This Author published in this journals
All Journal Forum Geografi
S Sudarmadji
Universitas Gadjah Mada

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Penyediaan Air untuk Keperluan Domestik di Daerah Pedesaan Sekitar Phnom Penh Kamboja S Sudarmadji
Forum Geografi Vol 7, No 2 (1993): December 1993
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/forgeo.v7i2.4801

Abstract

Air bersih dan sanitasi merupakan kebutuhan utama penduduk, namun hal terebut masih merupakan masalab yang pelik di daerah-daerah pedesaan negara-negara Kamboja. Selain termasuk negara berkembang, saat ini negar itu masih dalam situasi pasca perang yang berkepanjangan. Penyediaan air yang teramati di daerab pedesaan sekitar Khum Vilei, Distrik Kompisei, Propinsi Kompong Speau, merupakan salah satu contoh penyediaan air bersih dan sanitasi bagi masyarakat di daerah pedesaan yang perlu mendapat perhatian. Sumber air untuk keperluan domestik diperoleh dari berbagai sumber, yaitu dari air hujan, air permukaan (sungai, rawa dan genangan atau kolam), dan air tanah. Air untuk keperluan domestik diperoleh dengan teknik sederhana, babkan kadang-kadang memperhatikan aspek kesehatan masyarakat. Air tersebut didapatkan dari air hujan, air permukaan dan air tanah. Sebelum digunakan (khususnya untuk masak dan minum) ditampung dan disimpan dahulu dengan tempayan khas daerah yang bersangkutan. Dalam penyediaan air bersih di daerah pedesaan faktor penguasaan teknologi dan dana yang dimiliki penduduk setempat sangat menentukan. Perang yang berkepanjangan mengakibatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat pedesaan sangat memprihatinkan, sehingga tidak sempat memikirkan perbaikan sarana sanitasi dan masalah yang berkaitan dengan penyediaan air bersih. Hal ini membawa kepada situasi dimana penduduk menggunakan air apa adanya tanpa memperhatikan kualitasnya, dan sering tanpa memikirkan aspek kesehatan. Hal ini harus diperhatikan dalam melakukan perbaikan dan pengadaan sarana air bersih dan sanitasi di daerah pedesaan negara tersebut.
System Dynamic Approach to Support Decision in Maintaining Water Availability (Case Study in Aek Silang Sub-Watershed, the Lake of Toba) Irwan Valentinus Sihotang; S Sudarmadji; Ig.L. Setyawan Purnama; Muhammad Baiquni
Forum Geografi Vol 30, No 2 (2016): December 2016
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/forgeo.v30i2.2719

Abstract

Water availability is immensely affected by the correlation among land use change, rainfall change, and population growth. One of analysis tools to discover how the correlation goes on in a hydrological process is by dynamic modelling approaching. The dynamic modelling result can be used for a substructure in decisions making as supports to maintain water availability for fulfilling domestic needs, agriculture, and Micro-Hydro Power (MHP). The aims of this study are to evaluate water availability as a long-term impact on land use change, rainfall change, and population growth with dynamic modelling and as a scenario which is required as basic information to make decisions in maintaining water availability. Analysis method which is applied in this study is dynamic modelling to long term evaluate water availability and validate using Mean Average Percentage Error method (MAPE). The analysis showed that the combination of rainfall of 2312.09 mm/yr, rainfall intensity of 0.340 mm/h, population growth rate of 7.23%, declined forest area of 1.513 ha/yr, declined shrub/unproductive land of 318.113 ha/yr, increased agricultural land of 7.627 ha/yr, and increased settlement area of 0.473 ha/yr, yielded the estimation of the fail in sustaining water sources in 2090 or the next 79 years from 2011 since the water deficit has reached approximately 3,249,881.02 m3. The value of validation modelling with MAPE method is 8.90, it is a dynamic modelling which is managed nearly the same with actual condition.
Kualitas Air Tanah di Tiga Ibu Kota Kecamatan (Kutowinangun, Prembun dan Kutoarjo) dan Kaitannya dengan Sanitasi Lingkungan Sekitar S Sudarmadji; S Suyono
Forum Geografi Vol 7, No 2 (1993): December 1993
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/forgeo.v7i2.4803

