This Author published in this journals
All Journal Jurnal Geosaintek
Regian Erstelle Bowo
Departemen Teknik Geofisika, Fakultas Teknik Sipil Perencanaan dan Kebumian, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

ANALISIS TINGKAT KECOCOKAN PENGGUNAAN BATU BATA PUTIH SEBAGAI BAHAN DASAR PEMBANGUNAN SELOKAN MENGGUNAKAN KONFIGURASI WENNER Theresia Romauli Purba; Vareyna Tsamrotul Fikriyah; Dinda Maulina; Ahdi Awaludin Sholeh; Regian Erstelle Bowo; Widya Utama
Jurnal Geosaintek Vol 7, No 2 (2021)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25023659.v7i2.8589

Abstract

Konstruksi bangunan seperti gedung, jembatan, selokan dan lainnya memerlukan bahan bangunan yang berkualitas. Umumnya selokan memanfaatkan beton yang sudah ditetapkan sesuai standar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecocokan penggunaan batu bata putih sebagai bahan substitusi dalam pembuatan selokan yang ditinjau dari potensi resapan air dengan metode geolistrik konfigurasi wenner serta memperhatikan parameter fisis batuan (densitas, porositas, daya serap air, resistivitas, dan kapilaritas). Data porositas, densitas, dan daya serap air digunakan sembilan sampel batu bata putih berbeda yang kemudian diseleksi untuk diperoleh data sesuai standar. Densitas batu bata putih berkisar 600-1800 gr/m3, sedangkan porositasnya berkisar 21-45%. Rata-rata daya serap air dari sampel yang nilai densitas dan porositasnya sesuai dengan standar adalah 22.93%. Daya serap batu bata putih dianggap kurang baik karena melebihi nilai SNI-10-78 Pasal 6.2.4 (kurang dari 20%). Pemodelan resistivitas 2D menggunakan software Res2Dinv dilakukan untuk mengetahui potensi rembesan air. Hasil pemodelan menunjukkan rentang nilai resistivitas berkisar antara 1,36 – 1995 Ωm sehingga material penyusun batuan diprediksi berupa pasir, kerikil, dan alluvium. Dari semua sampel kering yang digunakan masih diindikasikan adanya air yang ditandai dengan nilai resistivitas air sebesar 0.5 – 300 Ωm. Analisis kapilaritas dilakukan pada permukaan dan bagian dalam batuan berdasarkan parameter ketinggian dan waktu rembesan air. Diketahui bahwa waktu yang dibutuhkan air untuk merambat pada seluruh tubuh batuan relatif lama tergantung pada luas penampang dan tinggi maksimum sampel yang digunakan. Sehingga batu bata putih tidak direkomendasikan untuk digunakan sebagai bahan substitusi dalam pembuatan selokan sebab memiliki daya serap air dan daya simpan air yang relatif tinggi.