Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu keterampilan kognitif tingkat tinggi yang sangat penting dikembangkan dalam pendidikan tinggi, terutama dalam mata kuliah IPA Terpadu yang menuntut analisis, interpretasi, dan evaluasi terhadap konsep-konsep sains dan matematika. Namun, kenyataannya masih banyak mahasiswa yang kesulitan dalam mengintegrasikan pengetahuan lintas bidang dan kurang menunjukkan kemampuan berpikir secara logis, analitis, dan reflektif saat mengikuti perkuliahan. Hal ini menandakan perlunya penerapan strategi pembelajaran yang tidak hanya berpusat pada dosen, tetapi juga mampu melibatkan mahasiswa secara aktif dalam proses menemukan dan membangun pengetahuan mereka sendiri. Pendekatan inkuiri dipandang relevan untuk menjawab tantangan tersebut karena mendorong mahasiswa terlibat langsung dalam proses pengamatan, perumusan pertanyaan, pengumpulan data, serta penyimpulan berdasarkan bukti. Dalam konteks perkuliahan IPA Terpadu, pendekatan ini memberi ruang kepada mahasiswa untuk mengembangkan pemahaman konsep melalui eksplorasi dan diskusi. Melalui penelitian tindakan kelas ini, pendekatan inkuiri diterapkan dalam dua siklus untuk mengevaluasi sejauh mana strategi tersebut mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis, keterlibatan mahasiswa dalam pembelajaran, serta efektivitas dosen dalam mengelola kelas secara reflektif dan adaptif.