Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh Kalsinasi Gypsum Gorontalo Untuk Cetakan Keramik Halus Petrus Patandung; Doly Prima Silaban
Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia Vol 27, No 2 (2018): Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia
Publisher : Balai Besar Keramik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.405 KB) | DOI: 10.32537/jkgi.v27i2.4247

Abstract

Pengaruh Kalsinasi Gypsum Gorontalo untuk pembuatan alat cetakan keramik halus telah dilakukan, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh proses kalsinasi dan pembuatan alat cetakan keramik halus demi untuk memproduksi barang keramik. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Lengkap secara sederhana dengan perlakuan penambahan gypsum super, yang terdiri dari: Bo=Gypsum Gorontalo:Gypsum Super=1:0, B1=Gypsum Gorontalo:1:1, B2=Gypsum Gorontalo:Gypsum Super=2:1 dan B3=Gypsum Gorontalo:Gypsum Super=3:1. Penelitian diulangan 3 (tiga) kali. Hasil penelitian ternyata bahwa dengan perlakuan yang terbaik adalah dengan  kalsinasi gypsum Gorontalo pada suhu 190-196 °C menghasilkan kadar air rata-rata 5,48 % setara dengan gypsum yang mengandung 0,5 molekul H20 atau CaS04 0,5 H20. Hasil penelitian pembuatan cetakan, bahwa  perlakuan penambahan 2 (dua) bagian gypsum Gorontalo dengan 1 (satu) bagian gypsum super masih dapat dimanfaatkan karena memberikan daya serap air yang tinggi dan keadaanya tidak rapuh. 
Pengaruh Kalsinasi Gypsum Gorontalo Untuk Cetakan Keramik Halus Petrus Patandung; Doly Prima Silaban
Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia Vol 27, No 2 (2018): Jurnal Keramik dan Gelas Indonesia
Publisher : Balai Besar Keramik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32537/jkgi.v27i2.4247

Abstract

Pengaruh Kalsinasi Gypsum Gorontalo untuk pembuatan alat cetakan keramik halus telah dilakukan, dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh proses kalsinasi dan pembuatan alat cetakan keramik halus demi untuk memproduksi barang keramik. Penelitian ini disusun dalam Rancangan Acak Lengkap secara sederhana dengan perlakuan penambahan gypsum super, yang terdiri dari: Bo=Gypsum Gorontalo:Gypsum Super=1:0, B1=Gypsum Gorontalo:1:1, B2=Gypsum Gorontalo:Gypsum Super=2:1 dan B3=Gypsum Gorontalo:Gypsum Super=3:1. Penelitian diulangan 3 (tiga) kali. Hasil penelitian ternyata bahwa dengan perlakuan yang terbaik adalah dengan  kalsinasi gypsum Gorontalo pada suhu 190-196 °C menghasilkan kadar air rata-rata 5,48 % setara dengan gypsum yang mengandung 0,5 molekul H20 atau CaS04 0,5 H20. Hasil penelitian pembuatan cetakan, bahwa  perlakuan penambahan 2 (dua) bagian gypsum Gorontalo dengan 1 (satu) bagian gypsum super masih dapat dimanfaatkan karena memberikan daya serap air yang tinggi dan keadaanya tidak rapuh. 
Karakteristik Penyalaan Briket Limbah Serbuk Arang Tempurung Kelapa dengan Bahan Pemantik Abu Kelapa (Cocodust) Petrus Patandung; Doly Prima Silaban
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol 11 No.1 JUNI 2017
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (704.289 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v11i1.2696

