Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KKN-PPM PENGEMBANGAN AGROWISATA DESA SIDOREJO, KECAMATAN KEMALANG, KABUPATEN KLATEN Muhammad Muhajir; Rahmadi Yotenka
Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship Volume 03, Issue 03, September 2018
Publisher : UII

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Agrowisata adalah aktivitas wisata yang melibatkan penggunaan lahan pertanian atau fasilitas terkait (seperti silo dan kandang) yang menjadi daya tarik bagi wisatawan. Agrowisata memiliki beragam variasi, seperti labirin jagung, wisata petik buah, memberi makan hewan ternak, hingga restoran di atas laut. Agrowisata merupakan salah satu potensi dalam pengembangan industri wisata di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, agrowisata sering dikembangkan oleh daerah-daerah atau desa-desa yang terletak di kawasan lereng gunung atau perbukitan. Lahan yang subur sangat memudahkan pengembangan lahan pertanian dan peternakan yang secara langsung juga memudahkan pengembangan peternakan.Potensi agrowisata ini terdapat juga di desa-desa yang berada di lereng dan kaki Gunung Berapi, salah satunya adalah Desa Sidorejo. Sebagaimana wilayah-wilayah di lereng Gunung Merapi, desa ini memiliki lahan yang sangat subur dengan dataran yang miring dan cukup curam. Sehingga, desa ini memiliki potensi yang besar untuk menjadi salah satu desa agrowisata menarik yang berfokus pada tanaman perkebunan. Desa ini sendiri merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Klaten. Dengan posisi strategis Kabupaten Klaten yang berada di antara dua kota besar, yaitu Solo dan Yogyakarta, Desa Sidorejo bisa menjadi salah satu desa unggulan dengan agrosiwatanya. Kehadiran mahasiswa KKN UII bertujuan untuk melakukan pendampingan dan penyusunan konsep agrowisata yang ada di Desa Sidorejo agar mampu menjadi salah satu tujuan wisata utama di Kabupaten Klaten.Potensi-potensi yang bisa dikembangkan menjadi agrowisata di Desa Sidorejo antara lain Kopi Petruk, peternakan sapi dan sayur-mayur. Kopi Petruk sendiri merupakan kopi arabika yang pemasarannya sudah diekspor hingga Jepang. Namun sejauh ini, Kopi Petruk belum dikembangkan menjadi agrowisata. Kopi Petruk hanya dijadikan komoditas perdagangan. Sama halnya dengan peternakan sapi. Sapi perah dan sapi potong yang ada di desa ini sejauh ini hanya dijadikan sebatas sebagai komoditas perdagangan produk susu dan daging konsumsi. Sementara untuk sayur-mayur sudah dimanfaatkan menjadi produk bermanfaat dan dikembangkan menjadi berbagai olahan makanan.Dari paparan di atas, perkembangan potensi agrowisata di Desa Sidorejo sejauh ini hanya dijadikan sebatas komoditi perdagangan. Penyusunan konsep agrowisata yang jelas akan sangat memudahkan pengembangan agrowisata di desa ini. Oleh karenanya, dibutuhkan suatu konsep utama baik konsep potensi agrowisata itu sendiri ataupun struktur organisasi masyarakat yang nantinya akan mengelolanya. Konsep yang tertata dan saling bersinergi akan sangat memudahkan pengelolaannya. Lebih lanjut, dengan adanya sebuah konsep besar, pengembangan agrowisata di desa ini pada tahun-tahun selanjutnya akan memiliki arah yang lebih jelas dan terprogram dengan baik. 
The Portrait of Interreligious Harmony: A Phenomenon Study of Inter-Faith Family Harmony in Gunung Kidul, Yogyakarta Muhammad Muhajir; Arif Al Anang
Jurnal Dialog Vol 44 No 1 (2021): Dialog
Publisher : Sekretariat Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47655/dialog.v44i1.442

