Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

POTENSI POLYETHYLENE GLYCOL (PEG) SEBAGAI STIMULAN LATEKS PADA TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Mull. Arg) Mochlisin Andriyanto; Muhamad Rizqi Darojat
Agrovigor Vol 9, No 1 (2016): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.71 KB) | DOI: 10.21107/agrovigor.v9i1.1528

Abstract

Zat aktif yang umum digunakan dalam meningkatkan produksi pada tanaman karet (Hevea brasiliensis) adalah stimulan berbahan aktif 2-Chloroethylphosponic Acid atau etefon. Alternatif lain yang berpotensi digunakan untuk stimulan lateks adalah Polyethylene Glycol (PEG). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Polyethylene Glycol terhadap produksi lateks dan sifat fisiologi pada tanaman karet. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan dua perlakuan dan empat ulangan. Hasil penelitian menunjukkan zat Polyethylene Glycol terbukti dapat meningkatkan produksi lateks jika dibandingkan dengan perlakuan etefon (kontrol). Perlakuan PEG selama 9 bulan memiliki rata-rata produksi sebesar 50,88 g/p/s dan kontrol (etefon) sebesar 34,36 g/p/s. Nilai tersebut menunjukkan bahwa perlakuan PEG dapat meningkatkan produksi (g/p/s) sebesar 16,52 atau 148,1% terhadap kontrol. Pola produksi lateks pada perlakuan stimulan PEG menurun dengan respon tertinggi terjadi pada irisan sadap ke-1 (57,35 g/p/s) dan  mengalami penurunan hingga irisan ke-5 (45,92 g/p/s). Nilai kadar karet kering (KKK) stimulan PEG memiliki nilai  lebih tinggi dibandingkan dengan nilai KKK stimulan etefon yaitu sebesar 30,26% dan 28,89%. Kondisi fisiologis tanaman menunjukkan kondisi yang aman pada perlakuan stimulan PEG dengan kadar sukrosa, thiol dan fosfat anorganik berada pada batas normal. Penggunaan stimulan PEG secara umum dapat meningkatkan produksi lateks dan tidak mengganggu kondisi kesehatan tanaman.Kata kunci: Hevea brasiliensis, Polyethylene glycol, Stimulan lateks, Produksi lateks
PERKEMBANGAN DAN UPAYA PENGENDALIAN KERING ALUR SADAP (KAS) PADA TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis) Mochlisin Andriyanto; Radite Tistama
Warta Perkaretan Vol. 33 No. 2 (2014): volume 33, Nomor 2, Tahun 2014
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1236.317 KB) | DOI: 10.22302/ppk.wp.v33i2.54

Abstract

Salah satu penyebab menurunnya produksi karet (Hevea brasiliensis) adalah gangguan Kering Alur Sadap (KAS). Hampir semua negara penghasil karet mengalami gangguan KAS. KAS telah ditemukan di perkebunan karet sejak tahun 1920. Penyebab kejadian ini adalah over exploitation yang memicu peningkatan senyawa radikal yang menyebabkan koagulasi lateks di dalam pembuluh lateks dan pembentukan sel tilasoid. Luka kayu juga menjadi penyebab terjadinya KAS pada panel bawah. KAS dapat ditemukan baik di kulit perawan (BO-1 dan BO-2) maupun kulit pulihan (BI-1 dan BI-2) bahkan di panel HO. Potensi terjadinya KAS meningkat seiring pertambahan umur tanaman. Intensitas KAS diklasifikasikan tinggi bila mencapai 7,3 % untuk klon slow starter, dan 9,2 % untuk klon quick starter dengan potensi kehilangan produksi berturut-turut mencapai 114,74 kg/ha/t dan 183,05 kg/ha/th. Tanaman terserang KAS memiliki kandungan unsur hara makro dan mikro yang lebih rendah baik di dalam lateks maupun kulit dibandingkan dengan tanaman sehat. Pengendalian preventif dapat dilakukan dengan kultur teknis seperti pemeliharaan optimal, penerapan sistem eksploitasi sesuai tipologi klon, dan monitoring gejala awal KAS secara rutin melalui diagnosa lateks. Pengendalian secara kuratif dapat dilakukan dengan teknik bark scraping, aplikasi formula NoBB, atau antico F-96.
FENOMENA GUGUR DAUN SEKUNDER DI WILAYAH SUMATERA UTARA DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKSI KARET Junaidi Junaidi; Radite Tistama; Atminingsih Atminingsih; Zaida Fairuzah; Arief Rachmawan; Muhammad Rizqi Darojat; Mochlisin Andriyanto
Warta Perkaretan Vol. 37 No. 1 (2018): Volume 37, Nomor 1, Tahun 2018
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5109.246 KB) | DOI: 10.22302/ppk.wp.v37i1.441

