Irfan Sabarilah Hasim
Institut Teknologi Nasional

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

RANCANGAN KAWASAN OBSERVATORIUM BOSSCHA DITINJAU DARI POLA TATANAN MASSA DAN VEGETASI Irfan Sabarilah Hasim; Thalitha A. Aquila; Wahyu S. Ningrum; Sarah H. Putri; Novia F. Fauziyah Uswatun H.
REKA KARSA Vol 6, No 3
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/rekakarsa.v6i3.3671

Abstract

ABSTRAK Kawasan Observatorium merupakan bangunan yang berperan untuk meneliti Tata Surya dalam ilmu Astronomi. Observatorium Bosscha merupakan observatorium di Indonesia yang dibangun pada tahun 1923 di kota Bandung. Bangunan ini berfungsi sebagai tempat observasi benda–benda luar angkasa, hal ini berpengaruh terhadap bentuk bangunan dan perancangan tapaknya. Dalam hal ini pola tata letak merupakan hal penting untuk menunjang kegiatan yang ada di dalamnya. Tatanan massa pada bangunan observatorium mengalami perubahan seiring dengan perkembangan teknologi pengamatan astronomi yang memungkinkan berbagai tatanan baru. Perancangan observatorium perlu memperhatikan kondisi alam khususnya dalam perencanaan lansekap. Proses pengamatan pada kasus ini menggunakan 2 metoda, diantaranya: Metoda Primer yang dilakukan untuk memperoleh data secara langsung dan sesuai dengan kondisi sebenarnya dengan cara observasi dan wawancara; Metoda Sekunder dilakukan untuk memperoleh teori dan informasi yang mempelajari referensi yang berkaitan dengan subyek yang akan dibahas. Referensi dapat diperoleh melalui media cetak, buku maupun media elektronik. Data analisis tersebut dapat menyimpulkan bahwa secara keseluruhan presentase kesan lapang pada kawasan Observatorium Bosscha sebesar 66,7% dan kesan menghimpit sebesar 33,3%. Selain itu 50% pohon pada kawasan Observatorium Bosscha berpotensi mengganggu kegiatan pengamatan, terutama pada kawasan Unitron yaitu sebesar 60%. Sedangkan kawasan Schmidt memiliki potensi terkecil dari gangguan vegetasi yaitu sebesar 11.1%. Hal ini membuktikan bahwa perlunya pertimbangan terhadap penempatan dan penentuan jenis vegetasi pada kawasan observatorium. Diharapkan ilmu lansekap dan massa bangunan yang berada di kawasan Observatorium dapat dijadikan pedoman bagi perancang. Kata kunci: observatorium, lansekap, vegetasi, tipologi ABSTRACT Observatory area roles to examine the solar system in Astronomy. Bosscha Observatory was built in 1923 that take a place in Bandung city. This building is a place to research the solar system objects, this could react to the form of the building and site design. In this case, massing configuration is an important thing to support the activities. The massing configuration transforms along with the astronomical observations technology that allows variety of new order. Observatory design should notice the surrounding environment in particular on landscape. In this research using two methods, including; Primary Method that undertaken to obtain data directly and appropriate with the real condition by means of observatory and interview; Second Method conducted to gather theory and references that refer to subject to be discussed. Reference can be obtained through printed media, book, and electronic media. Based on data analysis can conclude that 66.7% Bosscha Observatory area has the field impressions, while 33.3% has the crushed impression. And 50% of trees in Bosscha Observatory have potential to disturb the activities of observation, especially the Unitron by 60%. While Schmidt has the smallest potential from vegetation interference only by 11%. It proves that consideration of placement and the determination of the type vegetation in observatory is necessary. Landscape and mass buildings knowledge were expected to be designer’s guidelines for Observatory planning. Keywords: observatorium, landscape, vegetation. typology
Unsur Hijau pada Ruang Publik dan Sisa Halaman Rumah Kampung Cibunut RW 07 RT 05 Kota Bandung Irfan Sabarilah Hasim
Jurnal Arsitektur TERRACOTTA Vol 1, No 3 (2020)
Publisher : Itenas, Institut Teknologi Nasional Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/terracotta.v1i3.4107

Abstract

AbstrakTanaman sangat penting untuk menunjang kehidupan sebagai penunjang kesehatan, pengendali iklim mikro, menyerap polusi bahkan berguna meningkatkan kualitas visual. Kehadiran tanaman di lingkungan perkotaan semakin sulit, mengingat lahan-lahan perkotaan semakin sempit terutama di lingkungan permukiman kota yang umumnya padat dan menyisakan sedikit ruang untuk tanaman. Berbeda dengan permukiman-permukiman padat pada umumnya, Kampung Cibunut RW 07 khususnya RT 05 Kota Bandung terlihat lebih asri, banyak sekali tanaman di lingkungan ini, meskipun lahan terbuka sedikit, gang juga tidak terlalu besar dan teras-teras rumah sangat terbatas. Melihat perkembangan yang sangat baik di Kampung Cibunut, maka penelitian ini layak untuk dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi jumlah dan jenis tanaman, serta cara dan metoda penanaman di ruang sempit dan mengetahui luas diameter tajuk tanaman. Digunakan metoda deskriptif kualitatif, data dikumpulkan melalui survey dan studi pustaka. Data primer diperoleh melalui observasi lapangan, pengukuran dan pencatatan langsung di lapangan. Setiap tanaman diberi nomor, dan dicatat kemudian seluruh data akan dimasukan ke dalam matrik untuk memudahkan perhitungan. Pembahasan dilakukan untuk mendapatkan ragam jenis tanaman, sistem dan cara penanaman, dan luas total tajuk tanaman. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat ditiru dan diterapkan di permukiman padat sejenis di kota Bandung agar dapat meningkatkan keasrian kawasan dan penyerapan polusi.Kata kunci : Tanaman, Unsur Hijau, Lahan sempit, permukiman padat. AbstraCTPlants are very important to support life as health support, control the microclimate, absorb pollution, and even improve visual quality. The presence of plants in urban environments is increasingly difficult, given that urban lands are increasingly narrow, especially in urban residential areas which are generally dense and leave little room for plants. Unlike the dense settlements in general, Kampung Cibunut RW 07, especially RT 05 Kota Bandung, looks more beautiful, there are lots of plants in this environment, although there is little open land, the alleys are not too big and the terraces of the houses are very limited. Seeing the excellent development in Cibunut Village, this research is feasible to do the aim of identifying the number and types of plants, as well as methods and methods of planting in narrow spaces and knowing the diameter of the plant canopy. Qualitative descriptive method is used, data is collected through surveys and literature studies. Primary data obtained through field observations, measurements, and direct notes in the field. Each plant is numbered, recorded and then all data will be entered into a matrix to facilitate calculation. Discussions were conducted to obtain various types of plants, planting systems and methods, and the total area of the plant canopy. It is hoped that the results of this research can be replicated and applied in similar dense settlements in the city of Bandung to increase the beauty of the area and the absorption of pollution. Keywords: Plants, Green Element, Narrow land, dense settlement.