Agus Subagyo
Jurusan Kesehatan Lingkungan Purwokerto Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan Faktor Manusia dan Lingkungan Fisik Rumah dengan Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Cilongok I Tahun 2016 Candra Raditya; Agus Subagyo
Buletin Keslingmas Vol 36, No 3 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 3 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (446.104 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i3.3105

Abstract

Penyakit berbasis lingkungan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia, salah satunyaTuberkulosis. Penyakit Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacteriumtubercolusis. Kabupaten Banyumas tahun 2014 tercatat 3 Puskesmas dengan angka penemuan kasus penyakitTuberkulosis Paru tertinggi yaitu Puskesmas Kembaran II, Puskesmas Cilongok I dan Puskesmas Lumbir. Tujuandari penelitian ini adalah mengetahui hubungan faktor manusia dan lingkungan fisik rumah dengan kejadianTuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Cilongok I tahun 2016. Penelitian ini bersifat observasional denganmenggunakan metode case control. Sampel sebanyak 60 orang, terdiri dari 30 kasus dan 30 kontrol. Variabel yangditeliti meliputi status gizi, kontak penderita, perilaku, pencahayaan, kelembababan, suhu, luas ventilasi jenislantai, jenis dinding dan kepadatan penghuni. Analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat danmultivariat. Hasil analisis menggunakan uji statistik Chi Squre, OR dengan CI 95%, α;0,05 dan uji Regresi Logistikdengan metode Backward LR CI 95% dan α : 0,25. Hasil penelitian ini adalah status gizi nilai (p=0,009; OR4,667), kontak penderita (p= 0,000; OR 9,333), perilaku (p= 0,43), pencahayaan (p= 0,038; OR 3,455),kelembaban nilai (p= 0,295), suhu (p=1,000), luas ventilasi (p= 0,472), jenis lantai (p= 0,333), jenis dinding (p=0,792) dan kepadatan penghuni (p= 0,100). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara status gizi,kontak penderita dan pencahayaan dengan kejadian Tb Paru, dan kontak penderita merupakan variabel palingdominan. Disarankan penderita Tb Paru harus menjaga kontak terhadap keluarga untuk mencegah penularanterhadap keluarga serumah atau lingkungan rumah, melakukan upaya perbaikan gizi, membuka jendela kamar danmenambah lubang ventilasi agar cahaya dapat masuk dalam ruang kamar.
STUDI KOMPARASI JUMLAH ANGKA KUMAN UDARA RUANG PERAWATAN KELAS 3 DI IRNA I RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO TAHUN 2015 Prili Yoshintan; Agus Subagyo
Buletin Keslingmas Vol 34, No 3 (2015): Bulletin Keslingmas Vol 34 No 3 Tahun 2015
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.735 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v34i3.3074

Abstract

RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto merupakan salah satu Rumah Sakit tipe B pendidikan.Ruangperawatan di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto terdiri dari ruang rawat inap (IRNA) dan ruang rawatjalan (IRJA).Instalasi Ruang Rawat Inap (IRNA) dibagi menjadi 2 bagian, yaitu IRNA I dan IRNA II. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan angka kuman udara yang ada di 7 ruang perawatankelas III di IRNA I RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo.Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitikdengan pendekatan cross sectional. Analisis data menggunakan One Sample Test nilai signifikan 0,058 α berartiHo di tolak. Berdasarkan hasil pemeriksaan, rata-rata angka kuman udara dari 7 ruangan yang diperiksaadalah31714.2857CFU/m3,melebihi standar KEPMENKES RI No. 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang PersyaratanKesehatan Lingkungan Rumah Sakit (200-500 CFU/m3). Rata-rata suhu adalah 29,28 oC, rata-rata kelembabanadalah 64%,rata-rata pencahayaan adalah 201,42 Lux, rata-rata luas lubang ventilasi adalah 2,86 %, rata-ratakepadatan hunian adalah 6,08 m2/orang.Peneliti menyimpulkan ruang perawatan kelas III di IRNA I belumsepenuhnya memenuhi syarat dilihat dari kualitas fisik lingkungan.Peneliti menyarankan, sebaiknya diadakanjadwal pelaksanaan desinfeksi udara di ruangan secara rutin dengan di dukung pengaturan ruangan untuk pasienbaru.
HUBUNGAN LINGKUNGAN FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN TB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MIRIT KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2016 Dewi Prihartanti; Agus Subagyo
Buletin Keslingmas Vol 36, No 4 (2017): Bulletin Keslingmas Vol 36 No 4 Tahun 2017
Publisher : Poltekkes Kemenkes Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (493.411 KB) | DOI: 10.31983/keslingmas.v36i4.3118

Abstract

Tuberculosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacteriumtuberculosis). Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan salah satu faktor resiko penyakitTB Paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lingkungan fisik rumah dengankejadian TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Mirit Kebumen. Penelitian ini menggunakan metode surveianalitik dengan rancangan kasus kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita TB Paru danbukan penderita TB Paru yang berjumlah 40 orang. Tehnik pengambilan sampel menggunakan totalsampling. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara kejadian TB Parudengan luas ventilasi ( p = 0,004; OR = 7,429), pencahayaan alami ( p = 0,004; OR = 7,000), suhu ( p =0,003; OR = 8,500). Disarankan agar setiap akan merenovasi atau membangun rumah agarmemperhatikan aspek sanitasi rumah sehat dan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.