Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

ANALISIS TENTANG MAIN TIME BREAK FAILURE DARI BEARING 6304 PADA CRANKSHAFT GASOLINE ENGINE Sudarsono Sudarsono; Adi Purwanto; Tri Pudji Anto
Jurnal Teknologi Vol 2 No 1 (2009): Jurnal Teknologi
Publisher : Jurnal Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Analisis tentang MTBF (main time break failure) terhadap bearing 6304 dengan aplikasi pada crankshaft gasoline engine dilakukan untuk mengetahui umur kerusakan atau waktu rata-rata sampai terjadi kegagalan pada bearing tersebut sehingga dapat mempengaruhi kinerja dari crankshaft gasoline engine. Untuk mengetahui umur kerusakan maka dilakukan dengan membandingkan bearing 6304 dengan proses hardening dan proses carbonitriding, dengan cara pengujian secara langsung melalui alat uji (test rig) yaitu dengan cara kedua jenis bearing tersebut diberikan suatu beban yang telah ditentukan yaitu sebesar 63 kg lalu diberi putaran dengan bantuan motor listrik dengan kemampuan putaran sebesar 2800 rpm, dikarenakan keterbatasan pada alat uji (test rig) maka Analisis ini dilakukan selama 100 jam dan dilakukan iterasi sesuai dengan yang terjadi pada crankshaft gasoline engine. Setelah dilakukan Analisis selama 100 jam maka didapat hasil dari perhitungan yaitu Umur Nominal (Lh): 5038 jam, Keandalan Umur (Ln): 5038 jam, Keandalan Umur (R): 0.9 atau sebesar 90 % dan juga panas yang timbul pada bantalan (Q): 0.968 kcal/menit. Selain itu Analisis ini juga dilakukan foto makro terhadap ball bearing sehingga didapat hasil bahwa pada ball bearing dengan proses hardening terjadi banyak cacat pada permukaan atau goresan, sedangkan pada ball bearing dengan proses carbonitriding terjadi hanya sedikit cacat pada permukaan. Dan dengan pengaruh beban dan kerusakan yang terjadi pada benda uji saat dilakukan uji coba maka didapat nilai FR (failure rate) atau tingkat kegagalan rata-rata pada bearing dengan proses hardening ialah 0.25 per 100 jam dan juga didapat MTBF atau waktu rata-rata sampai terjadi kegagalan ialah 400 jam, sedangkan pada bearing dengan proses carbonitriding FR (failure rate) ialah 0 per 100 jam dan MTBF ialah 0 jam atau 100 % tidak terjadi kegagalan. Dari hasil data Analisis maka didapat nilai MTBF (main time break failure) atau waktu rata-rata sampai terjadi kegagalan pada bearing dengan proses carbonitriding lebih baik dibandingkan dengan bearing dengan proses hardening. Sehingga dari data tersebut bahwa bearing dengan proses carbonitriding lebih sesuai untuk digunakan pada crankshaft gasoline engine dibandingkan pada bearing dengan proses hardening. Kata kunci : Bearing, Crankshaft gasoline engine, MTBF (main time break failure
Perancangan Fixture Untuk Proses Pemesinan Batang Piston Mesin Sepeda Motor Menggunakan Mesin Bubut Universal Pinacho S-90/180 Emmanuel Addo Adhiyaksa; Adi Purwanto; Agus Duniawan
Jurnal Teknik Mesin Vol. 3 No. 1 (2016): Juni 2016
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, IST AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (301.029 KB)

