Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Penggunaan katalis homogen dan heterogen pada proses hidrolisis pati umbi singkong karet menjadi glukosa Erti Praputri; Elmi Sundari; F Firdaus; S Sofyan
Jurnal Litbang Industri Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.47 KB) | DOI: 10.24960/jli.v8i2.4189.105-110

Abstract

Singkong karet (Manihot glaziovii Muell) adalah salah satu sumber bahan baku bioetanol yang mempunyai kandungan pati yang cukup tinggi (98,5%). Penelitian ini bertujuan mempelajari kinerja katalis H2SO4, HCl, dan zeolit pada proses hidrolisis pati umbi singkong karet untuk menghasilkan glukosa. Proses hidrolisis untuk katalis homogen dilakukan pada temperatur 120oC dan volume asam 250 ml, sedangkan untuk katalis heterogen dengan rasio massa pati dan aquades (1:25), waktu 60 menit, dan temperatur 120oC. Perolehan glukosa untuk katalis homogen diamati melalui variasi konsentrasi HCl dan H2SO4 masing-masing (0,1; 0,15; 0,2; 0,25; dan 0,3 N) dan waktu hidrolisis (45; 60; dan 75 menit). Untuk katalis heterogen, perolehan glukosa diamati melalui variasi massa zeolit (1; 3; dan 6 g), jenis asam pengaktif HCl dan H2SO4 dengan konsentrasi0,15 N, dengan metode perendaman dan pemanasan pada temperature 50oC. Hasil penelitian memperlihatkan konsentrasi dan waktu hidrolisis pati singkong karet berpengaruh terhadap perolehan glukosa pada penggunaan jenis katalis homogen (H2SO4 dan HCl). Glukosa tertinggi (27,25%) diperoleh pada katalis homogen dengan konsentrasi H2SO4 0,15 N dan waktu 60 menit. Zeolit yang diaktivasi dengan HCl dengan metode perendaman  menghasilkan kadar glukosa lebih tinggi (14,13%) daripada zeolit  yang diaktifkan dengan H2SO4 (12,58%).AbstractRubber cassava (Manihot glaziovii Muell) is one source of bioethanol raw material which has high starch content (98.5%). The manufacture of bioethanol is carried out through the process of hydrolysis and fermentation. This research was aimed to study the performance of the homogeneous and heterogeneous catalysts in the hydrolysis process of starch from rubber cassava tubers to produce glucose. The hydrolysis process for homogeneous catalyst was carried out at a temperature 120oC and 250 ml acid volume, while for heterogeneous catalyst was the ratio of starch mass and distilled water (1:25), 60 minutes time, and 120oC temperature. The glucose obtained for heterogeneous catalyst was observed through variations of HCl and H2SO4 concentrations (0.1; 0.15; 0.2; 0.25; and 0.3 N) and hydrolysis time (45; 60; and 75 minutes). For heterogeneous catalyst, the glucose obtained was observed through zeolite mass variations (1; 3; and 6 g), type of activating acid HCl and H2SO4 with 0.15 N concentration by immersion and heating method at 50oC. The results showed that the concentration and hydrolysis time of rubber cassava starch affected the glucose obtained in the use of homogeneous catalyst types (H2SO4 and HCl). The highest glucose was obtained at 0.15 N acid concentrations and 60 minutes time. Zeolite which was activated with HCl with soaking method resulted in higher glucose levels (14.13%) than activated with H2SO4 (12.58%).
PENGAMBILAN MINYAK ATSIRI BUNGA MELATI DENGAN METODE ENFLEURASI Elmi Sundari; Pasymi Pasymi; Erti Praputri; Sofyan Sofyan
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 25, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.25.2.175-182.2021

