Fauzi Redha
Balai Riset dan Standardisasi Industri Banda Aceh

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH TEMPERATUR PADA ISOLASI MIRISTISIN DARI MINYAK PALA MENGGUNAKAN ROTARY EVAPORATOR - The Effect of Temperature on Myristicin Isolation from Nutmeg Oil Using Rotary Evaporator Ida Hasmita; Eka Marya Mistar; Fauzi Redha
Biopropal Industri Vol 10, No 1 (2019)
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (115.522 KB) | DOI: 10.36974/jbi.v10i1.4628

Abstract

One of the determination factors of nutmeg oil quality is myristicin content because it gives a distinctive aroma to nutmeg oil. The purification process of nutmeg oil requires a long distillation time thus refining techniques which more efficient with quality results that meet the standards are needed. This study aimed to determine temperature effect on isolation of myristicin from nutmeg oil using a rotary evaporator. The stages of this research were carried out in two stages, namely concentration and purification stage, each using a temperature variation of 140 0C, 145 0C and 150 0C at  300 mbar pressure for 1 hour. The concentration process at a pressure of 300 mbar with a temperature variation of 150 0C for 1 hour process obtained 22.26% myristicin. The next stage of purification of nutmeg oil carried out at a pressure of 300 mbar with a temperature of 150 0C for 1 hour was able to isolate myristicin up to 53.41%. The results of gas chromatography-mass spectrophotometry (GCMS) on nutmeg oil at a pressure of 300 mbar with a temperature of 150 0C for 1 hour process with 53.41% myristicin content had met Indonesian National Standard (SNI) 06-2388-2006 with a minimum value of 10%.Keywords: myristicin, nutmeg oil, rotary evaporatorABSTRAKSalah satu faktor yang mempengaruhi kualitas minyak pala adalah kandungan miristisin, karena memberikan aroma khas pada minyak pala. Proses pemurnian minyak pala membutuhkan waktu penyulingan yang cukup lama sehingga diperlukan teknik pemurnian yang lebih efisien dengan kualitas hasil yang memenuhi standar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur pada isolasi miristisin dari minyak pala menggunakan rotary evaporator terhadap kadar miristisin. Penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pemekatan dan tahap pemurnian, masing-masing menggunakan variasi suhu 140 0C, 145 0C dan 150 0C pada tekanan 300 mbar selama 1 jam. Proses pemekatan pada tekanan 300 mbar dengan variasi suhu 150 0C selama 1 jam diperoleh miristisin sebesar 22,26%. Tahapan berikutnya yaitu pemurnian minyak pala yang dilakukan pada tekanan 300 mbar dengan temperatur 150 0C selama 1 jam mampu mengisolasi miristisin hingga 53,41%. Hasil uji gas chromatography-mass spectrophotometry (GCMS) minyak pala pada tekanan 300 mbar dengan temperatur 150 0C selama 1 jam proses dengan kadar miristisin 53,41% telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) 06-2388-2006 dengan nilai minimum 10%. Kata kunci: minyak pala, miristisin, rotary evaporator
PENYERAPAN EMISI CO DAN NOx PADA GAS BUANG KENDARAAN MENGGUNAKAN KARBON AKTIF DARI KULIT CANGKANG BIJI KOPI - (CO and NOx Emissions Adsorption in Gas Vehicles using Activated Carbon from Coffee Bean Shell) Fauzi Redha; Rio Junaidy; Ida Hasmita
Biopropal Industri Vol 9, No 1 (2018)
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (837.556 KB) | DOI: 10.36974/jbi.v9i1.3458