Abstract

Perencanaan fixture merupakan bagian dari perancangan alat bantu meliputi proses mendesain dan mengembangkan alat bantu untuk meningkatkan produktifitas dan efisiensi proses permesinan produk dalam jumlah yang banyak atau massal. Benda kerja connecting-rod pada proses pembuatan big-end dan small-end membutuhkan ketepatan ukuran agar connecting-rod dapat berfungsi dengan maksimal. Perancangan fixture pengeboran pada proses pembuatan lubang big-end dan small-end meliputi perancangan komponen diantaranya : base plate assembly, fixture assembly, dan v-block assembly. Desain fixture untuk mesin bubut universal pinacho s-90/180. Hasil perhitungan pada proses drilling benda kerja dalam pembentukan lubang big-end dan small-end dengan diameter mata bor 6 mm memiliki kecepatan potong 0,314 m/s, gaya pemotongan 87,06 kg, momen puntir, daya pemotongan 385,57 W, waktu pemotongan 5,268 s. Hasil perhitungan pada proses boring benda kerja dengan diameter mata bor 15 mm memiliki kecepatan potong 0,785 m/s, gaya pemotongan 217,664 kg, momen puntir, daya pemotongan 2006,3 W, waktu pemotongan 5,6 s. Hasil perhitungan pada proses boring benda kerja dengan diameter mata bor 30 mm memiliki kecepatan potong 1,57 m/s, gaya pemotongan 434,88 kg, momen puntir, daya pemotongan 6986,4 W , waktu pemotongan 6,175 s. Hasil perhitungan total seting-up dan proses pemesinan 129,7 s. Pada analisa perhitungan ulir untuk tiap-tiap sambungan sudah mendapatkan data yang dapat dikatakan aman.
Vacuum Cleaner untuk Tatal dan Sampah pada Ruangan Permesinan Luqmanul Khakim; Ustman Khomsaha Shokwan; Zainur Rohman; Adi Purwanto
Jurnal Teknik Mesin Vol. 3 No. 1 (2016): Juni 2016
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, IST AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.629 KB)

