Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Politik Kewarganegaraan Masyarakat Kelurahan Kisaran Naga (Studi Kasus Pada Pemilihan Calon Anggota DPRD Kabupaten Asahan Tahun 2019) Juli Natalia Silalahi
Equilibrium: Jurnal Pendidikan Vol 8, No 2 (2020): EQUILIBRIUM JURNAL PENDIDIKAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (492.059 KB) | DOI: 10.26618/equilibrium.v8i2.3203

Abstract

The purpose of this study was to analyze the politics of citizenship (liberal or democratic) in the Kisaran Naga Village Society in the context of the Election of Prospective Members of the Asahan Regency DPRD in 2019. This study used a qualitative research method with a case study approach to the citizenship politics in the community of Kisaran Naga, Kota Kisaran Timur District , Asahan Regency. Data collection techniques through observation, in-depth interviews and secondary data collection. Data validity uses multiple sources of evidence from expert informants, ordinary informants, and secondary data. Data analysis with an interactive model that is data reduction, data presentation, and drawing conclusions.The results of this study are contextual that occurs in citizens in the village of Kisaran Naga in understanding the legislative elections of Asahan Regency in Electoral District 1 is still a liberal citizenship. That is, citizens still understand the legislative election as a capitalist movement (money politics), identity political movement (religion, ethnicity (clan)) so that the condition affects the understanding of citizens not to give too much concern to the running of democratic legislative elections. The movement to reject money politics as the basis of the capitalist movement is evident in 1 subject of informants, but the condition still falls on the choice of citizens who choose candidates based on identity politics. So, liberal citizenship is still quite strong in the tradition of citizens in the Kisaran Naga Village.
Relasi Kuasa Dokter Kepada Pasien di Klinik Kecantikan Naavagreen Natural Skincare Kotabaru Yogyakarta Juli Natalia Silalahi
Equilibrium: Jurnal Pendidikan Vol 10, No 1 (2022): EQUILIBRIUM JURNAL PENDIDIKAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.018 KB) | DOI: 10.26618/equilibrium.v10i1.6345

Abstract

Beautiful construction designed by various entities, including Naavagreen Natural Skincare Kotabaru, Yogyakarta. Naavagreen offers patients that is natural beauty, quality, cheap and reliable for all customers. This condition makes the public trust in Naavagreen skincare (Paransih, 2017). Naavagreen patients are willing to put aside their salary, time for treatment at Naavagreen, and even let their skin and face be treated by Naavagreen to get a beautiful concept as constructed by Naavagreen. Patient trust is based on Naavagreen designed like a legitimate hospital room, this condition further strengthens Naavagreen patients for treatment. The patient has entrusted his body to Naavagreen, this condition further strengthens that the patient's body is increasingly subdued through the beauty clinic. This study uses a qualitative research method with a case study approach. This research was conducted in May 2017. The research location was taken at the Naavagreen Natural Skincare Beauty Clinic in Kotabaru, Yogyakarta. There were four informants who were interviewed. The concept of analysis uses Michael Foucault's thinking about the birth of clinic as well as power and knowledge. The results of this study are that the power relationship between doctors and patients is dominated by doctors who have legitimacy in subduing the patient's body (skin and face) to follow the recommended treatment. Patients are dominated to follow it, even patients become a means of spreading power over the knowledge of Doctors and Naavagreen institutions (beauty specialists) about the beautiful concept offered by Naavagreen. Patients are disciplined by Doctors or Naavagreen. Naavagreen is able to differentiate between naturally beautiful, clean people from people who do not meet the criteria for beauty for Naavagreen. The beautiful construction of Naavagreen's version is getting more complete and more accommodating people's expectations about beauty that must be fulfilled by everyone.
Dinamika Sosial Masyarakat Kawasan Food Estate : (Studi Masyarakat Desa Anjir Sarapat Baru, Kapuas Timur, Kabupaten Kapuas) Juli Natalia Silalahi; Yuliana Yuliana; Dian Iskandar
Journal SOSIOLOGI Vol. 6 No. 1 (2023): REALITAS MASYARAKAT DALAM PERUBAHAN
Publisher : Prodi Sosiologi FISIP UPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59700/jsos.v6i1.9109

