Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

DEVELOPING A TEACHING MODEL OF BASIC MOVEMENT FOR KIDS AT 2 TO 4 YEARS OLD Bambang Prayitno
Dinamika Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar Dinamika Volume VI, Nomor 1, Maret 2014
Publisher : Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/dinamika.v6i1.902

Abstract

The aim of this study was to develop a teaching model of basic movement for children of 2 to 4 years old. The teaching model was based on their development aspect and characteristics and it was focused on three basic movements: locomotors, non locomotors, and manipulative movements. This is a research and developmental study. The development of the teaching model was conducted in seven steps: 1) collecting information; 2) information analysis; 3) developing initial product; 4) expert`s validation and revision; 5) preliminary field test and revision; 6) main field test and revision; and 7) making the final product. The subject of this research was 2 to 4 year old children. The result of this study is in the form of a manual for basic movement teaching for two to-four-year-old children, that consists of seven teaching models: 1) Creeping and Crawling; 2) Walking on the Rope; 3) Throwing Bean Bag to the Hula-Hoop; 4) Bowling Games; 5) Parachute Games; 6) Climbing; and 7) Jumping. As a conclusion, the teaching model is very good and effective. From the evaluation of experts and teachers, it can be concluded that the developed model is very good and appropriate with the characteristic, growth, and development of two-to-four-year-old children`s movement
PENGARUH PENGADUKAN CEPAT DAN LAMBAT DENGAN WAKTU PENGENDAPAN TERHADAP PENURUNAN KADAR BESI (Fe) PADA AIR GAMBUT DI WILAYAH KUBU RAYA Nur Melia; Bambang Prayitno; Zainal Akhmadi
Journal of Environmental Health and Sanitation Technology Vol 1 No 1 (2022): Journal of Environmental Health and Sanitation Techology
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jehast.v1i1.69

Abstract

Masyarakat kabupaten Kubu Raya tepatnya di Desa Sungai Malaya rata-rata masih menggunakan air gambut. Umumnya air gambut memiliki warna kecoklatan, berkadar asam humus, zat organik dan besi yang tinggi. Didapatkan kadar Fe sebesar 5,46 mg/l melebihi batas maksimum kandungan zat besi (Fe) 1 mg/l menurut Permenkes Nomor 32 Tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan kadar zat besi (Fe) dengan menggunakan pengolahan air seperti pengadukan cepat dan lambat dengan waktu pengendapan. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (quasi experiment) dengan jumlah sampel 36. Rancangan sampel penelitian ini adalah one group pretest posttest . Uji statistik yang digunakan adalah uji paired sampel T-test. Pada pengadukan cepat dengan waktu pengendapan terlihat bahwa kadar Fe sebelum perlakukan rata-rata 2,54 mg/l dan sesudah perlakuan rata-rata pada waktu pengendapan 60 menit sebesar 1,04 mg/l, wakut pengendapan 90 menit sebesar 0,66 mg/l dan 120 sebesar 0,87 mg/l. Sedangkan pengadukan lambat dengan waktu pengendapan terlihat bahwa pada kadar Fe sebelum perlakuan rata-rata 2,54 mg/l dan sesudah perlakuan rata-rata pada waktu pengendapan 60 menit sebesar 1,32 mg/l, waktu pengendapan 90 menit sebesar 0,67 dan waktu pengendapan 120 menit sebesar 1,03 mg/l. Masyarakat dapat membuat pengolahan air sederhana dalam penurunan kadar Fe dengan menggunakan pengadukan cepat dan lambat dengan waktu pengendapan.
HUBUNGAN KONDISI FISIK RUMAH DAN PERILAKU KELUARGA TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERUMNAS I KOTA PONTIANAK 2021 Endi Maulana Putra; Moh. Adib; Bambang Prayitno
Journal of Environmental Health and Sanitation Technology Vol 1 No 1 (2022): Journal of Environmental Health and Sanitation Techology
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jehast.v1i1.71

