Mangara M Tambunan
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS TINGKAT PENERAPAN PROGRAM KESELAMATAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN PENDEKATAN SMK3 DAN RISK ASSESSMENT DI PT. “XYZ” Sirmon Paulus Tarigan; Mangara M Tambunan; Buchari Buchari
Jurnal Teknik Industri USU Vol 3, No 5 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (476.526 KB)

Abstract

PT. “XYZ” merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan Tandan BuahSawit (TBS) menjadi Crude Palm Oil (CPO) dan Palm Kernel (PK). PT. “XYZ” menerapkan programKeselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sebagai hal yang mutlak dalam upaya meningkatkanproduktivitas dan komitmen pihak perusahaan untuk memenuhi peraturan dan persyaratan yangterkait dengan mutu dan aspek lingkungan K3. Walaupun program K3 telah diterapkan, namunkecelakaan kerja tetap terjadi, seperti luka bakar, memar dan keseleo. PT. “XYZ” memiliki beberapamesin dan peralatan yang memiliki potensi bahaya dan dapat membahayakan karyawan. Berdasarkanhal tersebut, maka PT. “XYZ” perlu menganalisis penerapan program K3, mengidentifikasi sumberbahaya (hazard) dengan pendekatan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja (SMK3) danrisk assessment. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode kuantitatif. Metode pengumpulandata secara observasi dengan audit SMK3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 50 Tahun2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat penerapan program K3 berdasarkan persepsikaryawan berada pada level Kuning dengan nilai tingkat pencapaian sebesar 70,23%. Tingkatpenerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan audit SMK3 menunjukkan PT.“XYZ” berhak untuk mendapatkan sertifikat bendera Emas dengan nilai pencapaian penerapansebesar 87,35%. Untuk tingkat kehilangan/kerugian (loss rate) berada pada kategori Kuning (kerugiansedang). Untuk level tingkat penerapan program K3 pada PT. “XYZ” berada pada level 2 (kategoriCukup Aman). Sedangkan untuk perangkingan bahaya (hazard) dalam kategori bahaya serius (serious)adalah stasiun kerja Pembantingan, kategori bahaya sedang (moderate) yakni stasiun kerja Perebusandan unit kerja Boiler, kategori bahaya kecil (minor) yakni stasiun kerja Pengepresan, Pemurnian danunit kerja Turbin, sedangkan kategori tidak perlu diperhatikan (negligible) yakni stasiun kerjaPengolahan Inti.
USULAN PERBAIKAN BANGKU KERJA MASINIS UNTUK MENINGKATKAN KENYAMANAN KERJA MASINIS DI PT. XYZ Indri Lestrai Sinuhaji; Mangara M Tambunan
Jurnal Teknik Industri USU Vol 3, No 5 (2013): Jurnal Teknik Industri USU
Publisher : Departemen Teknik Industri Universitas Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.499 KB)

Abstract

PT. XYZ merupakan perusahan BUMN yang memiliki keunggulan di bidang alat transportasimassal, yaitu kereta api. Pada PT. XYZ melakukan upaya pergantian lokomotif, dari lokomotif yangbiasa digunakan yaitu lokomotif BB. Hal yang menjadi alasan pergantian lokomotif adalah jalur keretaapi yang ada di Sumatera Utara sudah dilakukan pergantian dan mampu dilalui oleh lokomotif CC.Permasalahan yang timbul dari pergantian Lokomotif BB ke CC adalah penyesuaian masinis terhadaplokomotif CC terutama penyesuaian terhadap bangku kerja masinis. Rancangan bangku kerja masinissangat penting untuk ditinjau, karena bangku kerja yang ada saat ini tidak sesuai dengan dimensiantropometri masinis di PT. XYZ, sehingga masinis PT. XYZ tidak nyaman pada saat mengemudikankereta api. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menyebarkan StandardNordic Quetionnaire (SNQ) kepada 47 masinis. Dari hasil penyebaran Standard Nordic Quetionnaire(SNQ) didapat keluhan sangat sakit terdapat pada tubuh leher bagian atas, lengan bawah kanan, danbokong. Dimensi anthropometri yang digunakan dalam perancangan bangku kerja yaitu tinggi sikududuk (TSD), panjang lengan bawah (PLB), tinggi polipteal (TPo), tinggi bahu duduk (TBD), lebar bahu(LB), tinggi mata duduk (TMD), lebar kepala (LK), dagu ke puncak kepala (DPK), Pantat ke polipteal(PP), Lebar pinggul (LP). Bangku kerja yang diusulkan adalah adanya penambahan penyangga tangan,sandaran pada kepala, dan alas pada bangku kerja masinis, sehingga masinis merasa nyaman padasaat mengemudikan kereta api dan usulan rancangan bangku kerja masinis dirancang sesuai dengandimensi antropometri masinis.