Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Keanekaragaman Jenis Meranti (Shorea spp.) Di Resor Pemerihan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Riki Prayoga; Indriyanto Indriyanto
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2019.5.2.71-78

Abstract

Meranti merupakan salah satu marga dari family Dipterocarpaceae yang memiliki keanekaragaman jenis paling tinggi, namun saat ini keberadaanya terancam dikarenakan oleh deforestasi dan degradasi hutan, sehinggga diperlukan upaya perlindungan agar keanekaragaman jenis meranti tetap lestari. Untuk mejaga keanekaragaman jenis meranti tesebut diperlukan penelitian yang menganalisis tingkat keanekaragaman jenis meranti di Resor Pemerihan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis vegetasi dengan metode garis berpetak dan dianalisis menggunakan Indeks Keanekaragam Jenis (H’) dan Indeks Kemerataan (E). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman jenis meranti di Resor Pemerihan TNBBS masuk dalam kategori rendah dengan nilai H’ sebesar 0,59, sedangkan tingkat kemerataannya memiliki kategori tinggi dengan nilai E sebesar 0,66.
Keanekaragaman Jenis Meranti (Shorea spp.) Di Resor Pemerihan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Riki Prayoga; Indriyanto Indriyanto
Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa Vol 5, No 2 (2019): Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa
Publisher : Jurnal Penelitian Ekosistem Dipterokarpa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jped.2019.5.2.71-78

Abstract

Meranti merupakan salah satu marga dari family Dipterocarpaceae yang memiliki keanekaragaman jenis paling tinggi, namun saat ini keberadaanya terancam dikarenakan oleh deforestasi dan degradasi hutan, sehinggga diperlukan upaya perlindungan agar keanekaragaman jenis meranti tetap lestari. Untuk mejaga keanekaragaman jenis meranti tesebut diperlukan penelitian yang menganalisis tingkat keanekaragaman jenis meranti di Resor Pemerihan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis vegetasi dengan metode garis berpetak dan dianalisis menggunakan Indeks Keanekaragam Jenis (H’) dan Indeks Kemerataan (E). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat keanekaragaman jenis meranti di Resor Pemerihan TNBBS masuk dalam kategori rendah dengan nilai H’ sebesar 0,59, sedangkan tingkat kemerataannya memiliki kategori tinggi dengan nilai E sebesar 0,66.
Pengaruh Penambahan Arang Sekam terhadap Pertumbuhan Semai Sengon (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & J.W.Grimes) dan Jati (Tectona grandis L.f.) (The Effect of Addtion of Husk Charcoal on the Growth of Sengon (Falcataria moluccana (Miq.) Barneby & J.W.Grimes) and Teak (Tectona grandis L.f.) Seedlings) Adraisna Airansi; Indriyanto Indriyanto; Ceng Asmarahman
Jurnal Penelitian Hutan Tanaman Vol 19, No 2 (2022): Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpht.2022.19.2.111-122

Abstract

ABSTRACTOne of the factors directly influencing good seedling growth is the conditions of the weaning media. The most frequently used seedling weaning medium is humus soil or topsoil, the most fertile soil type. The content of organic matter in the soil media is only 5%. Therefore, adding organic matter is needed as a mixture in seedling weaning media. One of the organic materials commonly used is husk charcoal. The research objectives were to determine the effect of husk charcoal dose addition to the soil as a weaning medium on the sengon and teak seedlings. The experimental units were arranged in Completely Randomized Design with 5 types of treatment, namely 100% soil, 80% soil + 20% husk charcoal, 60% soil + 40% husk charcoal, 40% soil + 60% husk charcoal, and 20% soil + 80% husk charcoal. The results showed that husk charcoal media composition of up to 40% and 100% soil media was the best proportion for teak seedlings. Meanwhile, a good proportion to be used as a medium for weaning sengon seedlings is 80% soil media + 20% husk charcoal and 20% soil media + 80% husk charcoal.Keywords: Growth, growing media, husk charcoal, sengon, teak.ABSTRAKPertumbuhan semai yang baik dipengaruhi secara langsung salah satunya oleh kondisi media penyapihan semai. Media penyapihan semai yang paling sering digunakan adalah tanah humus atau tanah lapisan atas (top soil) yang merupakan jenis tanah paling subur. Kandungan bahan organik yang ada dalam media tanah hanya 5%. Oleh karena itu, penambahan bahan organik sangat diperlukan sebagai campuran pada media penyapihan semai. Salah satu bahan organik yang biasa digunakan yaitu arang sekam. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis media tanam arang sekam terhadap pertumbuhan semai sengon dan jati. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan terdiri atas 5 macam, yaitu tanah 100%, tanah 80% + arang sekam 20%, tanah 60% + arang sekam 40%, tanah 40% + arang sekam 60%, dan tanah 20% + arang sekam 80%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan komposisi media arang sekam sampai batas 40% dan media tanah 100% merupakan proporsi yang paling baik untuk semai jati. Proporsi yang baik untuk digunakan sebagai media penyapihan semai sengon adalah penggunaan media tanah 80% + arang sekam 20% dan media tanah 20% +arang sekam 80%.Kata kunci: Pertumbuhan, media tanam, arang sekam, sengon, jati.
The Relationship Between The Percentage of Solar Radiation Under The Shade of Stand and The Growth of Cardamom Indriyanto Indriyanto
JURNAL SAINS NATURAL Vol. 13 No. 1 (2023): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31938/jsn.v13i1.451