Abstract

Air tanah masih merupakan sumber air untuk keperluan sehari-hari bagi penduduk perkotaan, lebih-lebih kota kecil pada umumnya. Sumber daya air menunjukkan gejala penurunan kualitas yang disebabkan oleh dampak berbagai macam kegiatan yang menghasilkan limbah dan sistem sanitasi lingkungan yang kurang baik. Daerah-daerah perkotaan yang terletak di dataran alluvial pantai dapat merupakan daerah yang rawan terhadap pencemaran air tanah. Tiga ibu kota kecamatan, yaitu Kutowinangun dan Prembun, Kabupaten Kebumen dan Kutoarjo Kabupaten Purworejo yang terletak saling berdekatan diteliti untuk mengetahui kualitas air tanah yang merupakan sumber air domestik penduduknya dalam kaitannya dengan kondisi sanitasi lingkungan serta persepsi masyarakat terhadap pencemaran sumber air tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan di lapangan wawancara dengan penduduk serta analisis laboratorium terhadap sampel air tanah yang diambil. Hasil analisis laboratorium menunjukkan gejala kualitas air di tiga kota tersebut sudah memperlihatkan gejala penurunan, walaupun belum sampai melampaui ambang batas baku mutu air Golongan B. Penurunan tersebut terlibat dengan tingginya kadar NO2, SO4, Cl, COD dan bakteri coli. Diperkirakan bahwa tingginya kadar zat tersebut terkait dengan masalah limbah yang dibuang, yang didukung oleh sanitasi lingkungan yang masih belum baik. Kadar NO2 dan NO3 cenderung lebih tinggi di daerah pusat kota yang merupakan pusat aktivitas penduduk, dibandingkan dengan daerah pinggir kota. Limbah dari aktivitas kegiatan penduduk di pusat-pusat pelayanan umum, termasuk juga dari sarana transportasi di jalan raya dapat merupakan sumber pencemar air tanah. Bakteri coli pada umumnya tinggi di ketiga kota yang diteliti, melebihi 2400 MPN/100ml. Angka COD yang tinggi teramati didalam air tanah Kutowinangun dan Prembun, lebih dari 25% sampel di kedua kota ini memiliki COD diatas 10 mg/l, sedangkan di Kutoarjo relatif lebih rendah. Hal yang mirip didapatkan pada BOD. Persepsi penduduk terhadap masalah lingkungan umumnya beragam, namun terlihat bahwa penduduk dengan pendidikan di bawah SLTP masih belum mengerti atau kurang memperhatikan hal-hal yang terkait dengan pencemaran lingkungan.
Kualitas Air Hujan dan Faktor Lingkungan yang Mempengaruhinya S Sudarmadji
Forum Geografi Vol 8, No 1 (1994): July 1994
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/forgeo.v8i1.4819

Abstract

Hujan merupakan masukan dalam sistem hidrologi. Ditinjau dari kualitasnya dibandingkan dengan air aami lainnya, air hujan merupakan air paling murni dalam arti komposisinya hampir mendekati H2O. Namun demikian, pada hakekatnya tidak pernah dijumpai air hujan yang betul-betul hanya tersusun atas H2O saja, berbagai faktor lingkungan telah mempengaruhi kualitas air hujan tersebut. Pencemaran udara yang terjadi di kota-kota besar, baik yang berupa buangan gas maupun emisi dari kendaraan bermotor. Serta buangan gas dari pabrik telah mempengaruhi kualitas air hujan yang jatuh di daerah kota. Air hujan di daerah pantai juga terpengaruh oleh laut dengan segala aktifitas dan komposisi airnya. Di daerah gunung api yang masih aktif air hujan juga dipengaruhi oleh aktifitas tersebut. Masing-masing lingkungan tersebut di atas mempengaruhi komposisi air hujan. Kajian kualitas air hujan dilakukan dengan mengambil hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya di daerah pulau Jawa, namun demikian hasil penelitian yang dilakukan di luar negeri juga digunakan sebagai pembanding.