Arif Wibi Sana
Politeknik Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

STUDI PENINGKATAN SIFAT TAHAN AIR KAIN KAPAS DENGAN MODIFIKASI TEKNIK COATING MENGGUNAKAN SUSPENSI ZnO DAN ASAM STEARAT Agus Surya Mulyawan; Jakariya Nugraha; Rizky Berliana Wijayanti; Arif Wibi Sana; Doni Sugiyana
Arena Tekstil Vol 34, No 1 (2019)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.356 KB) | DOI: 10.31266/at.v34i1.5049

Abstract

Penyempurnaan yang dapat dilakukan pada kain kapas adalah tahan air menggunakan zat kimia dan teknik tertentu sehingga permukaan kain menjadi kasar atau memiliki energi permukaan yang rendah. ZnO dan asam stearat merupakan zat kimia yang dapat digunakan pada penyempurnaan tahan air dan diaplikasikan pada permukaan kain kapas dengan teknik penyemprotan serta perendaman. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sintesis ZnO dari zeng klorida dan natrium hidroksida dan kemampuannya bersama asam stearat dalam meningkatkan tahan air kain kapas dengan memodifikasi teknik pelapisan yaitu kombinasi antara penyemprotan dan perendaman. Struktur kristal ZnO hasil sintesis diamati menggunakan X-ray Diffraction (XRD) dan distribusi ukuran partikelnya menggunakan Particle Size Analyzer (PSA). Kain kapas setelah penyempurnaan tahan air diamati permukaannya menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM), daya serap airnya menggunakan metode SNI, dan sudut kontak airnya menggunakan metode sessile. Hasil penelitian menunjukan bahwa produk hasil sintesis adalah ZnO berukuran rata-rata m. ZnO dan asam stearat yang diaplikasikan pada kain kapas dengan teknik penyemprotan-perendaman dapat meningkatkan ketahanan daya serap airnya hingga > 3.600 detik dan sudut kontak airnya > 90o.
APLIKASI SERAT ALAM BIDURI (Calotropis gigantea) SEBAGAI BAHAN PENGISI INSULATIF PADA JAKET MUSIM DINGIN Arif Wibi Sana; Noerati Noerati; Doni Sugiyana; M. Danny Sukardan
Arena Tekstil Vol 35, No 1 (2020)
Publisher : Balai Besar Tekstil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31266/at.v35i1.6050

Abstract

Bahan pengisi insulatif komersial untuk jaket musim dingin umumnya menggunakan down (bulu angsa) dan batting poliester, tetapi penggunaannya relatif tidak ekonomis dan kurang ramah lingkungan. Serat biduri (Calotropis gigantea) merupakan serat alam dengan morfologi berongga dan ringan sehingga berpotensi menjadi bahan alternatif. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari sifat insulasi termal dan daya tembus udara pada kain multilapis berinsulasi biduri dan membandingkannya terhadap down dan batting poliester. Metode penelitiannya adalah dengan membentuk serat biduri menjadi web dan nonwoven yang difungsikan sebagai lapisan insulatif kemudian disisipkan di antara lapisan dalam (kain poliester) dan lapisan luar (kain nilon water repellent). Serat biduri diuraikan pada mesin bale opener kemudian dibentuk menjadi lapisan web pada mesin cotton selector. Pengikatan web menjadi nonwoven dilakukan dengan metode thermal bonding menggunakan mesin hotpress pada suhu 130 °C selama 1 menit tanpa perlakuan tekanan. Evaluasi dilakukan melalui pengujian menggunakan alat hotplate dan air permeability tester. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai resistansi termal (Rct) tertinggi diperoleh pada kain multilapis berinsulasi web biduri 30 g dan nonwoven biduri tiga lapis pada komposisi (95:5)% dengan nilai masing-masing sebesar 0,168 m2.°C/W dan 0,188 m2.°C/W. Nilai tersebut masih lebih baik dibanding kain multilapis berinsulasi down dan batting poliester yang bernilai masing-masing 0,163 m2.°C/W dan 0,160 m2.°C/W. Daya tembus udara (DTU) paling tinggi diperoleh pada kain multilapis berinsulasi batting poliester dengan nilai 6,34 cm3/cm2/s sedangkan paling rendah diperoleh pada nonwoven biduri 3 lapis-komposisi (80:20)% dengan nilai 1,94 cm3/cm2/s. Nilai Rct kain multilapis berinsulasi biduri meningkat seiring dengan peningkatan ketebalan sedangkan pada nilai DTU berlaku sebaliknya.