Abstract

Fenomena gugur daun sekunder dialami kebun-kebun di wilayah Sumatera pada tahun 2017. Studi ini bertujuan untuk mengetahui penyebab fenomena gugur daun berulang serta dampaknya terhadap produksi. Data diperoleh melalui survei lapangan, pengamatan di laboratorium serta analisis data curah hujan dan produksi bertujuan dari 35 titik pengamatan pada areal tanaman menghasilkan dari 20 kebun di wilayah Sumatera Utara yang dilaksanakan bulan September – Oktober 2017. Curah hujan yang tinggi pada bulan Maret diduga menjadi pemicu serangan penyakit gugur daun secara luas karena pada periode ini tanaman sedang membentuk daun baru. Colletotrichum dan Fusicoccum merupakan penyakit yang dominan yang dijumpai, sedangkan Oidium ditemukan dalam skala kecil. Klon PB 260 merupakan klon yang paling banyak mengalami serangan. Serangan juga dijumpai pada klon PB 330, PB 340, RRIM 712, RRIM 911, dan RRIM 937.  Penurunan produksi sebesar 1,3% dijumpai pada serangan Colletotrichum dan 2,7% akibat Fusicoccum. Penurunan produksi tertinggi terjadi pada PB 330 (14,4%) kemudian disusul berturut-turut pada klon klon BPM 1 (14,0%), PB 340 (10,8%), RRIM 712 (9,9%), dan RRIM 937 (1,5%). Teknis pencegahan dan penanggulangan serangan penyakit gugur daun mendesak untuk disosialisasikan kepada pekebun. Di samping itu, penelitian mengenai spesies dan ras baru patogen gugur daun perlu dilakukan terutama Fusicoccum mengingat penyakit ini tergolong baru di Indonesia dan belum banyak terpublikasi.
PENGARUH KONSENTRASI STIMULAN ETEFON TERHADAP PRODUKSI DAN FISIOLOGI LATEKS TANAMAN KARET PADA AWAL BUKA SADAP DI AREAL YANG MENGALAMI SERANGAN PENYAKIT GUGUR DAUN SEKUNDER Mochlisin Andriyanto; Iwandani SINURAT; JUNAIDI JUN; Arief RACHMAWAN; Radite TISTAMA
Jurnal Penelitian Karet JPK : Volume 40, Nomor 2, Tahun 2022
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.jpk.v40i2.819

Abstract

Penggunaan stimulan pada tanaman karet saat awal buka sadap umumnya digunakan untuk memaksimalkan produksi lateks saat penyadapan. Adanya serangan penyakit gugur daun sekunder mengakibatkan kondisi daun gugur dan produksi rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi stimulan saat awal buka sadap pada kondisi gugur daun sekunder. Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Unit Riset Sungei Putih, Pusat Penelitian Karet, Galang, Deli Serdang, Sumatra Utara pada bulan November 2021 sampai Februari 2022. Tanaman karet yang digunakan berumur tujuh tahun pada panel B0-1 (konsumsi kulit terpakai 9,60 cm) dan multiklon (PB 260, PB 340, PB 330, IRR 104, IRR 5, IRR 112, IRR 118, dan BPM 1) dengan interval sadap D3. Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak kelompok non faktorial dengan perlakuan 1) tidak diaplikasikan stimulan atau kontrol, 2) aplikasi stimulan konsentrasi 1%, 3) aplikasi stimulan konsentrasi 2%, dan 4) aplikasi stimulan konsentrasi 2,5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi konsentrasi stimulan 1% selama empat bulan pada saat awal buka sadap signifikan berbeda nyata terhadap parameter pengamatan produksi, laju aliran lateks, indeks penyumbatan, dan kadar fosfat anorganik. Produksi perlakuan konsentrasi stimulan 1% lebih tinggi 44,11% dibandingkan konsentrasi stimulan 2% dan 48,10% lebih tinggi dibandingkan konsentrasi stimulan 2,5% pada kondisi gugur daun sekunder. Nilai rataan persentase panjang alur sadap yang kering pada perlakuan konsentrasi stimulan 1% sebesar 5,51%. Secara fisiologis, aplikasi konsentrasi stimulan 1% masih aman digunakan pada tanaman dan tidak membuat tanaman tertekan saat terjadi serangan penyakit gugur daun sekunder.
PRODUKSI TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis) PADA WAKTU PENGUMPULAN LATEKS YANG BERBEDA Mochlisin Andriyanto; Andi Wijaya; Junaidi; Arief Rachmawan
Agro Estate Vol 3 No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Institut Teknologi Sawit Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47199/jae.v3i1.61

