This Author published in this journals
All Journal Buletin Keslingmas
Ahmad Furqon Nur Rohman
Poltekkes Kemenkes Semarang

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Eksplorasi Bakteri Leptospira Pada Tikus Di Daerah Leptospirosis Di Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas Tahun 2019 Ahmad Furqon Nur Rohman; Budi Utomo; Mela Firdaust
Buletin Keslingmas Vol 40, No 3 (2021): BULETIN KESLINGMAS VOL.40 NO.3 TAHUN 2021
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (595.781 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v40i3.5981

Abstract

Penyakit leptospirosis dipengaruhi beberapa faktor diantaranya adalah faktor agent, host, dan lingkungan. Faktor agent yang mempengaruhi leptospirosis yaitu leptospira didalam tubuh tikus dapat bertahan selama hewan tersebut hidup tanpa menyebabkan sakit. Sementara leptospira akan dikeluarkan melalui urin dan mencemari lingkungan. Salah satu reservoir bakteri leptopsira terdapat dalam urin dan ginjal tikus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan bakteri leptospira pada tikus di daerah kasus leptospirosis di Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif eksploratif. Sampel yang digunakan dalam penelitian adalah semua tikus yang tertangkap dengan life trap di Desa Cilongok, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling. Pengolahan dan analisis data dilakukan dengan metode deskriptif yang disajikan dalam bentuk tabel dan disertai dengan penjelasan. Hasil penelitian ini menunjukkan dari 196 perangkap tikus hidup (life trap) yang di pasang selama 3 hari di dalam dan luar rumah berhasil menangkap 56 ekor tikus jenis Rattus tanezumi, Rattus norvegicus, Bandicota indica, Bandicota bangelensis dan Suncus murinus. Angka keberhasilan penangkapan tikus di Desa Cilongok, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas sebesar 29% sehingga kepadatan tikus pada daerah kasus leptospirosis dapat dikatakan tinggi. Hasil pemeriksaan sampel dengan menggunakan metode Plymerase Chain Reaktion (PCR) dinyatakan negatif bakteri leptospira. Pengambilan titik pemasangan perangkap dilakukan secara acak dalam radius 50 meter dari rumah kasus. Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel dinyatakan negatif bakteri leptospira. Diharapkan dilakukan penyuluhan kesehatan terkait leptospirosis oleh pihak kader dan petugas puskesmas serta melakukan pengendalian populasi tikus dan menjaga hiegine sanitasi perorangan dan perilaku hidup bersih dan sehat, meningkatkan sanitasi lingkungan guna mengurangi risiko terjadinya penyakit dan upaya memutus perkembangbiakan tikus.