Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ACID MINE DRAINAGE IDENTIFICATION AT BINUANG AREA, SOUTH KALIMANTAN, AND ITS ALTERNATIVE TREATMENT B.P. Simarmata; T. Listyani R.A; Sukartono Sukartono
Jurnal Teknologi Vol 4 No 2 (2011): Jurnal Teknologi
Publisher : Jurnal Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air asam tambang (AAT) merupakan salah satu dampak negative yang dihasilkan oleh kegiatan pertambangan yang dapat mengancam lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, identifikasi adanya AAT ini sangat penting dilakukan guna melakukan antisipasi meluasnya pembentukan air tambang ini. Di daerah Binuang, Kalimantan Selatan, penambangan batubara telah menghasilkan banyak kolam-kolam penampungan AAT. Pengetahuan tentang kondisi geologi sangat penting guna melakukan upaya pencegahan maupun penanggulangannya. AAT tersebut tersebar di beberapa tempat dengan pH 2,8-4,4, bertipe kalsium sulfat dan kalsium-magnesium sulfat. Akumulasi AAT ini dipicu oleh kondisi geologi seperti topografi cekungan, proses pelapukan, ketersediaan mineral sulfide (terutama pirit), struktur geologi (berupa kekar maupun sesar-sesar minor) serta iklim yang berupa curah hujan dan temperatur yang cukup panas di daerah ini. Ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk menanggulangi AAT. Metode pertama adalah active treatment untuk menetralisir sifat keasaman air dengan menggunakan bahan penetral dan mengolahnya agar memenuhi batas baku mutu. Metoda kedua adalah passive treatment untuk mengintrodusir lahan basah buatan (artificial wetland). Metode ketiga adalah pengolahan air asam tambang yang dilakukan dengan pembuatan encapsulation in-pit disposal pada waste dump tambang.
ACID MINE DRAINAGE IDENTIFICATION AT BINUANG AREA, SOUTH KALIMANTAN, AND ITS ALTERNATIVE TREATMENT B.P. Simarmata; T. Listyani R.A; Sukartono Sukartono
Jurnal Teknologi Vol 4 No 2 (2011): Jurnal Teknologi
Publisher : Jurnal Teknologi, Fakultas Teknologi Industri, Universitas AKPRIND Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Air asam tambang (AAT) merupakan salah satu dampak negative yang dihasilkan oleh kegiatan pertambangan yang dapat mengancam lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, identifikasi adanya AAT ini sangat penting dilakukan guna melakukan antisipasi meluasnya pembentukan air tambang ini. Di daerah Binuang, Kalimantan Selatan, penambangan batubara telah menghasilkan banyak kolam-kolam penampungan AAT. Pengetahuan tentang kondisi geologi sangat penting guna melakukan upaya pencegahan maupun penanggulangannya. AAT tersebut tersebar di beberapa tempat dengan pH 2,8-4,4, bertipe kalsium sulfat dan kalsium-magnesium sulfat. Akumulasi AAT ini dipicu oleh kondisi geologi seperti topografi cekungan, proses pelapukan, ketersediaan mineral sulfide (terutama pirit), struktur geologi (berupa kekar maupun sesar-sesar minor) serta iklim yang berupa curah hujan dan temperatur yang cukup panas di daerah ini. Ada beberapa metode yang dapat dilakukan untuk menanggulangi AAT. Metode pertama adalah active treatment untuk menetralisir sifat keasaman air dengan menggunakan bahan penetral dan mengolahnya agar memenuhi batas baku mutu. Metoda kedua adalah passive treatment untuk mengintrodusir lahan basah buatan (artificial wetland). Metode ketiga adalah pengolahan air asam tambang yang dilakukan dengan pembuatan encapsulation in-pit disposal pada waste dump tambang.