Abstract

Proses perancangan sebuah alat pada dasarnya melalui suatu tahapan yang sangan panjang, tidak serta merta langsung menghasilkan mesin yang seketika langsung jadi. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan perancangan vacuumcleaner untuk tatal dan sampah pada ruangan pemesinan ini adalah: mengetahui pembuatan perancangan mesin vacuum cleaner, mengetahui jenis material dan dimensi mesin vacuum cleaner, mengetahui besar daya motor yang digunakan pada mesin vacuum cleaner, mengetahui bahan rangka dan jenis penyambungan rangka. Metode yang digunakan dalam perancangan vacuum cleaner ini yang pertama adalah pembuatan konsep yang menghasilkan gambar perancangan. Kemudian pembuatan alat dengan pemilihan bahan-bahan komponen yang meliputi rangka besi profil L dengan dimensi 38x38x3, mesin penggerak menggunakan motor listik, blower sebagai alat untuk menghisap udara, cyclone sebagai alat untuk memisahkan antara debu dan udara, drum sebagai alat untuk menampung kotoran (tatal), dan alat bantu terdiri dari selang dan roda. Hasil dari pembuatan vacuum cleaner untuk tatal dan sampah pada ruangan pemesinan dengan gambar perancangan kerja adalah 700x350x610, dengan daya motor listrik 1 PK. Berdasarkan hasil dari pengujian vacuum cleaner untuk tatal dan sampah pada ruangan pemesinan dimana proses pembersihan untuk selah-selah yang tak terjangkau bisa lebih maksimal dilakukan dengan menggunakan mesin vacuum cleaner. Pengoperasian alat ini dapat dilakukan dengan mudah dan tidak terlalu membutuhkan orang banyak untuk mengoperasikannya.
PERANCANGAN DAN ANALISIS TRAILER RACK SEPEDA MOTOR PADA MOBIL DAIHATSU TAFT DENGAN BANTUAN SOFTWARE AUTODESK INVENTOR Adi Purwanto; Toto Rusianto
PROSIDING SNAST Prosiding SNAST 2018
Publisher : IST AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Trailer rack is an additional device mounted on a four-wheeled vehicle to transport a motorcycle mounted on the rear of the car frame. In this design, the Daihatsu Taft off-road vehicle that attracted many outdoor sports fans was chosen as the subject of designing the bracket adapter for the trailer rack. The concept development in the trailer rack design comes from the technical specifications obtained through the Quality Function Deployment (QFD), which is a methodology used by designers to anticipate and determine the priorities of consumers 'needs and desires, as well as combining these consumers' needs and desires in products developed with consumer oriented. The design method, along with the stages in the process of designing the rack trailer in addition to using the QFD method, also refers to the guidelines of the German Engineer Association (Verein Deutsche Ingenieuer/VDI) at the analysis stage to obtain the desired technical specifications. Furthermore, the virtual 3D trailer rack model is made with Computer aids Drafting and Design software (CADD). The design and analysis of the design of the trailer rack focuses on the analysis process using ASTM A-36 material on the rack trailer frame with a motorcycle load weighing ≤ 200 kg. In the simulation of loading using Autodesk Inventor software, the values due to load include: Von misses stress of 107.3 MPa, 1st Principal Stress of 111.2 MPa, 3rd principal stress of -114.1 MPa, displacement of 0.13 mm, and a safety factor of 2.31 ul.
ANALISIS TENTANG MAIN TIME BREAK FAILURE DARI BEARING 6304 PADA CRANKSHAFT GASOLINE ENGINE Sudarsono Sudarsono; Adi Purwanto; Tri Pudji Anto
Jurnal Teknologi Vol 2 No 1 (2009): Jurnal Teknologi
Publisher : Jurnal Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, Universitas AKPRIND Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Analisis tentang MTBF (main time break failure) terhadap bearing 6304 dengan aplikasi pada crankshaft gasoline engine dilakukan untuk mengetahui umur kerusakan atau waktu rata-rata sampai terjadi kegagalan pada bearing tersebut sehingga dapat mempengaruhi kinerja dari crankshaft gasoline engine. Untuk mengetahui umur kerusakan maka dilakukan dengan membandingkan bearing 6304 dengan proses hardening dan proses carbonitriding, dengan cara pengujian secara langsung melalui alat uji (test rig) yaitu dengan cara kedua jenis bearing tersebut diberikan suatu beban yang telah ditentukan yaitu sebesar 63 kg lalu diberi putaran dengan bantuan motor listrik dengan kemampuan putaran sebesar 2800 rpm, dikarenakan keterbatasan pada alat uji (test rig) maka Analisis ini dilakukan selama 100 jam dan dilakukan iterasi sesuai dengan yang terjadi pada crankshaft gasoline engine. Setelah dilakukan Analisis selama 100 jam maka didapat hasil dari perhitungan yaitu Umur Nominal (Lh): 5038 jam, Keandalan Umur (Ln): 5038 jam, Keandalan Umur (R): 0.9 atau sebesar 90 % dan juga panas yang timbul pada bantalan (Q): 0.968 kcal/menit. Selain itu Analisis ini juga dilakukan foto makro terhadap ball bearing sehingga didapat hasil bahwa pada ball bearing dengan proses hardening terjadi banyak cacat pada permukaan atau goresan, sedangkan pada ball bearing dengan proses carbonitriding terjadi hanya sedikit cacat pada permukaan. Dan dengan pengaruh beban dan kerusakan yang terjadi pada benda uji saat dilakukan uji coba maka didapat nilai FR (failure rate) atau tingkat kegagalan rata-rata pada bearing dengan proses hardening ialah 0.25 per 100 jam dan juga didapat MTBF atau waktu rata-rata sampai terjadi kegagalan ialah 400 jam, sedangkan pada bearing dengan proses carbonitriding FR (failure rate) ialah 0 per 100 jam dan MTBF ialah 0 jam atau 100 % tidak terjadi kegagalan. Dari hasil data Analisis maka didapat nilai MTBF (main time break failure) atau waktu rata-rata sampai terjadi kegagalan pada bearing dengan proses carbonitriding lebih baik dibandingkan dengan bearing dengan proses hardening. Sehingga dari data tersebut bahwa bearing dengan proses carbonitriding lebih sesuai untuk digunakan pada crankshaft gasoline engine dibandingkan pada bearing dengan proses hardening. Kata kunci : Bearing, Crankshaft gasoline engine, MTBF (main time break failure