Abstract

This study aims to delve into the building harmony of interfaith families in Jetis, Hargomulyo, Gedangsari, Gunung Kidul Yogyakarta. It explores how the family ensures rights and obligations, educates children, provides freedom of worship and maintains relations with the family and the surrounding communities. In addition, it also explains how Islam views the harmony of families of interfaith couples. The results showed that the people of Jetis kampong attempted to fulfill their rights and obligations properly, such as the provision of proper livelihoods, not less and not excessive, although the level of fairness of each individual is different from one person to another. In terms of religion, the couples were able to carry out religious activities separately; they mutually support one another by creating tolerance in the family. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan praktek pembentukan keluarga harmonis pasangan keluarga beda agama di Dusun Jetis, Hargomulyo, Gedangsari, Gunung Kidul Yogyakarta, yang meliputi bagaimana pemenuhan hak dan kewajiban, bagaimana pendidikan anak, bagaimana kebebasan beribadah dan bagaimana relasi dengan keluarga maupun masyarakat sekitar, serta menjelaskan bagaimana tinjauan Islam terhadap keharmonisan keluarga pasangan beda agama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Dusun Jetis dalam praktek pembentukan keluarga harmonis dilihat dari segi pemenuhan hak dan kewajiban sudah terpenuhi dengan baik, serta dalam hal keagamaan keduanya mampu menjalankan aktivitas keagamaan secara terpisah namun saling mendukung antara satu dengan yang lainnya dengan memunculkan sikap toleransi dalam keluarga.
Pengaruh Tingkat Inflasi, Upah Minimum, Dan Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Pengangguran Terbuka Di Provinsi Bali: Pengaruh Tingkat Inflasi, Upah Minimum, Aurielle Maulidya Salsabila; Muhammad Muhajir
Emerging Statistics and Data Science Journal Vol. 1 No. 1 (2023): Emerging Statistics and Data Science Journal
Publisher : Statistics Department, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/esds.vol1.iss.1.art11

Abstract

Tidak sebandingnya jumlah angkatan kerja dengan jumlah tersedianya lapangan kerja menyebabkan pengangguran. Isu pengangguran menjadi suatu bahasan yang sangat kompleks untuk dibahas karena berkaitan dengan indikator ekonomi yang memengaruhinya. Metrik ekonomi berikut yang memengaruhi pengangguran adalah inflasi, upah minimum, dan pertumbuhan ekonomi. Adapun tujuan dari penelitian untuk mengetahui adanya dampak tingkat inflasi, upah minimum, dan pertumbuhan ekonomi pada tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Bali. Data yang didapatkan melalui BPS Provinsi Bali digunakan sebagai data sekunder untuk penelitian. Metode penelitian yang digunakan bersifat deskriptif dan asosiatif. Metode statistik yang sesuai dengan tujuan penelitian adalah regresi linear berganda dengan pengujian stastistik yaitu uji asumsi klasik. Hasil analisis menunjukkan variabel inflasi, upah minimum, dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan secara simultan terhadap tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Bali berdasarkan tujuan penelitian dan temuan analisis data yang telah diberikan. Tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Bali secara signifikan dan positif dipengaruhi oleh upah minimum. Sementara itu, tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Bali dipengaruhi secara negatif oleh inflasi dan pertumbuhan ekonomi.
Komparasi Hierarchical Clustering Dan K-Medoid Clustering Terhadap Pengelompokan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Di Kabupaten Sleman Tahun 2021: Komparasi Hierarchical Clustering Dan K-Medoid Clustering Terhadap Pengelompokan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Di Kabupaten Sleman Tahun 2021 Mifthahul Rahma; Muhammad Muhajir
Emerging Statistics and Data Science Journal Vol. 2 No. 1 (2024): Emerging Statistics and Data Science Journal
Publisher : Statistics Department, Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/esds.vol2.iss.1.art5