Abstract

Cardamom can live under the shade of stand, but require adequate shade for optimum growth. Therefore, this research aims to determine the relationship between the percentage of solar radiation under the shade of stand on the growth of cardamom, and to estimate the percentage of solar radiation that affects the optimum growth of cardamom. The research was conducted in 5 farmer-cultivated areas planted with cardamom in Tahura Wan Abdul Rachman. In each farmer's arable area, 3 plots of 5 m x 5 m were made, which were placed randomly to observe the growth of cardamom. The data collected includes: growth of cardamom, tree species that make up forest garden stands, solar radiation under the shade or in the open, air temperature, and humidity. The data were analyzed by quadratic regression at the 5% significance level. The results showed that the difference in the shade of stands had a significant effect on the growth of cardamom. All cardamom growth variables were significantly correlated with the percentage of solar radiation under the shade of stand. The optimal number of stems is 49.5 stems at a percentage of 63% solar radiation. The optimal plant height of 146.74 cm at a percentage of 67% solar radiation. The optimal number of leaves per clump is 235.296 leaves at 60% solar radiation percentage. The number of flower bunches per cluster is optimal as much as 23.4 bunches at the percentage of solar radiation 60.5 %. The optimal number of fruits per fruit bunch is 8.7 fruits at the percentage of solar radiation 56 %. Thus, cardamom plants will grow optimally under the shade of the standing canopy with a percentage of solar radiation from 56% to 67%.Keywords:  cardamom;  forest gardens;  growth;  shade; standABSTRAKHubungan Persentase Radiasi Matahari di Bawah Naungan Tajuk Tegakan dengan Pertumbuhan KapulagaKapulaga dapat hidup di bawah naungan tegakan, akan tetapi membutuhkan naungan yang memadai untuk pertumbuhan optimal.  Oleh karena itu, penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan persentase radiasi matahari di bawah naungan tegakan kebun hutan dengan pertumbuhan kapulaga, serta mengestimasi persentase radiasi matahari yang berpengaruh terhadap pertumbuhan optimum kapulaga. Penelitian dilakukan di 5 areal garapan petani yang ditanami kapulaga dalam Tahura Wan Abdul Rachman. Data yang dihimpun meliputi: pertumbuhan kapulaga,  jenis pohon penyusun tegakan kebun hutan, radiasi matahari di bawah naungan maupun di tempat terbuka, temperatur udara, dan kelembapan udara. Data dianalisis regresi kuadratik pada taraf nyata 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan naungan tegakan kebun hutan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan kapulaga. Semua variabel pertumbuhan kapulaga berhubungan nyata secara kuadratik dengan persentase radiasi matahari di bawah naungan tegakan. Jumlah batang per rumpun yang optimal sebanyak 49,5 pada persentase radiasi matahari 63%. Tinggi kapulaga yang optimal 146,74 cm pada persentase radiasi matahari 67%. Jumlah daun per rumpun yang optimal sebanyak 235,296 helai pada persentase radiasi matahari 60%. Jumlah tandan bunga per rumpun yang optimal sebanyak 23,4 pada persentase radiasi matahari 60,5%. Jumlah buah per tandan yang optimal sebanyak 8,7 pada persentase radiasi matahari 56%. Dengan demikian, kapulaga akan tumbuh secara optimal di bawah naungan tegakan yang persentase radiasi matahari sebesar 56% hingga 67%.Kata kunci: kapulaga; kebun hutan; naungan; pertumbuhan; tegakan