Abstract

Latex is a colloidal suspended of rubber particle in rubber tree (Hevea brasiliensis). Technically, the capacity of rubber productivity can be determined by latex collectionperiod after being tapped. The objective of research was to obtain the differences of latex collection period. The study was conducted in September-November 2017 at the Sungei Putih Research Center in Experimental Estate with PB 260 (7 years tapped) on BO-2 (S/2 d3.ET2.5% Ga1.0 6/y(m)).The experimental designused a Randomized Block Design (RBD) with four treatments of latex collection periodi.e 20, 40, 60, 80 minutes after being tapped with three replicates respectively. The parameters observed was gram/tree/tapping (g/p/s), kg/ha/years, latex flow rate (ml/minutes) and total solid content (%).The results showed that latex collection period was significantly different to g/p/s, kg/ha/years and latex flow rate. Total solid content (TSC) was not significantlydifferent in all treatments. The latex collection period of 20 minutes after being tapped had higher productivity than 40, 60, 80 minutes.
KAJIAN STIMULAN ETEFON ANTIOKSIDAN KONSENTRASI RENDAH TERHADAP PRODUKSI KARET (Hevea brasiliensis) SAAT GUGUR DAUN SEKUNDER Mochlisin Andriyanto
Warta Perkaretan Vol. 41 No. 2 (2022): Volume 41, Nomor 2, Tahun 2022
Publisher : Pusat Penelitian Karet - PT. Riset Perkebunan Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22302/ppk.wp.v41i2.859

Abstract

Aplikasi stimulan dengan bahan aktif etefon pada tanaman karet umumnya digunakan untuk meningkatkan produksi lateks. Namun demikian, penggunaannya juga mengakibatkan kerugian baik dari aspek fisiologis tanaman maupun stabilitas margin keuntungan. Sejak tahun 2017, sebagian besar tanaman karet di Indonesia terserang penyakit gugur daun berkelanjutan yang menyebabkan sedikit daun hampir sepanjang tahun dan berimplikasi pada perubahan pola produksi. Hal tersebut perlu diantisipasi dengan aplikasi stimulan yang tepat agar produksi optimal tercapai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aplikasi stimulan etefon konsentrasi rendah yang diperkaya dengan senyawa antioksidan pada produksi tanaman karet. Penelitian ini dilakukan selama September 2021-Mei 2022 menggunakan tanaman karet berumur 8 dan 13 tahun. Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak kelompok dengan perlakuan stimulan konsentrasi etefon 1% diperkaya senyawa antioksidan (etefon plus siap pakai) dan etefon 2,5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan etefon plus pada B0-2 memiliki produksi yang tidak berbeda nyata dibanding perlakuan stimulan konsentrasi 2,5%. Sementara, produksi pada panel B0-1 perlakuan stimulasn plus nyata lebih tinggi 46,05% dibandingkan stimulan konsentrasi 2,5%. Posisi panel sangat menentukan respon tanaman terhadap penggunaan stimulan. Secara umum, penggunaan stimulan etefon plus konsentrasi 1% cukup efisien dalam meningkatkan produksi karena produksinya setara dengan konsentrasi 2,5% pada kondisi terserang penyakit gugur daun sekunder. Berdasarkan sisi ekonomis, nilai R/C ratio dari aplikasi stimulan konsentrasi 1% sebesar 1,21 dengan harga pokok produksi Rp 16.476 dan 0,89 pada konsentrasi stimulan 2,5%. Hal tersebut menandakan bahwa penggunaan stimulan etefon plus konsentrasi 1% dapat menjadi alternatif stimulan konsentrasi rendah saat kondisi tanaman terserang gugur daun sekunder.