Abstract

Characteristic of ignition briquettes waste coconut shell charcoal with cocodust lighter material. The purpose of this research is to know the characteristic and the lighting characteristic of coconut shell charcoal briquettes waste and cocodust so that the briquette product obtained is easily ignited by using lighter material or start-up. This research method is arranged in experiment of making briquettes and data analyzed and also descriptively. The experiment was conducted by making briquettes using 5 % starch adhesive material to charcoal coconut charcoal waste and cocodust with fineness of 10 mesh with cocodust 50 g, with treatment consisting of: A1=50 g coconut shell charcoal waste plus 50 g cocodust; A2=100 g coconut shell charcoal waste plus 50 g cocodust; A3=150 g coconut shell charcoal waste plus 50 g cocodust and A4=200 g of shell charcoal waste of 50 g coconut plus 50 g cocodust, repeated 3 times. Result of charcoal charcoal combustion analysis with parameters: duration of ignition up to ash 141,18-146,14 minutes; Duration of initial ignition until fire arises 0,17-0,30 minutes and smoke generated/smoke loss 18,18-25,18 minutes. For boiling water using charcoal briquettes charcoal waste briquettes waste coconut time 30.15-35.16 minutes using charcoal briquettes as much as 100 g. Charcoal briquette charcoal waste coconut shell charcoal parameters: moisture content 6,63-6,95 %, ash 4,49-4,80 %; The missing part at heating temperature 950 ° C from 3.05 to 5.59 % and the calorific value of 4,608-5,221 cal/g. The result of the analysis showed that the best treatment was obtained at treatment A2; A3 and A4 because all parameters meet quality requirements, when compared with SNI charcoal briquette SNI 01-6235-2000.Keywords : ignition, charcoal waste charcoal briquettes, cocodust, lighterABSTRAKKarakteristik penyalaan briket limbah serbuk arang tempurung kelapa dengan bahan pemantik cocodust. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui karakteristik dan sifat-sifat penyalaan dari briket limbah serbuk arang tempurung kelapa dan cocodust sehingga produk briket yang diperoleh  mudah dinyalakan dengan menggunakan bahan pemantik atau penyalaan awal. Metode penelitian ini disusun dalam percobaan pembuatan briket dan data dianalisa secara deskriptif. Percobaan dilakukan dengan pembuatan briket dengan menggunakan bahan perekat kanji 5 % terhadap limbah arang arang tempurung kelapa dan cocodust dengan kehalusan 10 mesh sebanyak 50 g,dengan perlakuan yang terdiri dari: A1=50 g limbah serbuk arang  tempurung kelapa ditambah 50 g cocodust; A2=100 g limbah serbuk  arang tempurung kelapa ditambah 50 g cocodust; A3=150 g limbah serbuk arang tempurung kelapa ditambah 50 g cocodust dan A4=200 g limbah serbuk arang tempurung sebanyak 50 g kelapa ditambah 50 g cocodust, dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Hasil analisa pembakaran arang briket dengan parameter: lama penyalaan sampai menjadi abu 141,18-146,14 menit; lama penyalaan awal sampai timbul api 0,17-0,30 menit dan asap yang ditimbulkan/asap yang hilang 18,18-25,18 menit. Untuk pendidihan air yang menggunakan arang briket serbuk limbah arang tempurung kelapa diperlukan waktu 30,15-35,16 menit dengan menggunakan arang briket sebanyak 100 g. Hasil  uji briket arang serbuk limbah arang tempurung kelapa antara lain kadar air 6,63-6,95 %, abu 4,49-4,80%; bagian yang hilang pada pemanasan  suhu 950 °C 3,05-5,59 % dan nilai kalori 4.608-5.221 kal/g. Hasil analisa menunjukkan bahwa perlakuan yang terbaik diperoleh pada perlakuan  A2; A3 dan A4  karena semua parameter memenuhi syarat mutu, jika dibandingkan dengan  SNI briket arang kayu  01-6235-2000.Kata kunci:  penyalaan, briket limbah arang tempurung, cocodust, pemantik
Pengaruh Penambahan Serat Sabut Kelapa terhadap Pembuatan Beton “Knock Down” Petrus Patandung
Jurnal Riset Teknologi Industri Vol 11 No.1 JUNI 2017
Publisher : Balai Riset dan Standardisasi Industri Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.995 KB) | DOI: 10.26578/jrti.v11i1.2698

Abstract

Research the influence of coconut fiber addition to the manufacture of concrete knock down as  building materials. The purpose of this study to determine the effect of coconut fiber addition to the making of knock down concrete. This research uses experimental design of knock down in the form of Figures and Graphs and the collection  is analyzed descriptively with the addition of coconut fiber treatment consisting of: 50; 100; 150; 200; 250 and 300 g, the properties and advantages of coconut fiber are: resistant to water, microorganisms, weathering and also to mechanical workmanship that is friction and punch. Each treatment was repeated 3 (three) times. The results showed that the addition of coconut fiber was the very significant effect on water absorption and compressive strength. The results showed that the average water absorption was 4.51 - 8.25% and the average compressive strength was 173,49 - 209,34 kg / cm2. For the compressive strength direction, treatment D is the optimal addition of coconut fiber because it provides the highest compressive strength value of 209.34 kg / cm2, while the E and F treatment of the compressive strength decreases. The results showed that the best treatment was obtained in treatment A; B; C; D and E can meet the quality requirement of knock down concrete because the compressive strength can reach 175 kg / cm2 and can be used for wall concrete. Keywords : knock down, coir, compressive strength, absorptionABSTRAK Penelitian pengaruh penambahan serat sabut kelapa terhadap pembuatan beton knock down sebagai  bahan bangunan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penambahan serat sabut kelapa terhadap pembuatan beton knock down. Penelitian ini menggunakan desain percobaan pembuatan knock down dalam bentuk gambar dan grafik serta  data dianalisis secara deskriptif dengan perlakuan penambahan serat sabut kelapa yang terdiri dari: 50; 100; 150; 200; 250 dan 300 g, sifat dan keunggulan dari serat sabut kelapa yaitu: tahan terhadap air, mikroorganisme, pelapukan dan juga terhadap pengerjaan mekanis yaitu gesekan dan pukulan. Masing–masing perlakuan diulang 3 (tiga) kali. Hasil analisis menunjukkan bahwa perlakuan penambahan serat sabut kelapa memberikan pengaruh sangat nyata terhadap penyerapan air dan kuat tekan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil penyerapan air rata-rata 4,51 - 8,25 % dan kuat tekan rata-rata 173,49 - 209,34 kg/cm2. Untuk parameter kuat tekan, perlakuan D merupakan penambahan serat sabut kelapa yang optimum karena memberikan nilai kuat tekan tertinggi yaitu 209,34 kg/cm2, sedangkan perlakuan E dan F nilai kuat tekannya semakin menurun. Hasil menunjukkan bahwa perlakuan yang  terbaik diperoleh pada perlakuan A; B; C; D dan E dapat memenuhi syarat mutu beton knok down karena kuat tekannya dapat mencapai 175 kg/cm2 dan dapat dimanfaatkan untuk beton dinding.Kata kunci: knock down, serat sabut kelapa, kekuatan tekan, penyerapan