Abstract

Pengambilan minyak melati (Jasminum sambac) dengan metode enfleurasi telah dilakukan dengan memvariasikan waktu enfleurasi dan jenis adsorben. Metode enfleurasi dapat mencegah kerusakan minyak atsiri yang diperoleh karena dilakukan pada suhu rendah. Tujuan penelitian untuk melihat jenis adsorben dan berat bunga yang tepat untuk mendapatkan minyak melati optimum. Penelitian dilakukan dengan memvariasikan jenis adsorben (mentega putih dan mentega kuning) dan waktu enfleurasi (6, 10, 12, 16, dan 20 hari). Parameter yang diamati adalah rendemen, komponen minyak, densitas, aroma dan warna minyak yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan adsorben mentega putih lebih efektif dibandingkan mentega kuning dengan perolehan minyak atsiri tertinggi pada waktu enfleurasi 20 hari dan jumlah bunga 230 gram dengan rendemen 8,69%. Perolehan minyak terendah dengan rendemen 5,21% menggunakan adsorben mentega kuning pada waktu enfleurasi 10 hari dengan berat bunga 115 gram. Komponen-komponen dominan yang terdeteksi dalam minyak diantaranya adalah linalool (8,82%), benzyl acetat (4,58%), hexyl salicylate (4,90%), 1-Phenanthrenecarboxylic acid (5,99%), versalide (3,14%), dan 3-phenyl-propenal (3,29%). Minyak melati yang dihasilkan berwarna kuning muda jernih dengan densitas berkisar antara 0,8821-0,8845 g/mL pada penggunaan adsorben mentega putih dan 0,8175-0,8675 g/mL dengan adsorben mentega kuning. Hasil uji organoleptik menunjukkan rata-rata panelis menyukai aroma dan warna pada minyak melati pada perlakuan waktu enfleurasi 6, 10, dan 12 hari dengan tingkat kesukaan panelis 100% suka
Penggunaan katalis homogen dan heterogen pada proses hidrolisis pati umbi singkong karet menjadi glukosa Erti Praputri; Elmi Sundari; F Firdaus; S Sofyan
Jurnal Litbang Industri Vol 8, No 2 (2018)
Publisher : Institution for Industrial Research and Standardization of Industry - Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (452.47 KB) | DOI: 10.24960/jli.v8i2.4189.105-110

Abstract

Singkong karet (Manihot glaziovii Muell) adalah salah satu sumber bahan baku bioetanol yang mempunyai kandungan pati yang cukup tinggi (98,5%). Penelitian ini bertujuan mempelajari kinerja katalis H2SO4, HCl, dan zeolit pada proses hidrolisis pati umbi singkong karet untuk menghasilkan glukosa. Proses hidrolisis untuk katalis homogen dilakukan pada temperatur 120oC dan volume asam 250 ml, sedangkan untuk katalis heterogen dengan rasio massa pati dan aquades (1:25), waktu 60 menit, dan temperatur 120oC. Perolehan glukosa untuk katalis homogen diamati melalui variasi konsentrasi HCl dan H2SO4 masing-masing (0,1; 0,15; 0,2; 0,25; dan 0,3 N) dan waktu hidrolisis (45; 60; dan 75 menit). Untuk katalis heterogen, perolehan glukosa diamati melalui variasi massa zeolit (1; 3; dan 6 g), jenis asam pengaktif HCl dan H2SO4 dengan konsentrasi0,15 N, dengan metode perendaman dan pemanasan pada temperature 50oC. Hasil penelitian memperlihatkan konsentrasi dan waktu hidrolisis pati singkong karet berpengaruh terhadap perolehan glukosa pada penggunaan jenis katalis homogen (H2SO4 dan HCl). Glukosa tertinggi (27,25%) diperoleh pada katalis homogen dengan konsentrasi H2SO4 0,15 N dan waktu 60 menit. Zeolit yang diaktivasi dengan HCl dengan metode perendaman  menghasilkan kadar glukosa lebih tinggi (14,13%) daripada zeolit  yang diaktifkan dengan H2SO4 (12,58%).AbstractRubber cassava (Manihot glaziovii Muell) is one source of bioethanol raw material which has high starch content (98.5%). The manufacture of bioethanol is carried out through the process of hydrolysis and fermentation. This research was aimed to study the performance of the homogeneous and heterogeneous catalysts in the hydrolysis process of starch from rubber cassava tubers to produce glucose. The hydrolysis process for homogeneous catalyst was carried out at a temperature 120oC and 250 ml acid volume, while for heterogeneous catalyst was the ratio of starch mass and distilled water (1:25), 60 minutes time, and 120oC temperature. The glucose obtained for heterogeneous catalyst was observed through variations of HCl and H2SO4 concentrations (0.1; 0.15; 0.2; 0.25; and 0.3 N) and hydrolysis time (45; 60; and 75 minutes). For heterogeneous catalyst, the glucose obtained was observed through zeolite mass variations (1; 3; and 6 g), type of activating acid HCl and H2SO4 with 0.15 N concentration by immersion and heating method at 50oC. The results showed that the concentration and hydrolysis time of rubber cassava starch affected the glucose obtained in the use of homogeneous catalyst types (H2SO4 and HCl). The highest glucose was obtained at 0.15 N acid concentrations and 60 minutes time. Zeolite which was activated with HCl with soaking method resulted in higher glucose levels (14.13%) than activated with H2SO4 (12.58%).