditengah-tengah masyarakat Karo sejak lebih dari 100 tahun lalu yang dibawa oleh guru sibaso (dukun) yang mengetahui ramuan-ramuan pengobatan pada masyarakat entis Karo dan terus berkembang serta diminati masyarakat Karo dalam menyembuhkan penyakit. Dalam berOukup ada tiga hal yang dilakukan yakni sebelum Oukup, saat Oukup, dan sesudah Oukup. Oukup adalah salah satu pengobatan tradisional masyarakat etnis Karo yang saat ini masih digunakan oleh masyarakat untuk menyembuhkan penyakit. Ada 21 jenis rempah-rempah yang digunakan dan ditambah dengan ratusan rempah yang telah dibungkus untuk Oukup yang dipercaya sangat baik untuk kesehatan. Ada berbagai macam penyakit yang bisa disembuhkan dengan Oukup, yang dahulunya Oukup ini hanya diperuntukkan untuk ibu-ibu yang baru melahirkan untuk menambah kesegaran dan stamina buat ibu-ibu yang baru melahirkan tersebut. Meskipun masyarakat etnis Karo tidak secara keseluruhan mengetahui sejarah munculnya Oukup dan jenis-jenis ramuan yang digunakan, tetapi Oukup sebagai pengobatan tradisional semakin digemari masyarakat untuk menyembuhkan penyakit atau sekedar untuk mengembalikan stamina. Kata Kunci: Oukup, Pengobatan, Tradisional, Etnik Karo, Kesehatan.
Eksistensi Warisan Budaya (Cultural Heritage) sebagai Objek Wisata Budaya di Desa Lingga Kabupaten Karo Tumpal - Simarmata; Yuni Widya Bela Sinurat
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 1, No 2 (2015): ANTHROPOS
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/antro.v1i2.5084

Abstract

Penelitian ini mempunyai tujuan yaitu pertama, untuk mengetahui apa saja warisan budaya yang ada di Desa Lingga. Kedua, untuk mengetahui eksistensi warisan budaya (cultural heritage) dan yang ketiga untuk mengetahui peran pemerintah setempat dalam menjaga eksistensi warisan budaya sebagai objek wisata budaya di Desa Lingga, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, dimana peneliti menghasilkan data berupa hasil wawancara dari para informan dan menuliskannya secara deskriptif apa yang didapat dari penelitian tersebut. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi untuk mengumpulkan data sebanyak-banyaknya tentang eksistensi warisan budaya Karo. Suku Karo terlebih di Desa Lingga memiliki warisan budaya bangunan tradisional seperti Rumah Adat Karo, jambur, geriten dan sapo ganjang/sapo page. Suku Karo masih bersyukur karena rumah adat tradisional karo yaitu Siwaluh Jabu masih tersisa 2 buah serta warisan budaya lainnya. Rumah adat karo dan warisan budaya lainnya sudah tidak terjaga lagi eksistensinya, sudah mulai memudar. Sehingga potensi objek wisata budayanya pun sudah mulai berkurang dan berdampak terhadap berkurangnya wisatawan mancanegara yang datang berkunjung. Kata Kunci: Eksistensi; Warisan Budaya; Objek Wisata Budaya
Makna Simbolis Upacara Cawir Bulung pada Masyarakat Suku Karo di Desa Seberaya Kecamatan Tigapanah Tumpal - Simarmata; Erika Andayani Bangun
Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology) Vol 2, No 2 (2016): ANTROPOS
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/antro.v2i2.5291

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Makna Simbolis Upacara Cawir Bulung Pada Masyarakat Suku Karo di desa Seberaya, Kecamatan Tigapanah. Setiap masyarakat mempunyai beragam jenis upacara tradisional yang berbeda dengan masyarakat lainnya. Cawir bulung adalah upacara yang dilakukan suku karo untuk menghindari malapetaka yang mengincar sang anak. Hal ini diketahui dari mimpi buruk yang dialami orangtua dan kondisi anak yang sering sakit-sakitan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui makna simbolis tentang upacara cawir bulung pada masyarakat suku karo di desa Seberaya yang dapat dilihat dari simbol yang terdapat dalam proses pelaksanaan upacara cawir bulung dan untuk mengetahui proses pelaksanaan upacara cawir bulung tersebut. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memperoleh hasil penelitian yaitu makna simbolis dari upacara cawir bulung ini adalah adanya keterikatan roh atau jiwa sesorang dengan yang lain terutama yang masih memiliki hubungan darah dipercaya dapat menyembuhkan anak yang sering sakit-sakitan dan keterikatan roh atau jiwa ini dipercaya dapat menghindarkan si anak dari malapetaka yang mengancam keselamatan si anak.  Pelaksanaan upacara cawir bulung dilaksanakan atas permintaan orangtua anak yang mengalami mimpi buruk atau orangtua anak yang sering sakit. sebelum melaksanakan upacara cawir bulung kedua anak akan di osei (seperangkat pakaian). Dalam upacara ini anak laki-laki menggunakan beka buluh dan anak perempuan menggunakan uis nipes. Kata kunci: Cawir Bulung; Simbol; Makna