Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KAJIAN POTENSI TEPUNG NABATI DAN HEWANI DI PROPINSI LAMPUNG Nanti Musita
Majalah TEGI Vol 9, No 1 (2017)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.614 KB) | DOI: 10.46559/tegi.v9i1.3270

Abstract

Tepung industri merupakan tepung yang banyak digunakan pada baik sebagai bahan baku utama maupun sebagai bahan pelengkap, baik berupa tepung alami maupun yang sudah mengalami modifikasi. Pengkajian potensi tepung industri berasal dari sumber nabati (beras, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sukun, pisang, dan durian) dan hewani (ikan dan telur) yang terdapat di Lampung menjadi topik tulisan ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan baku yang berpotensi sebagai sumber pati adalah ubi kayu, jagung, kentang, sukun, beras dan ubi jalar. Bahan baku yang berpotensi sebagai sumber pati adalah ubi kayu, jagung, kentang, sukun, beras dan ubi jalar; yang berpotensi sebagai sumber serat pangan adalah kentang, beras, sukun, durian, dan papaya; yang berpotensi sebagai sumber proteini adalah ikan, telur, kentang, dan jagung; dan yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai kegiatan usaha IKM tepung industri adalah ubi jalar, pisang,  kopi, ikan, dan pepaya.
PEMBUATAN BIOETANOL DARI AMPAS TAHU DENGAN METODE HIDROLISIS ASAM DAN FERMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN RAGI INSTAN Nanti Musita
Majalah TEGI Vol 11, No 1 (2019): Majalah TEGI Vol 11, No 1 Juni 2019
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46559/tegi.v11i1.5214

Abstract

Dewasa ini, kebutuhan energi dunia semakin meningkat sementara persediaan energi dari bahan bakar fosil yang selama ini diandalkan jumlahnya terbatas. Oleh karena itu, diperlukan sumber energi alternatif yang mampu mengatasi krisis energi tersebut. Salah satu sumber energi alternatif yang sedang dikembangkan adalah bioetanol. Bioetanol dapat diproduksi dengan cara fermentasi glukosa menggunakan ragi Saccharomyces cerevisiae. Produksi etanol dalam penelitian ini menggunakan bahan dasar ampas tahu. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi asam sulfat optimum pada proses hidrolisa dan waktu fermentasi optimum pada proses pembuatan bioetanol dari ampas industri tahu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi asam sulfat yang optimum untuk menghidrolisa ampas tahu yaitu pada konsentrasi 0,5 M selama 30 menit pada suhu 121oC. Selama fermentasi berlangsung terjadi penurunan pH dan glukosa serta peningkatan produksi etanol. Produksi etanol optimum terjadi pada lama fermentasi 5 hari dengan konsentrasi etanol 4,77% b/b.
KAJIAN SIFAT FISIKOKIMIA TEPUNG ONGGOK INDUSTRI BESAR DAN INDUSTRI KECIL Nanti Musita
Majalah TEGI Vol 10, No 1 (2018): Majalah TEGI Vol 10 No 1 Juni 2018
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.797 KB) | DOI: 10.46559/tegi.v10i1.3990

Abstract

Onggok merupakan limbah padat dari industri tapioka yang masih mengandung kadar tepung yang cukup tinggi. Produknya cukup melimpah dan belum dimanfaatkan secara optimal yang sebenarnya masih dapat dimanfaatkan sebagai substrat untuk pertumbuhan mikroba yang dapat menghasilkan produk lain yang bernilai ekonomis. Makalah ini bertujuan untuk melihat perbedaan karakteriktik onggok dari sumber bahan baku yang berbeda (industri besar dan kecil) dan setelah dihidrolisis dengan asam sulfat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tepung onggok dari industri besar mengandung kadar air, abu, lemak, protein dan pati lebih rendah, namun lebih tinggi kadar serat kasar dibandingkan tepung onggok industri kecil. Konsentrasi asam sulfat yang optimum untuk menghidrolisis onggok Ittara dan industri besar pada konsentrasi 0,4 M selama 30 menit pada suhu 121oC, menghasilkan gula reduksi sebesar 3,89 mg/ml (industri kecil) dan 2,47 mg/ml (industri besar).
KAJIAN POTENSI TEPUNG NABATI DAN HEWANI DI PROPINSI LAMPUNG Nanti Musita
Majalah TEGI Vol 9, No 1 (2017)
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.614 KB) | DOI: 10.46559/tegi.v9i1.3270