Abstract

Adsorption technology is one of the technologies that can be applied to control exhaust emissions. This study aimed to utilize the skin biomass waste shell of coffee beans as activated carbon to absorb CO and NOx emissions in vehicle exhaust. Conversion of coffee beans shell into carbon was obtained at 31.14% at 450 oC. The absorption of exhaust emissions was done on four-wheeled diesel vehicles by placing activated carbon in the flue gas channel with two variations of pellet and hollow briquettes. The results showed COE emission reduction of 6.62-39.02% and NOx exhaust gas reduction of 13.08-39.05%. The absorption process also greatly influenced the mechanism of contacting exhaust emissions with the adsorbent. From the results obtained by activated carbon with hollow briquette form gave higher percentage of CO2 and CO2 emissions elimination compared to activated carbon in pellet form.Keywords: acivated carbon, adsorpstion, coffee bean shell, emission gasABSTRAKTeknologi adsorpsi merupakan salah satu teknologi yang dapat diterapkan untuk mengontrol emisi gas buang. Karbon aktif selama ini dikenal sebagai adsorben yang kapasitas adsorpsi yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah biomassa kulit cangkang biji kopi sebagai karbon aktif untuk menyerap emisi CO dan NOx pada gas buang kendaraan. Pemanfaatan limbah biomassa cangkang biji kopi menjadi karbon aktif menunjukkan potensi yang baik. Konversi kulit cangkang biji kopi menjadi karbon diperoleh sebesar 31,14% pada temperatur 450oC. Penyerapan emisi gas buang dilakukan pada kendaraan roda empat bermesin diesel dengan menempatkan karbon aktif pada saluran gas buang dengan dua variasi yaitu pelet dan hollow briket. Hasil yang diperoleh menunjukkan penurunan emisi gas buang CO sebesar 6,62-39,02% dan penurunan emisi gas buang NOx sebesar 13,08-39,05%. Proses penyerapan juga sangat berpengaruh kepada mekanisme pengontakan emisi gas buang dengan adsorbent. Dari hasil yang diperoleh karbon aktif dengan bentuk hollow briket memberikan persentase penyisihan emisi gas buang CO dan NOx yang lebih tinggi dibandingkan karbon aktif dengan bentuk pelet. Kata kunci: adsorpsi, cangkang biji kopi, gas emisi, karbon aktif
PENGARUH PENAMBAHAN KONSENTRASI GULA DAN SARI JERUK NIPIS TERHADAP MUTU SIRUP BUAH KESEMEK (Diospyrus Kaki) Rio Junaidy; Fauzi Redha; Meuthia Busthan; Halimatun Sa’diah
Majalah BIAM Vol 16, No 1 (2020): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29360/mb.v16i1.6085

Abstract

. Di Provinsi Aceh buah kesemek banyak ditemukan di dataran tinggi Gayo Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah dikarenakan buah ini tumbuh sumbur di daerah dengan ketinggian 600 meter di atas permukaan laut. Salah satu cara untuk meningkatkan nilai tambah buah kesemek diantaranya menjadi produk minuman berupa sirup. Pada penelitian ini akan dipelajari penambahan konsentrasi gula sebesar 60, 65 dan 70 % terhadap mutu sirup buah kesemek dan penambahan konsentrasi sari buah jeruk nipis sebesar 1.5 , 2 dan 2.5 %. Perlakuan terbaik pada penelitian ini yaitu sirup buah kesemek dengan perlakuan konsentrasi larutan gula 70% dan sari jeruk nipis 1,5% dengan nilai kadar gula 51,43%, kadar besi 1,04 ppm, serta tingkat suka terhadap rasa dan netral terhadap aroma
PENINGKATAN KADAR PATCHOULI ALKOHOL DALAM MINYAK NILAM MENGGUNAKAN METODE DESTILASI FRAKSINASI VAKUM BANTUAN GELOMBANG ULTRASONIK Rio Junaidy; Fauzi Redha; Ismail Sulaiman
Majalah BIAM Vol 15, No 1 (2019): Majalah BIAM
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.493 KB) | DOI: 10.29360/mb.v15i1.5384

Abstract

Provinsi Aceh adalah salah satu sentra produksi minyak nilam di Indonesia dan saat ini penyulingan minyak nilam rakyat di Propinsi Aceh dilakukan dengan cara yang sederhana dan pada kapasitas kecil, sehingga kualitas yang dihasilkan kurang baik dan tidak optimal, sehingga perlu dilakukan modifikasi proses penyulingan untuk mendapatkan kandungan Patchouli Alkohol yang lebih besar. Pada penelitian ini dilakukan proses penyulingan dengan menggunakan metode destilasi fraksinasi vakum bantuan gelombang ultrasonik.Variabel proses destilasi dengan suhu 220 0C menggunakan tekanan vakum 25 inHg menghasilkan peningkatan kadar patchouli alkoohol yang paling tinggi dibandingkan dengan variasi proses yang lain yaitu sebesar 34,40 % dari nilai kandungan patchouli alkohol minyak nilam awal sebesar 26,87 %. Variasi proses destilasi dengan suhu 220 0C dengan menggunakan tekanan vakum 25 inHg juga menghasilkan nilai bilangan asam sebesar 3,18, nilai indek bias sebesar 1,5008 dan nilai kelarutan dalam alkohol 1:10