Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENILAIAN KAWASAN KOTA SEMARANG MENGGUNAKAN KPI INFRASTRUKTUR DAN PELAYANAN PERMUKIMAN PERKOTAAN Nabila Anjani; Fadjar Hari Mardiansjah
TATALOKA Vol 21, No 2 (2019): Volume 21 No. 2, May 2019
Publisher : Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (87.84 KB) | DOI: 10.14710/tataloka.21.2.225-236

Abstract

Kawasan metropolitan adalah kawasan yang sangat berpengaruh baik untuk perekonomian suatu daerah maupun pusat pergerakan aktivitas dari daerah satu dan terhubung satu sama lain. Kawasan metropolitan juga merupakan sebuah kawasan yang di desain sebagai teritori untuk satu atau lebih pusat kota tergantung fungsi masing-masing kota tersebut yang saling satu sama lain baik oleh jalan maupun fasilitas transportasi lainnya. Infrastruktur yang ada pun harus mendukung kawasan ini guna menunjang kegiatan yang berjalan didalamnya. Sebuah kota metropolitan merupaka kota dengan beberapa pusat yang menjalani masing-masing peranan guna menunjang kinerja pelayanan sebuah kota metropolitan tersebut. Guna menilai kinerja sebuah kota maka dibutuhkan indikator yang didapatkan dar turunan KPI dan SDGs. Penilaian kawasan kota ini dilihat dari empat aspek yaitu infrastruktur, pendidikan, ekonomi dan kesehatan. Kota Semarang dibagi menjadi empat kawasan yaitu kawasan pusat kota, kawasan pinggiran selatan, kawasan pinggiran timur dan kawasan pinggiran barat. Penilaian kinerja kota akan menggunakan Key Performance Indicator yang akan distandarisasi sehingga dapat ditotal dengan bobot yang diperhitungkan. Hasil dar KPI total dibandingkan antar kawasan sehingga dapat terlihat kawasan yang tidak mendapat pelayanan dasar permukiman perkotaan secara adil serta hasil KPI dilihat antar waktu untuk melihat perkembangan pelayanan dasar. Setiap masyarakat kota memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pelayanan dasar guna menunjang kehidupan mereka. Tetapi, pada kenyataannya berbanding terbalik dimana masyarakat yang bergolong tidak berdaya sulit untuk mendapatkan pelayanan dasar untuk menunjang kualitas kehidupan mereka. Keadilan pelayanan juga masih sulit diterapkan mengingat definisi keadilan itu sendiri masih memiliki multi definisi.
Peran Non Performing Asset, Capital Adequacy dan Insolvency Risk Terhadap Kinerja Bank Nabila Anjani; H Hersugondo
JURNAL STUDI MANAJEMEN ORGANISASI Vol 17, No 1 (2020)
Publisher : Faculty of Economics and Business | Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.465 KB) | DOI: 10.14710/jsmo.v17i1.38957

Abstract

The purpose of this study is to examine whether Non Performing Asset, Capital Adequacy, and Insolvency Risk can affect bank performance. This study use size and age of bank as control variables. The data that used in this study are secondary data obtained from the annual banking financial statements dor state-owned commercial banks and private commercial banks operated in Indonesia from 2014 to 2018. Panel data regression is used to analyzed the hypothesis that has been determined for this study.The result of the study is Non Performing Asset that used the ratio of Gross NPA and Net NPA as the measurement indicators have significant and negative relationship to bank performance using ROA as the indicators. A significant negative relationship was also found in the relationship of Capital Adequacy and bank performance. Insolvency Risk determined by Z-Score indicates that the banks in this study included as safe area category which referred to a healthy bank so it has a significant relationship to bank performance.