DWI SUCI SRI LESTARI
Unknown Affiliation

Published : 30 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search
Journal : Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur

TIPOMORFOLOGI TATA LETAK BANGUNAN KANTOR ARSITEKTUR KOLONIAL BELANDA PERIODE TAHUN 1870-1940 DI SEMARANG DWI SUCI SRI LESTARI
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 15 No. 19 (2014): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia yang pada masa pra kemerdekaan disebut para leluhur sebagai Nusantara, dari segi penjajah/kolonial Belanda mereka sebut Hindia Belanda. Kolonial Belanda banyak meninggalkan arsitekturnya di masa lalu pada hamper seluruh wilayah negeri ini, tak terkecuali kota Semarang. Semarang sebagai kota pelabuhan, pada era kolonialisme Belanda kota ini berperan strategis bagi penyelenggaraan kegiatan supply pangan, komersial maupun pertahanan keamanan mereka. Antara lain terwujud dalam bangunan kantor.   Pada periode tahun 1870-1940 sejak diterbitkannya Undang-Undang Agraris adanya Cultuurstelsel dan adanya politik etis, hingga pada era surutnya arsitektur kolonial pada tahun 1940, di Semarang terdapat banyak bangunan kantor yang hingga kini masih dilestarikan, meski terdapat pula yang sudah terlanjur didemolisi. Penelitian ini bertujuan untuk menggali macam tipologi dan morfologi  bangunan yang berfungsi awal kantor, dalam periode antara tahun 1870-1940.  Penggalian tipomorfologinya, ditelusur dari pengaruh arsitektur Belanda dan Negara sekitarnya yang terbawa dan mempengaruhi arsitektur lokal Jawa; baik dalam wujud yang masih kental karakter asal Eropanya, maupun yang lebih berimbang sebagai persenyawaan antara kedua karakternya.Baik dalam aspek tata letak, tata ruang dan bentuk arsitektural. Macam metoda penelitiannya, deskriptik analitis kualitatif. Hasil penelitiannya, macam tipomorfologi bangunan kantor di Semarang, baik yang berlokasi di kota lama Semarang, maupun di luar sekitarnya. Pertama, adalah tipologi sejenis dengan bangunan komersial  Eropa abad XVII. Kedua, serupa dengan tipe bangunan kantor merangkap rumah dinas di kota-kota lama di Nederland. Ketiga, Berdenah layaknya bangunan publik masa awal Arsitektur Modern, yang berperencanaan open plan Keempat, kurang spesifik sebagai bangunan karena  mirip denah bangunan rumah tinggal.
TATA MASA BANGUNAN PUSAT KOTA LAMA SURAKARTA DWI SUCI SRI LESTARI
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 17 No. 21 (2015): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kota lama Surakarta, merupakan transformasi negara kota tradisional Mataram-Islam,yang disusun dari empat komponen: keraton, Alun-alun, masjid, dan pasar yang  disebut Catur Tunggal, disusun berdasarkan konsep kosmologi berorientasikan pada sumbu Utara-Selatan Hutan Krendowahono-Laut Kidul dan Timur-Barat Gunung Lawu-Gunung Merapi. Sumbu kosmologi utara-selatan, dari selatan ke utara adalah jalan Gading Kidul-jalan Pakubuwono-jalan Jenderal Sudirman.Dalam perkembangannya, pusat kota lamatradisional Surakarta diintervensi oleh kolonial Belanda. Khususnya pada jalan Jenderal Sudirman dibangun oleh Belanda,muncul bangunan-bangunan yang hingga kini masih ada: Benteng  Vastenburg, Bank Indonesia dan Gereja Katolik St. Antonius. Tujuan pembahasan, untuk mengidentifikasi tata masa bangunan  di jalan Jenderal Sudirman kota Surakarta, dilakukan dengan metoda survei, observasi lapangan, serta eksplorasi pustaka. Dihasilkan bahwatata masa bangunan komponen pokokCatur Tunggal dimaksud, yang berarsitektur tradisional Jawa, bertinggi bangunan  satu sampai dengan dua lantai, berkomposisi open plan. Sedangkan bagi bangunan kolonial Belandanya,bertata masa awal tunggal kemudian berkembang jamak berkomposisi open plan.
INTERAKSI ANTARA UPAYA KONSERVASI ARSITEKTUR DENGAN PENGEMBANGAN PUSAT KOTA LAMA KOLONIAL DI SURAKARTA DWI SUCI SRI LESTARI
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 19 No. 23 (2016): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam suatu kota seumumnya terdapat konflik-konflik dan ketidak pastian antara konservasi lingkungan dan bangunan dengan  pengembangan pelayanan umum, jasa komersial dan fasilitas budayanya. Sektor formal ekonomi perkotaanpun berkonflik dengan sector ekonomi informal. Kebijakan yang awalnya merupakan kebijakan pusatpun berkonflik dengan harapan dan kepentingan daerah setelah kota-kota berstatus otonom. Kesemua interaksi dimaksud menimbulkan kekacauan visual; kekumuhan, pelanggaran atas lingkungan dan bangunan yang dikonservasikan, marjinalisasi masyarakat kelas ekonomi bawah, menimbulkan penurunan kualitas lingkungan-lingkungan fisik,  alami dan sosial. Tujuan penelitian, untuk mendapatkan model perancangan perkotaan tersesuai bagi pusat kota lama kolonial Surakarta, berkarakteristik interaksi antara upaya konservasi arsitektur dengan pengembangan pusat kota.  Terujinya tingkat keefektifan dan feasibilitas model interaksi dimaksud, sebagai salah satu bahan pertimbangan untuk mengendalikan interaksi dimaksud. Metoda penelitiannya adalah penelitian kualitatif, berketerpaduan faham rasionalistik dan naturalistik. Hasil penelitian adalah design guidelines model interaksi antara upaya konservasi arsitektur dengan pengembangan di pusat kota lama colonial di Surakarta, bergradasi tema interaksi.
