Widiatmoko Adi Putranto
Archives And Records Management Study Program, Vocational School, Universitas Gadjah Mada

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Restorasi Arsip di KHP Widyabudaya Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat Widiatmoko Adi Putranto; Miftakhurokhimah Febri Ardani; Regina Dwi Shalsa Mayzana
Khazanah: Jurnal Pengembangan Kearsipan Vol 15, No 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Arsip Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/khazanah.67590

Abstract

Kawedanan Hageng Punakawan (KHP) Widyabudaya sebagai salah satu unit yang bertugas untuk mengelola arsip statis di wilayah Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, menyimpan setidaknya 1,8 juta manuskrip kertas. Unit tersebut mengelola manuskrip dari era Sri Sultan Hamengku Buwana VII hingga IX. Sebagian besar manuskrip tersebut telah mengalami sejumlah deteriorasi berat dan memiliki kerusakan baik secara fisik maupun kimiawi. Akan tetapi, unit tersebut tidak memiliki arsiparis ataupun konservator tetap untuk secara rutin mengelola manuskrip-manuskrip tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis jenis kertas yang mengalami deteriorasi dan diberikan tindakan laminasi, pengaruh karakter kertas dalam menentukan metode restorasi, serta sejumlah dinamika dan tantangan pemberian tindakan laminasi pada proses restorasi arsip di KHP Widyabudaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan pengambilan data via observasi partisipatif, wawancara, dan kajian pustaka. Data yang terkumpul dari observasi lapangan dan wawancara diseleksi, dianalisis, dan selanjutnya dikategorikan dalam sejumlah pola tertentu dengan pendekatan deskriptif analitis. Identifikasi selama proses restorasi menunjukkan setidaknya terdapat 5 jenis kertas yang mengalami kerusakan. Teknik restorasi yang digunakan seperti aplikasi tisu Jepang pada pemberian tindakan laminasi disesuaikan dengan variasi karakter kertas. Tantangan klasik ada dalam bentuk keterbatasan jumlah konservator sekaligus infrastruktur. Sebagai akibatnya, modifikasi SOP nasional dilakukan untuk menyesuaikan dinamika organisasi meskipun belum tertulis secara formal. Selain itu, target restorasi pertahun jarang tercapai. Membuat prosedur tertulis di tingkat institusi, merekrut sukarelawan, dan memberikan pelatihan pada Abdi Dalem dapat menjadi alternatif dukungan untuk mengatasi tantangan. Dukungan tersebut penting untuk segera diberikan mengingat KHP Widyabudaya menyimpan jutaan arsip bersejarah dari Keraton Ngayogyakarta.
Pengelolaan Arsip Di Era Digital:Mempertimbangkan Kembali Sudut Pandang Pengguna Widiatmoko Adi Putranto
Diplomatika: Jurnal Kearsipan Terapan Vol 1, No 1 (2017): September
Publisher : Program Studi Kearsipan, DBSMB SV UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/diplomatika.28253

Abstract

AbstractThe quick and significant development of information technology in the digital era essentially affects records and archives management. This paper aims to discuss how archives should be aware and understand the social dimension in the challenges and possibilities of managing records and archives in the digital era, including the dynamic of perspectives and behaviours of both internal and external users. In response to the development of information technology, archives put emphasizes mostly in the technical dimension of infrastructure availability and the standard or policy compliance. However, people factor often plays significant role in the transition of management model or system. The best implementation of a standard needs a more holistic approach by considering the users point of view as well as collaboration with various stakeholders in explaining the benefits and functions of the new management system. By putting emphasizes on people factor when conducting training and developing policy, users’ resistance can be minimized while users’ enthusiasm can be achieved to accelerate the positive result in the adaptation of the new system and trends.IntisariPerkembangan teknologi informasi di era digital yang cepat dan signifikan mempengaruhi secara esensial pengelolaan arsip. Tulisan ini bertujuan untuk mendiskusikan bagaimana institusi kearsipan harus menyadari dan memahami dimensi sosial di dalam berbagai tantangan dan kemungkinan yang ada dalam pengelolaan arsip di era digital, termasuk dinamika sudut pandang dan perilaku dari pengguna internal maupun eksternal. Sebagai respon dari perkembangan teknologi informasi, kebanyakan institusi kearsipan memberikan penekanan pada dimensi teknis seperti ketersediaan infrastruktur ataupun memenuhi standar dan kebijakan. Padahal, faktor manusia kerap memainkan peran penting dalam transisi model atau sistem pengelolaan. Implementasi terbaik dari suatu standar membutuhkan pendekatan yang lebih holistik dengan mempertimbangkan sudut pandang pengguna dan juga kolaborasi dengan berbagai pihak terkait dalam menjelaskan manfaat dan fungsi dari sistem pengelolaan yang baru. Dengan menaruh penekanan pada faktor manusia pada saat melakukan pelatihan ataupun merumuskan kebijakan, resistensi pengguna dapat diminimalisir dan pada saat bersamaan antusiasme pengguna dapat dicapai untuk mempercepat hasil positif dari adaptasi pada sistem dan tren terbaru. 
Pelestarian Warisan Budaya Di Local Studies Center Dengan Pemanfaatan Media Sosial Widiatmoko Adi Putranto; Indah Novita Sari
Diplomatika: Jurnal Kearsipan Terapan Vol 1, No 2 (2018): March
Publisher : Program Studi Kearsipan, DBSMB SV UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/diplomatika.32193

