Penelitian ini bertujuan mempelajari pengaruh proses pengolahan belalang terhadap karakteristik protein alergen belalang. Proses pengolahan belalang yang dilakukan adalah penggorengan, perebusan, dan perendangan. Karakteristik protein alergen dilakukan dengan metode Bradford, Elektroforesis, dan immunoblotting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis belalang yang digunakan adalah Oxya chinensis. Hasil analisis proksimat belalang mentah, belalang rebus, belalang goreng dan belalang rendang adalah kadar air antara 7,62%-71,46%, kadar abu berkisar antara 0,78%-4,97%, kadar protein berkisar antara 17,00%-23,18%, kadar lemak berkisar antara 6,02%-55,44% dan kadar karbohidrat berkisar antara 0,66%-20,50%. Konsentrasi protein ekstrak belalang mentah, rebus, goreng dan rendang masing-masing adalah 7222,25 mg/L; 893,97 mg/L; 703,43 mg/L; 1123,08 mg/L. Profil protein diduga alergen pada ekstrak belalang mentah adalah antara 5 kDa – >250 kDa dengan 22 pita protein, pada belalang rebus antara 9 kDa – >250 kDa dengan 13 pita protein, pada belalang goreng antara 9 kDa – 250 >kDa dengan 8 pita protein, dan belalang rendang antara 9 kDa -250 kDa dengan 16 pita protein. Bobot molekul protein belalang mentah yang dapat berikatan dengan IgE spesifik responden adalah 70 kDa sedangkan dengan belalang rebus adalah 66 kDa, 86 kDa, 150 kDa, dan >250, dengan belalang goreng adalah 150 kDa dan >250 kDa, dan dengan belalang rendang adalah 24 kDa, 150 kDa dan >250 kDa. Proses pengolahan dengan cara direbus, digoreng dan direndang berpengaruh terhadap profil protein allergen belalang.