PERKEMBANGANPERUMAHAN DAN PERMUKIMAN SEBAGAI PENENTU ARAH DAN BENTUK KEBUTUHAN PERMUKIMAN DI PINGGIRAN KOTA DWI SUCI SRI LESTARI
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 21 No. 25 (2017): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang yang melandasi dilakukannya penelitianPerkembangan Perumahan dan Permukiman sebagai Landasan dalam Menentukan Arah dan Bentuk Kebutuhan Permukiman di Pinggiran Kota adalah terciptanya kesinambungan program, untuk mengatasi permasalahan perumahan dan permukiman yang kompleks, karena perumahan dan permukiman merupakan salah satu unsur utama dalam tata ruang wilayah yang berkembang dinamis sesuai perkembangan penduduk. Permasalahan yang terjadi  menyangkut belum tersedianya Naskah Akademik, sehingga memberi pengaruh yang sangat besar bagi program pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman di wilayah perdesaan dan perkotaan belum secara komprehensif memecahkan permasalahan perumahan dan permukiman, sebagai konsekuensi dari pertumbuhan penduduk terjadi perluasan fungsi wilayah dan peningkatan kebutuhan akan perumahan dan permukiman yang tidak terkendali. Tujuan jangka panjang dari kegiatan penelitian ini adalah terstrukturkannya upaya penataan dan mengantisipasi pengembangan dan pembangunan perumahan dan permukiman perdesaan dan perkotaan pada suatu kota/ wilayah. Metodologi yang direncanakan, tersusun atas dua tahapan yang terkait. Tahap pertama, metodologi yang digunakan adalah peran data-base dan naskah akademik untuk memberi arah dan bentuk pengembangan perumahan dan permukiman di perdesaan. Sedangkan tahap kedua  metodologi yang digunakan adalah peran data-base dan naskah akademik untuk memberi arah dan bentuk pengembangan perumahan dan permukiman di perkotaan. Pada masing-masing tahapan dilakukan analisis terhadap beberapa kebijakan rencana tata ruang, tata lingkungan, tata bangunan, serta pengembangan dan pembangunan perumahan dan permukiman pada berbagai bentuk kawasan perumahan dan permukiman.Secara keseluruhan diharapkan dapat diperoleh gambaran seutuhnya dari peran data-base dan naskah akademik dalam memberi arah dan bentuk pengembangan perumahan dan permukiman pada suatu wilayah. Manfaat dari penyusunan Naskah Akademik merupakan langkah inovatif bagi pengembangan ilmu perancangan arsitektur, perencanaan kota dan wilayah, serta lingkungan.  Mengingat dominasi pemanfaatan ruangnya diharapkan pengembangan dan pembangunan perumahan dan permukiman yang berciri kedesaan dan kekotaan dapat didukung oleh arahan dan pengendalian yang benar untuk menghindari terganggunya kelangsungan perkembangan wilayah, baik kegiatan fungsional maupun aktivitas penduduk di dalamnya.
PROSPEK REVITALISASI EKS PABRIK GULA COLOMADU KARANGANYAR TERHADAP PERKEMBANGAN KOTA KARANGANYAR DAN SURAKARTA DWI SUCI SRI LESTARI
Jurnal Teknik Sipil dan Arsitektur Vol. 22 No. 26 (2018): JURNAL TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Eks  Pabrik  Gula  (PG)  Colomadu  Karanganyar  merupakan  salah  satu  dari dua  buah pabrik  gula  di Karanganyar  sebagai peninggalan  Sri Paduka  Mangkunegara  IV  (MN IV). Karenanya MN IV juga dikenal sebagai Bapak Gula. Lokasi PG Colomadu di Kecamatan  Colomadu,  suatu  enclave  dari  Kabupaten  Karanganyar  di  seb elah  barat Surakarta. Sedangkan PG Tasikmadu berlokasi di kecamatan Tasikmadu, di dekat Kecamatan  Kabupaten   Karangnyar,   di  sebelah   timur   Surakarta.   Dalam perkembangannya  PG  Tasikmadu  masih  beroperasi,  sedangkan  PG  Colomadu  tidak lagi.   Dengan  kehadiran   PG   ini,   Kabupaten   Karanganyar   sebagai  hinterland   kota Surakarta berkaitan dengan perkembangan kota Surakarta. Revitaslisasi PG Colomadu selain untuk menyelamatkan arsitektural dan aset-aset pabriknya, untuk menumbuhkan kembali  nilai-nilai  penting  Cagar  Budaya  dengan  penyesuaian  fungsi ruang  baru  yang tidak  bertentangan  dengan  prinsip  pelestarian  dan  nilai  budaya  masyarakat,  menjadi solusi  tepat   untuk   menghentikan   vandalisme   yang  melanda  peninggalan  arsitektural jaman    peninggalan    kolonial   Belanda    ini.    Pembahasan    revitalisasinya    ini   untuk mengetahui  apa  posisi  dan  makna  hasil  revitalisasinya  nanti  terhadap  perkembangan kota   Karanganyar   sendiri  dan   kota   Surakarta.   Dengan  metode  deskriptif  analitik kualitatif,  dihasilkan  bahwa  hasil  revitalisasi  bangunan  beserta  kawasannya  dimaksud akan   menjadi   ikon   baru   penanda   (landmark)      lingkungan   yang   menambah   dan merupakan rangkaian  daerah tujuan wisata di daerah Karanganyar  dan Surakarta.