Revis Asra
Jambi University

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Respon pertumbuhan stek duku kumpeh dengan penambahan Rootone-F dan ekstrak bawang merah Revis Asra; Miranti Miranti; Ade Adriadi
Agrovigor Vol 15, No 1 (2022): Maret
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrovigor.v15i1.12136

Abstract

Duku Kumpeh (Lansium domesticum Corr. var. Kumpeh) adalah varietas unggul duku di Provinsi Jambi. Duku Kumpeh memiliki rasa yang manis, daging buah tebal, dan biji berukuran kecil. Permasalahan yang terjadi ialah penurunan produksi buah yang disebabkan oleh adanya serangan penyakit, usia tanaman yang sudah tua, dan kurangnya pengembangan teknik budidaya. Dalam mengatasi permasalahan ini, maka diperlukan teknik pembudidayaan yang lebih cepat dan efektif, yaitu teknik stek yang didukung dengan pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT). Rootone-f dan bawang merah (Allium cepa L.) merupakan ZPT yang berperan merangsang pertumbuhan akar dan pertumbuhan tunas. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh dan konsentrasi optimal dari pemberian rootone-f dan ekstrak bawang merah terhadap pertumbuhan stek Duku Kumpeh. Metode yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 taraf konsentrasi dan 3 kali ulangan. Taraf konsentrasi yang digunakan yaitu 0%, 0,05%, 0,1%, 0,15%, dan 0,2% rootone-f dan 0%, 25%, 50%, 75%, dan 100% bawang merah. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam, pertumbuhan stek Duku Kumpeh dengan pemberian rootone-f menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap panjang akar, namun tidak menunjukkan pengaruh terhadap jumlah akar, berat basah akar, berat kering akar, dan jumlah daun. Pemberian ekstrak bawang merah menunjukkan pengaruh terhadap variabel jumlah akar, dan berpengaruh nyata terhadap panjang akar, berat basah akar dan berat kering akar, namun tidak menunjukkan pengaruh terhadap jumlah daun. Konsentrasi rootone-f dan ekstrak bawang merah yang paling optimal ialah 0,1% dan 100%.
Pemanfaatan Limbah kulit Buah Kakao Terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) Retno Putri Andini; Revis Asra; Ade Adriadi
Agrovigor Vol 14, No 2 (2021): September
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/agrovigor.v14i2.10205

Abstract

Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) merupakan tanaman perkebunan rakyat yang menghasilkan limbah limbah kulit buah kakao. Limbah limbah kulit buah kakao dapat berdampak pada lingkungan. Salah satu alternatif pemanfaatan limbah limbah kulit buah kakao yaitu sebagai penutup tanah untuk mengatasi cekaman kekeringan pada tanaman tomat (Lycopersicon esculentum Mill.). Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian limbah limbah kulit buah kakao dan hari penyiraman terhadap pertumbuhan tanaman tomat pada kondisi cekaman kekeringan. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 9 perlakuan dan 3 kali ulangan, perlakuan terdiri dari C0P0 (tanpa limbah kulit buah kakao+penyiraman 1 hari sekali), C0P2 (tanpa limbah kulit buah kakao+penyiraman  2 hari sekali), C0P4 (tanpa limbah kulit buah kakao+penyiraman  4 hari sekali), C1P0 (limbah kulit buah kakao 100gr+penyiraman 1 hari sekali), C1P2 (limbah kulit buah kakao 100gr+penyiraman 2 hari sekali), C1P4 (limbah kulit buah kakao 100gr+penyiraman 4 hari sekali), C2P0 (limbah kulit buah kakao 200gr+penyiraman 1 hari sekali), C2P2 (limbah kulit buah kakao 200gr+penyiraman 2 hari sekali), C2P4 (limbah kulit buah kakao 200gr+penyiraman 4 hari sekali). Hasil menunjukkan bahwa pemberian limbah limbah kulit buah kakao dan variasi frekuensi penyiraman berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman tomat pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun dan biomassa. Perlakuan pemberian limbah kulit buah kakao sebanyak 100gr dan interval penyiraman 2 hari sekali berpengaruh signifikan pada parameter tinggi tanaman. Namun tidak menunjukkan pengaruh yang nyata pada perlakuan jumlah cabang.