Abstract

Tepung industri merupakan tepung yang banyak digunakan pada baik sebagai bahan baku utama maupun sebagai bahan pelengkap, baik berupa tepung alami maupun yang sudah mengalami modifikasi. Pengkajian potensi tepung industri berasal dari sumber nabati (beras, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kentang, sukun, pisang, dan durian) dan hewani (ikan dan telur) yang terdapat di Lampung menjadi topik tulisan ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan baku yang berpotensi sebagai sumber pati adalah ubi kayu, jagung, kentang, sukun, beras dan ubi jalar. Bahan baku yang berpotensi sebagai sumber pati adalah ubi kayu, jagung, kentang, sukun, beras dan ubi jalar; yang berpotensi sebagai sumber serat pangan adalah kentang, beras, sukun, durian, dan papaya; yang berpotensi sebagai sumber proteini adalah ikan, telur, kentang, dan jagung; dan yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai kegiatan usaha IKM tepung industri adalah ubi jalar, pisang,  kopi, ikan, dan pepaya.
PEMBUATAN BIOETANOL DARI AMPAS TAHU DENGAN METODE HIDROLISIS ASAM DAN FERMENTASI DENGAN MENGGUNAKAN RAGI INSTAN Nanti Musita
Majalah TEGI Vol 11, No 1 (2019): Majalah TEGI Vol 11, No 1 Juni 2019
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.207 KB) | DOI: 10.46559/tegi.v11i1.5214

Abstract

Dewasa ini, kebutuhan energi dunia semakin meningkat sementara persediaan energi dari bahan bakar fosil yang selama ini diandalkan jumlahnya terbatas. Oleh karena itu, diperlukan sumber energi alternatif yang mampu mengatasi krisis energi tersebut. Salah satu sumber energi alternatif yang sedang dikembangkan adalah bioetanol. Bioetanol dapat diproduksi dengan cara fermentasi glukosa menggunakan ragi Saccharomyces cerevisiae. Produksi etanol dalam penelitian ini menggunakan bahan dasar ampas tahu. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi asam sulfat optimum pada proses hidrolisa dan waktu fermentasi optimum pada proses pembuatan bioetanol dari ampas industri tahu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi asam sulfat yang optimum untuk menghidrolisa ampas tahu yaitu pada konsentrasi 0,5 M selama 30 menit pada suhu 121oC. Selama fermentasi berlangsung terjadi penurunan pH dan glukosa serta peningkatan produksi etanol. Produksi etanol optimum terjadi pada lama fermentasi 5 hari dengan konsentrasi etanol 4,77% b/b.
KAJIAN SIFAT FISIKOKIMIA TEPUNG ONGGOK INDUSTRI BESAR DAN INDUSTRI KECIL Nanti Musita
Majalah TEGI Vol 10, No 1 (2018): Majalah TEGI Vol 10 No 1 Juni 2018
Publisher : Kementerian Perindustrian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.797 KB) | DOI: 10.46559/tegi.v10i1.3990

Abstract

Onggok merupakan limbah padat dari industri tapioka yang masih mengandung kadar tepung yang cukup tinggi. Produknya cukup melimpah dan belum dimanfaatkan secara optimal yang sebenarnya masih dapat dimanfaatkan sebagai substrat untuk pertumbuhan mikroba yang dapat menghasilkan produk lain yang bernilai ekonomis. Makalah ini bertujuan untuk melihat perbedaan karakteriktik onggok dari sumber bahan baku yang berbeda (industri besar dan kecil) dan setelah dihidrolisis dengan asam sulfat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tepung onggok dari industri besar mengandung kadar air, abu, lemak, protein dan pati lebih rendah, namun lebih tinggi kadar serat kasar dibandingkan tepung onggok industri kecil. Konsentrasi asam sulfat yang optimum untuk menghidrolisis onggok Ittara dan industri besar pada konsentrasi 0,4 M selama 30 menit pada suhu 121oC, menghasilkan gula reduksi sebesar 3,89 mg/ml (industri kecil) dan 2,47 mg/ml (industri besar).