Abstract

Hadirnya program food estate sebagai manivestasi dari tindakan preventif muculnya ancaman krisis pangan dan penyempitan lahan produksi melalui pengintegrasian pertanian, perkebunan, dan perternakan di suatu kawasan, yang ditujukan untuk meningkatkan cadangan pangan nasional dan menjadi program nyata kebijakan ketahanan pangan nasional. Namun proyek strategis nasional ini dianggap sebagai suatu kebijakan yang tidak popular karena nilai investasi yang besar, dan lahan yang sangat luas, tetapi belum memberikan dampak positif dan signifikan sejak diimplementasikan. Ambivalensi terhadap kebijakan akhirnya muncul karena di satu sisi ini sebagai upaya negara menciptakan ketahanan nasional khususnya bidang pangan dan di sisi lain melahirkan konflik baru ditengah masyarakat. Bertambahnya kasus konflik agraria karena kooptasi negara dan swasta terhadap masyarakat, serta semakin luasnya deforestasi karena peralihan penggunaan hutan, sehingga mendeskreditkan bargaining position masyarakat. Maka dari itu, penelitian ini menelisik dinamika sosial yang dalami oleh masyarakat dari hasil kooptasi negara dengan memaksakan program yang dilematis tersebut di wilayah center of excellent program food estate Kalimantan Tengah. Kondisi masyarakat desa anjir sarapat baru sebagai pintu masuk untuk mengkaji dinamika sosial masyatakat Kawasan food estate. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif digunakan sebagai cara untuk membantu menemukan jawaban atas pertanyaan penelitian, sementara itu pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumentasi. Model analisis kualitatif yang ditempuh dalam penelitian ini adalah model analisis penelitian yang mengikuti model analisis dasar dari penelitian kualitatif yaitu analisis induktif. Dalam model analisis yang kualitatif ini, menggunakan analsis alur mengalir (flow analysis) yang memadukan semua tahapan mulai pengumpulan data, kategorisasi, mempolakan konsep atau tema dan penstrukturan serta sajian dalam cakupan kegiatan analisis, sehingga analisis berlangsung sepanjang tahapan kegiatan penelitian. Hasil penelitian yaitu terjadi kritik dari masyarakat atas program food estate mulai tahun 2020. Kehadiran program food estate mencerminkan rasionalitas instrumental nya Habermas. Food Estate sesungguhnya membantu masyarakat Desa Anjir Serapat Baru, yaitu adanya bantuan bibit, pupuk, dan kapur mulai tahun 2020. Namun program food estate tersebut gagal panen. Hal ini disebabkan karena program food estate langsung diberikan ke kelompok tani tanpa melakukan pemahaman tentang Desa Serapat Baru terlebih dahulu. Padahal kondisi tanah gambut, tanah banyak genangan air, dataran rendah, hama, irigasi yang buruk, kadar tanah yang asam, bibit yang bisa ditanam, pupuk yang sesuai untuk ditanam, bahkan perlunya pemahaman kepada kelompok tani bagaimana mempraktekkan bibit unggul yang diberikan, serta cara menanam padi di desa tersebut. Program food estate ini tidak menerapkan rasionalitas komunikatif, yaitu komunikasi subjek-subjek, orientasi pada proses emansipasi, saling memahami, tetapi yang terjadi adalah rasionalitas Instrumental, yaitu komunikasi subjek-objek (petani sebagai objek peluncuran program food estate), orientasi pada pertumbuhan produksi (diarahkan untuk panen 2 kali dalam setahun, padahal petani biasanya hanya 1 kali panen dalam setahun), program food estate menerapkan hubungan yang monologis (bentuk intervensi pemerintah/ balai penyuluhan pertanian (BPP) Kecamatan Kapuas Timur pada kelompok tani).