Diabetes mellitus telah menjadi penyebab kematian terbesar keempat di dunia. Setiap tahun ada 3,2 juta kematian yang disebabkan langsung oleh diabetes. Penderita diabetes mellitus di Indonesia sebanyak 4,5 juta pada tahun 1995, terbanyak ketujuh di dunia. Diabetes mellitus diketahui sebagai suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya gangguan menahun terutama pada sistem metabolisme karbohidrat, lemak dan juga protein dalam tubuh. Saat ini, proses pemeriksaan diabetes mellitus dilakukan secara invasive, yaitu dengan pengambilan darah terlebih dahulu. Pemeriksaan ini dirasa kurang efisien karena dapat menimbulkan rasa sakit, trauma, membutuhkan waktu yang lama, dan biaya yang mahal. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu alat pendeteksi glukosa untuk diagnosis dini diabetes secara non-invasive melalui pengukuran kandungan glukosa urin, yang tidak membutuhkan waktu lama serta mudah terjangkau oleh masyarakat. “GLUTIC” suatu inovasi yang dirancang dengan menggunakan metode pendekatan prototype, memanfaatkan sensor serat optik sebagai pemeriksaan diabetes mellitus dapat menjadi salah satu alternatif. Sensor serat optik dibuat dengan cara mengubah fungsi dari cladding serat optik tersebut. Cladding akan dilepaskan dan menyisakan inti serat optik, kemudian inti akan dilapisi cladding baru berupa karbon berdoping tembaga. Serat optik tersebut dicelupkan ke dalam urin yang mengandung glukosa. Ketika serat optik tersebut berinteraksi dengan glukosa, sifat optik cladding akan berubah dan perubahannya ditangkap oleh fotodetektor. Fotodetektor akan merubah inputan menjadi tegangan, kemudian tegangan akan dikonversi menjadi kadar glukosa yang akan ditampilkan pada LCD. Alat ini memudahkan masyarakat mengetahui kadar glukosa urin secara non-invasive sehingga dapat mencegah resiko kematian akibat diabetes sejak dini demi mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan melalui masyarakat sehat dan sejahtera.