Abstract

The massive development of information technology today gives essential impact in various management practices including the approach of preservation in many cultural institutions. This paper aims to study how local studies center as one of the cultural institutions may reconsider new challenges and possibilities in using social media towards the dynamics of users’ behavior and perspective as one of the approaches to preserve its collections. Local studies center has numerous collections of information resources in different forms such as book, archive or even object which are rare, historical and unique. Besides its positions as cultural heritage, those collections can give valuable contribution for public benefits. As one of the approaches to support preservation efforts, local studies center can use social media as one of the mediums to promote its collections. However, instead of viewing social media usage as a technical concept or reformatting tool only, its management should be considered as a part of developing interactive communication and relationship with the users, opening wider access and improving awareness regarding the existence of cultural heritage.Perkembangan besar-besaran dalam teknologi informasi saat ini memberikan dampakpenting dalam berbagai praktik manajemen termasuk pendekatan pelestarian di banyak lembaga kebudayaan. Makalah ini bertujuan untuk mempelajari bagaimana Local Studies Center sebagai salah satu lembaga kebudayaan dapat mempertimbangkan kembali tantangan dan kemungkinan baru dalam menggunakan media sosial terhadap dinamika perilaku dan perspektif pengguna sebagai salah satu pendekatan untuk melestarikan koleksi.Local Studies Center memiliki banyak koleksi sumber informasi dalam berbagai bentuk seperti buku, arsip atau bahkan objek yang langka secara historis dan unik. Selain posisinya sebagai warisan budaya, koleksi tersebut dapat memberikan kontribusi yang berharga untuk keuntungan publik. Sebagai salah satu pendekatan untuk mendukung upaya pelestarian,Local Studies Center dapat menggunakan media sosial sebagai salah satu media untuk mempromosikan koleksinya. Namun, alih-alih melihat penggunaan media sosial sebagai konsep teknis atau alat pemformat ulang saja, dalam manajemennya harus dianggap sebagai bagian dari pengembangan komunikasi interaktif dan hubungan dengan pengguna, membuka akses yang lebih luas dan meningkatkan kesadaran mengenai keberadaan warisanbudaya. 
Dinamika pendidikan vokasi pembelajaran praktikum konservasi arsip di masa pandemi Widiatmoko Adi Putranto; Regina Dwi Shalsa Mayzana; Miftakhurokhimah Febri Ardani
Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi Vol 18 No 1 (2022): June
Publisher : Perpustakaan Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/bip.v17i2.2370

Abstract

Introduction. The COVID-19 pandemic has forced face-to-face learning activities to change into distance learning. This paper discusses the impact of the pandemic on the learning process in the hands-on archives conservation practicum at the Archives Preservation Laboratory, Vocational School, Universitas Gadjah Mada. This paper also analyzes several perspectives across memory institutions as well as the potential and challenges through the choice of methods used to deliver the practical skills in distance learning. Data Collection Method. Field observations and interviews’ data were analysed using descriptive analytics approach and contrasted with findings in the literature reviews to draw conclusions. Results and Discussion. The dimensions of experience and tactile skills from hands-on conservation practice require specific equipments and laboratory which cannot be fully replaced in online classes. However, the pandemic has urged the university to arrange new learning methods for laboratory-based practicum. Conclusion. Although distance learning prompts plenty opportunities, it remains a challenge to replace the face-to-face model of conservation practicum. There is a great urgency for the best model and media to ensure effective learning which addresses the limitations during a pandemic. It is recommended that universities collaborate with stakeholders and Libraries, Archives and Museums (LAM) institutions to improve the current online practicum scheme.