Abstract

Aduan masyarakat merupakan suatu laporan yang disampaikan oleh masyarakat kepada pemerintah jika terjadi suatu ketidaksesuaian pelayanan dengan standar pelayanan yang seharusnya. Aduan masyarakat menjadi komponen penting bagi pemerintah dalam mengukur keberhasilan pemerintah dalam melaksanakan kewajiban. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan komparasi dari hasil pengelompokan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) berdasarkan jumlah aduan yang sudah ditanggapi dan yang belum ditanggapi pada tahun 2021. Pada penelitian ini digunakan 2 metode yang akan dibandingkan yaitu metode Hierarchical Clustering dan K-Medoid Clustering. Hasil dari pengelompokan ini dapat ditujukan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan manajemen pelayanan publik serta meningkatkan pelayanan atau pemenuhan kewajiban yang harus diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat. Dari hasil analisis Hierarchical Clustering dan K-Medoid Clustering, diperoleh jumlah cluster yang sama yaitu sebanyak dua cluster untuk mengelompokkan 52 SKPD di Kabupaten Sleman. Untuk anggota cluster pada kedua metode juga mendapatkan hasil yang sama yaitu cluster kesatu terdapat 51 SKPD yang memiliki jumlah aduan relatif rendah dan cluster kedua terdapat 1 SKPD yang memiliki jumlah aduan relatif tinggi. Digunakan nilai Silhouette Cooficient untuk membandingkan metode Hierarchical Clustering dan K-Medoid Clustering, didapatkan nilai Silhouette Cooficient pada kedua metode sebesar 0.9146, yang menandakan bahwa kedua metode merupakan metode yang baik dalam melakukan clustering untuk studi kasus pada penelitian ini, karena nilai Silhouette Cooficient mendekati angka 1.
MSME Sales Clustering Based on Business Aid Distribution Priority Using K-Affinity Propagation Tarisya Qurrota A'yuni; Baiq Nina Febriati; Lazuardy Ilham Effendie; Muhammad Muhajir; Yotenka , Rahmadi
Enthusiastic : International Journal of Applied Statistics and Data Science Volume 3 Issue 1, April 2023
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/enthusiastic.vol3.iss1.art10

Abstract

In rural areas of Indonesia, micro, small, and medium enterprises (MSMEs) are often isolated; however, they have been proven to play an important role as the economic backbone of millions of communities. In fact, the sluggish development of MSMEs in Indonesia become a severe problem for the community welfare. The government continues to strive for the welfare of the local communities, one of which is by supporting the existing MSMEs. However, the provision of government assistance may not be optimal for the incorrect target of the MSMEs. This study informs the government and other related parties regarding subdistrict groups whose MSMEs are considered to be their target. The k-affinity propagation method was used to find a set of representative examples, called exemplars, that best summarize the data. The result shows that sub-districts clusters based on general welfare in five commodities. K-affinity propagation algorithm clusters vary by commodity. Data fluctuation from each commodity’s three factors causes this. From this research, it can be determined which subdistricts have the most or least prosperous MSMEs in each of the five commodities analyzed.
Sequence modeling of batik dyeing with RNN–LSTM: An AI approach to automated color design Muhammad Muhajir; Rahmadi Yotenka; Prihanto Edy Sanjaya; Ismail B Mustapha; Pandri Ferdias
Desimal: Jurnal Matematika Vol. 8 No. 3 (2025): Desimal: Jurnal Matematika
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24042/djm.v8i3.202529320

Abstract

Traditional Batik production relies on skilled artisans to plan multistage dyeing sequences that yield culturally meaningful and visually harmonious color combinations. This manual practice is time-consuming, difficult to document, and hard to scale to novice designers, and prior work on Batik color design has rarely treated the dyeing process explicitly as a learnable temporal sequence. This study addresses that gap by modeling Batik dyeing as a sequence learning problem and applying a Recurrent Neural Network with Long Short-Term Memory (RNN–LSTM) to support automated color design. We construct a dataset of 72 fabric samples obtained from single- and two-color dyeing procedures that follow traditional Batik wax–dye–dewax workflows. For each sample, RGB values are extracted at each dyeing stage and encoded as time-ordered inputs, while the final fabric colors are used as target outputs. The proposed RNN–LSTM learns to predict harmonious color sequences that are consistent with examples in the dataset. It achieves a prediction accuracy of 0.869 on held-out data, outperforming several feedforward and recurrent neural network baselines under the same training protocol. An interactive simulation interface then integrates the trained model, allowing users to explore and visualize predicted color outcomes step-by-step. The results show how AI-based sequence modeling can help preserve Batik color traditions while making expert color design strategies more accessible.