Saat memasuki masa politik open the door policy (politik pintu terbuka), ini membuka kran swastanisasi perkebunan dan pertanian seluas-luasnya. Daerah Moesi Oeloe muncul sebagai salah satu daerah penghasil ekonomi masa kolonial Belanda. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana keadaan Onder Afdeeling Moesi Oeloe pada masa kolonial, bagaimana keadaan masyarakat dan kependudukan Onder Afdeeling Moesi Oeloe pada masa kolonial, serta bagaimana sejarah perkebunan dan pertanian di Onder Afdeeling Moesi Oeloe sebagai pendongkrak ekonomi di uluan Palembang. Metode penelitian yang digunakan ialah metode sejarah, dengan tahapan: heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukan bahwa Onder Afdeeling Moesi Oeloe menjadi salah satu wilayah kekuasaan Belanda di bawah pemerintahan Residentie Palembang di uluan. Masyarakat awalnya berasal dari daerah Rejang yang telah memiliki budaya sendiri setelah pergi ke luar daerah Rejang dengan menuruni dataran tinggi menuju sungai-sungai seperti Kelingi, Lakitan, dan Beliti. Pada saat kolonial Belanda menempatkan Musi Ulu sebagai daerah penghasil ekonomi, beberapa aspek vital seperti perkebunan dan pertanian menjadi fokus pemerintah untuk mengeksploitasinya. Diantaranya perkebunan karet di Belalau dan di Temam, perkebunan kelapa sawit di Taba Pingin, kemudian pertanian di Tugumulyo.