Abstract

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyakit infeksi yang menyerang organ saluran pernapasan dengan kondisi akut. Penyakit ini terjadi disebabkan adanya agent infeksius berupa virus, bakteri dan jamur. Penderita ISPA meningkat disetiap tahunnya. Jumlah kunjungan pasien ISPA 2015 berjumlah 3.892 kasus sedangkan pada tahun 2016 menurun menjadi 3.238 kasus, tahun 2017 meningkat menjadi 3.325 kasus, dan tahun 2020 menurun menjadi 500 kasus, akan tetapi kasus ISPA di wilayah Puskesmas Perumnas I merupakan kasus yang tertinggi dari 19 Puskesmas di Kota Pontianak. Berdasarkan data tersebut, jumlah penderita ISPA pada balita tertinggi di wilayah kerja Puskesmas Perumnas I. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kondisi fisik rumah dan perilaku keluarga terhadap kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Perumnas I Kota Pontianak. Jenis penelitian ini adalah survei yang bersifat observasional dengan pendekatan Case-control (kasus kontrol). Sampel dalam penelitian ini berjumlah 66 balita yang terdiri dari 22 balita kasus dan 44 balita kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara kepadatan hunian (p=0,029; OR=3,750), suhu ruangan (p=0,043; OR=3,724), kelembaban ruangan (p=0,011; OR=4,911), lantai rumah (p=0,012; OR=4,667), kebiasaan merokok (p=0,028; OR=4,080) sedangkan luas ventilasi (p=0,066; OR=3,200), dinding rumah (p=0,350; OR=2,100), kebiasaan menggunakan obat anti nyamuk (p=0,230; OR=2,222), kebiasaan membuka jendela (p=0,184; OR=2,320) tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian ISPA pada balita. Hal tersebut disarankan masyarakat untuk selalu memperhatikan kondisi lingkungan rumah seperti kepadatan hunian ruangan yang boleh dihuni 8m2/orang, menjaga kestabilan suhu dan kelembaban rumah dengan sering membuka ventilasi atau jendela, memperhatikan apabila kondisi lantai kotor dan berdebu maka segera dibersihkan, serta kepada pihak orang tua untuk tidak merokok berada di dalam rumah maupun di dekat balita agar tidak menjadi pemicu terjadinya ISPA pada balita.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPEMILIKAN JAMBAN SEHAT DI DESA ARANG LIMBUNG KECAMATAN SUNGAI RAYA Ekis Kurniawati; Bambang Prayitno; Moh. Adib
Journal of Environmental Health and Sanitation Technology Vol 1 No 2 (2022): Journal of Environmental Health and Sanitation Techology
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jehast.v1i2.158

Abstract

Salah satu upaya penting untuk meningkatkan drajat Kesehatan adalah pengadaan lingkungan yang sehat bagi masyarakat, salah satunya memiliki jamban sehat. Kepemilikan jamban termasuk dalam sanitasi dasar yang diperlukan untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat. Dengan tersedianya jamban yang memenuhi syarat Kesehatan sehingga dapat terhindar dari penyakit berbasis lingkungan, seperti tifoid, paratifoid, disentri dan diare. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat pengetahuan dan perilaku masyarakat terhadap kepemilikan jamban sehat di Desa Arang Limbung Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriftif. Populasi penelitian sebanyak 4080 KK dan sampel yang diambil yaitu 94 KK dengan menggunakan rumus Slovin. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah tingkat perilaku sangat baik (47,8%) perilaku kurang baik (36,2%). Pengetahuan kurang baik (63,8%), pengetahuan sangat baik (25,5%). Pendidikan rendah (82,9%) pendidikan tinggi (17,2%). Pendapatan tinggi (68,8%) pendapatan rendah (31,9%). kepemilikan jamban (79,7%) tidak memiliki jamban (20,2%).