Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH KERJA LEMBUR (OVERTIME) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KONSTRUKSI PADA RUSUNAMI MEDAN Wilson Wijaya
Jurnal Teknik Sipil USU Vol 8, No 1 (2019): Jurnal Teknik Sipil USU Volume 8, No. 1 Tahun 2019
Publisher : Jurnal Teknik Sipil USU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.924 KB)

Abstract

AbstrakPada pelaksanaan proyek konstruksi terdapat tiga sasaran yang harus dicapai, yaitu ketepatan biaya, waktu, dan mutu. Harus diusahakan agar biaya tidak melebihi anggaran, waktu tidak melampaui jadwal yang telah ditetapkan, dan mutu sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Untuk mencapai ketepatan biaya dan waktu, produktivitas kerja merupakan hal yang sangat penting. Produktivitas kerja dipengaruhi oleh tiga hal yaitu peralatan, material, dan tenaga kerja. Produktivitas peralatan dapat dihitung dengan mudah berdasarkan manual/petunjuk pemakaian dan kondisi peralatan, adapun produktivitas tenaga kerja lebih sulit dipastikan karena dipengaruhi oleh banyak faktor. Jika pelaksanaan proyek konstruksi mengalami keterlambatan, pada umumnya kontraktor akan melakukan percepatan agar jadwal penyelesaian proyek tidak terlampaui. Percepatan bisa dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan menambah jumlah tenaga kerja pada jam kerja normal (overmanning), menerapkan jam kerja bergantian (shift work), atau menerapkan jam kerja lembur (overtime). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka didapat produktivitas kerja normal pada proyek Rusunami Medan adalah sebesar 7,926 m3 ; produktivitas kerja lembur pada proyek Rusunami Medan adalah sebesar 7,80 m3. Penurunan produktivitas pada kerja lembur berpengaruh terhadap biaya kenaikan upah tenaga kerja. Kenaikan upah tenaga kerja adalah sebesar 128,57%.Kata Kunci : Kerja normal, Kerja lembur, Produktivitas.
PENGARUH KERJA LEMBUR (OVERTIME) TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KONSTRUKSI PADA RUSUNAMI MEDAN Wilson Wijaya
Jurnal Teknik Sipil USU Vol 8, No 1 (2019): Jurnal Teknik Sipil USU Volume 8, No. 1 Tahun 2019
Publisher : Jurnal Teknik Sipil USU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.924 KB)

Abstract

AbstrakPada pelaksanaan proyek konstruksi terdapat tiga sasaran yang harus dicapai, yaitu ketepatan biaya, waktu, dan mutu. Harus diusahakan agar biaya tidak melebihi anggaran, waktu tidak melampaui jadwal yang telah ditetapkan, dan mutu sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. Untuk mencapai ketepatan biaya dan waktu, produktivitas kerja merupakan hal yang sangat penting. Produktivitas kerja dipengaruhi oleh tiga hal yaitu peralatan, material, dan tenaga kerja. Produktivitas peralatan dapat dihitung dengan mudah berdasarkan manual/petunjuk pemakaian dan kondisi peralatan, adapun produktivitas tenaga kerja lebih sulit dipastikan karena dipengaruhi oleh banyak faktor. Jika pelaksanaan proyek konstruksi mengalami keterlambatan, pada umumnya kontraktor akan melakukan percepatan agar jadwal penyelesaian proyek tidak terlampaui. Percepatan bisa dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan menambah jumlah tenaga kerja pada jam kerja normal (overmanning), menerapkan jam kerja bergantian (shift work), atau menerapkan jam kerja lembur (overtime). Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka didapat produktivitas kerja normal pada proyek Rusunami Medan adalah sebesar 7,926 m3 ; produktivitas kerja lembur pada proyek Rusunami Medan adalah sebesar 7,80 m3. Penurunan produktivitas pada kerja lembur berpengaruh terhadap biaya kenaikan upah tenaga kerja. Kenaikan upah tenaga kerja adalah sebesar 128,57%.Kata Kunci : Kerja normal, Kerja lembur, Produktivitas.
ANALISIS KEKUATAN UNSUR ITIKAD BAIK PADA PELAKSANAAN PENDAFTARAN MEREK DI INDONESIA (Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung Nomor 364K/Pdt.Sus-HKI/2014) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 20 TAHUN 2016 Wilson Wijaya; Christine S.T. Kansil
Jurnal Hukum Adigama Vol 1, No 1 (2018): Jurnal Hukum Adigama
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/adigama.v1i1.2181

Abstract

Brand is one part of intellectual property rights. Brand is an identifying mark that distinguishes one's property with another's property. However, there are many parties who have bad faith and want to be a part of other people brand’s fame. So they use the same brand name in order to make the goods produced is well-known. Brand is regulated in law number 20 2016 about brand and Geographical Indication. Therefore we need to register our brand to avoid the parties who have bad faith. The authors want to discuss the issue of the strength of good faith element in the registration of trademarks in the implementation of registration in Indonesia and also the protection for brand holders whose registration are rejected in Indonesia. Author will use normative method and refer to scientific books. The strength of good faith element in registering can be seen in Article 4 of the Trademark and Geographical Indications. For protection, brand holder can register it in advance, if it has been approve, the brand holder can submit claim cancelation that regulated in Article 77 to the Central Jakarta District Court to be reviewed and decided who the trademark is and be prove who has the element of bad faith. It is suggested that the original trademark owner's to register their trademark at brand office Indonesia. For foreign trademark owner, they can also improve their trademark to be a well-known brand.